tiga puluh tujuh

7.3K 476 27
                                    

Brak

Pintu rooftop terbuka kasar, mengagetkan Fairy dan Kavian disana yang fokus mendengar kan Fairy bercerita sambil memberikan masukan akan kegalauan yang Fairy alami.

Anderson beserta kakek Lewix datang bersamaan menghampiri mereka setelah sebelumnya mendapatkan laporan dari orang yang mereka suruh untuk mencari keberadaan Fairy yang menghilang tiba-tiba dari kamar rawatnya.

Sampai dihadapan Fairy yang tengah duduk diatas sofa berdampingan dengan Kavian, Anderson lebih dulu berlutut, bersimpuh dihadapan Fairy dan menatapnya dengan sendu, ingin ia memeluk putrinya ini tapi ia sadar bahwa Fairy tidak akan menyukai itu, dia senang Fairy sudah sadar dan keadaan nya pun terlihat baik-baik saja, dan yang terpenting putri nya itu masih berada disini bersama nya dalam jangkauan pandang nya, walau tak bisa ia raih dalam dekapan, setidaknya cukup untuk melihat dan memastikan bahwa ia baik-baik saja.

Menggapai tangan kecil putrinya, dan menggegam nya lembut sebelum memulai pembicaraan. "Fairy nak, syukur lah kau ternyata sudah sadar, papa senang kau baik-baik saja, papa sempat panik dan mengira kau pergi lagi tadi meninggal kan papa, dan papa bersyukur itu tidak terjadi." ucap Anderson memulai pembicaraan. Yang hanya ditanggapi diam oleh Fairy, tanpa kata atau pergerakan bearti.

"Nak papa tau kau masih belum bisa me maaf kan papa dan ke empat saudara mu, papa maklumi itu, karna kesalahan kami teramat fatal hingga semudah itu harus mendapatkan maaf dari kamu. Tapi bisa kah kau membuka sedikit saja untuk kami kesempatan untuk lebih dekat dengan kamu, tidak perlu berlebihan cukup biarkan kami berada disekitar mu dan mengetahui kondisi mu agar kami setidaknya tau dan bisa cepat tanggap saat kau dalam kondisi yang seperti waktu lalu misalnya, kami panik dan khawatir rasanya benar-benar tak bisa digambarkan, kami semua ketakutan. Fairy mau ya? Kasih kami kesempatan satu kali saja, kami janji gak bakal kecewain kamu lagi." ucap Anderson panjang lebar pada Fairy untuk meminta kesempatan untuk dekat.

"Aku gak terbiasa, hubungan kita terlalu asing untuk kita bisa saling berkomunikasi apalagi berdekatan." ujar Fairy menanggapi permintaan Anderson.

"Gak langsung dekat kok nak, perlahan saja dulu, kami juga gak akan langsung memaksa kamu, jika memang kamu sedang tidak ingin kami mendekat. Kami hanya akan ada disekitar kamu, dengan jarak tertentu dan akan mendekat jika mendapatkan izin dari kamu saja. Semaksimal mungkin kami akan mengutamakan kenyamanan kamu." jelas Anderson lagi, masih berupaya membujuk Fairy, Kakek Lewix yang berdiri tidak jauh dari mereka hanya mengamati saja, karena dia pun tengah menunggu gilirannya juga untuk berbicara dengan Fairy sama seperti Anderson, meminta kesempatan untuk dekat dengan cucu nya itu. Kejadian waktu lalu menyadarkan mereka, bahwa hubungan mereka terlalu jauh untuk dikatakan sebagai keluarga seperti orang asing, mereka tidak saling terbuka, terlebih Fairy yang seperti menyimpan banyak beban pikiran hingga kondisinya seperti waktu lalu.

"Nak papa mohon, papa gak maksa kamu buat maafin kami kok, pelan-pelan saja kami hanya ingin berada disekitar kamu saja , sudah cukup buat kami, penyesalan ini akan tetap papa bawa sampai mati, yang terpenting papa ingin bahagiakan Fairy, papa dan kami semua, tau kamu sudah banyak tersakiti dan menderita selama ini, jadi izin kan kami untuk membahagiakan kamu ya?" mohon Anderson lagi.

"Ya Fairy, izin kan kami semua memberikan memori baru buat kamu yang dipenuhi kebahagiaan dan semoga bisa menghapus kan memori kelam mu dimasa lalu." sahut kakek Lewix ikut membujuk, bergabung dalam pembicaraan antara Anderson dan Fairy. Yang terlihat jelas masih belum menerima persetujuan dari Fairy.

"Kita lihat nanti saja, cukup kalian berada di jarak aman saja, jangan terlalu intens aku masih butuh waktu, tapi aku tekan kan, aku masih belum bisa memaafkan kalian, memang mudah kata maaf diucapkan, tapi tidak dengan hati aku yang masih benar-benar belum bisa berdamai dengan keadaan." ucap Fairy mengutarakan keputusan nya. Bukan dia memaafkan hanya memberi mereka sedikit kesempatan untuk membuktikan diri, bagaimana cara mereka untuk menciptakan kenangan baru penuh kebahagiaan yang kata mereka bisa menghapus kan kenangan kelam dirinya di masa lalu. Ia tidak yakin mereka bisa berhasil, terlalu banyak luka yang ia dapati mustahil untuk luka itu bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas kan?

"Terimakasih, kami sadar diri, terlalu tidak tahu diri kami jika mendapatkan maaf dari kamu secepat dan semudah itu, kami hanya ingin berada dekat dengan mu, walau masih dengan jarak tertentu, setidaknya kami tau kau baik-baik saja." ucap Anderson senang, mendapatkan persetujuan dari Fairy. kakek Lewix juga, walau dia tidak memberi luka secara langsung dimasa lalu, tapi tidak bisa dipungkiri ia juga terlibat disini dengan sikap egois nya dimasa lalu yang memutuskan hubungan hingga tidak menyadari apa yang terjadi sedari awal. Untuk mencegah Fairy menderita terlalu dalam. Dia menyesali semuanya, andai waktu bisa diputar untuk mencegah akhir yang tidak mereka inginkan ini. Tapi mustahil tiada yang seperti itu di dunia ini.

"Maaf dan terimakasih, kakek juga akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Fairy, kakek sangat menyayangi mu, kau adalah peninggalan terakhir putri ku yang meninggal membawa kebencian dari ku tanpa sempat kami memperbaiki hubungan diantara kami. Kakek menyesali itu semua hingga akhir hayat kakek nanti." ujar kakek Lewix pada Fairy yang hanya bergeming.

"Buktikan, aku ingin melihat hasil bukan omongan semata." ujar Fairy menutup pembicaraan mereka.

"Ya kami akan membuktikan, kami harap kau siap menerima nya nanti." ujar Anderson dengan berbagai rencana yang akan ia realisasikan setelah sekian lama hanya ada di benak dan angan-angan nya saja. Begitu juga dengan kakek Lewix yang sudah tersenyum misterius yang juga sama gilanya dengan Anderson. Sudah bisa dibayangkan akan serepot dan serusuh apa hari-hari Fairy kedepan nya kelak.

"Ai kamu yakin kasih mereka kesempatan?" tanya Kavian setelah Anderson dan kakek Lewix pergi dari hadapan mereka.

"Bukan kesempatan hanya sedikit cela, untuk melihat apa bisa mereka membuktikan omongan mereka itu, yang entah serius atau hanya omong kosong belakang. Sebenarnya aku tidak berekpetasi terlalu tinggi untuk itu, hanya ingin melihat sejauh dan sekeras apa usaha mereka untuk membuktikan diri bahwa mereka telah berubah, setelah dimasa lalu mereka telah maksimal menghancurkan masa kecil ku." jawab Fairy serta menjelaskan maksud ia mengambil keputusan itu.

"Apa pun keputusan kamu, aku dukung, karna hanya kamu yang tau yang terbaik dan nyaman buat kamu, bukan aku atau siapapun yang tidak ada diposisi kamu yang hanya bisa melihat dan menilai tanpa merasakan secara langsung, proses luka itu terjadi, aku harap kamu selalu bahagia apapun keputusan yang kamu ambil." ucap Kavian mendukung apapun yang menjadi pilihan Fairy.

"Terimakasih kamu yang terbaik, termasuk mereka berdua dua curut itu, walau masih kalah jauh sama kamu, setidaknya mereka juga bagian penting dari kebahagiaan aku selama ini." ucap Fairy tulus pada Kavian juga pada kedua sahabatnya yang lain Ares dan Rionel.

"Kita sahabat dan kamu yang paling istimewa dari persahabatan kita, terlebih bagi aku, kamu adalah seseorang yang ingin aku miliki untuk selalu berada di sisiku selama nya, aku sayang kamu." ucap Kavian tulus dengan ber sungguh-sungguh. Membuat Fairy merona malu, ya ampun ia di gombali brondong.

Hai aku kembali lagi

Maaf ya lama up nya, lagi sibuk banget jadi baru sempet ngetik hehe...

Semoga kalian gak bosan ya sama cerita ini

Maaf jika part kali ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian ya.

Buat kalian semua yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini, terima kasih kalian baik banget

Bay...bay.

12 April 202⁴

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang