tiga puluh dua

10.4K 763 68
                                    

Setelah mengalami pergolakan batin antara siap dan tidak nya menerima kenyataan yang kemungkinan akan ia ketahui, disini lah kakek Lewix saat ini duduk berhadapan dengan Fairy ingin mempertanyakan masalah yang membuat nya penasaran.

"Ada apa kakek datang jauh-jauh menemui ku disini? Jangan katakan alasan karena rindu, ayolah kita baru sekitar dua minggu lebih tidak bertemu." tanya Fairy sambil menatap curiga kakek Lewix yang tampak tegang dan gelisah dihadapan nya.

"Ehem...." dehem kakek Lewix sebelum memulai sesi pertanyaan nya.

"Kakek ingin membahas dan bertanya tentang masalah serius dengan mu, ku harap kau bisa menjawab dengan jujur." ucap kakek Lewix memulai pembicaraan nya. Yang ditanggapi Fairy dengan kernyitan dahi heran.

"Tidak janji, sesuai pertanyaan, yang akan kakek ajukan, jika bisa aku jawab maka akan aku jawab." jawab Fairy santai.

"Oke aku akan langsung saja, apa kau putri dari Rebecca? Rebecca lewix atau sekarang telah berganti marga menjadi Rebecca Anderson?" tanya Kakek Lewix langsung keintinya.

tanpa berniat berbohong Fairy menjawab terus terang. "Ya, aku memang putri Rebecca." tidak mungkin ia mendusta, dengan tidak mengakui ibunya yang telah bertaruh nyawa demi melahirkan nya ke dunia kan?

Kakek Lewix tertegun mendengar jawaban jujur Fairy. "Ap...apa? Ja..jadi benar kau putri Rebecca dan bajingan tengik itu?" tanya Kakek Lewix syok, masih tidak bisa mempercayai fakta, bahwa kecurigaan nya selama ini adalah benar."

"Ya, aku cucuk kandang mu, dari anak yang telah kau usir puluhan tahun lalu." ujar Fairy memperjelas, menatap kakek Lewix lurus tanpa emosi apa pun.

"Kau sudah tau? Dan mengenal aku?" tanya Kakek Lewix heran, saat mendengar Fairy mengatakan secara gamblang bahwa dia adalah cucuk kandang nya.

"Ya sejak pertemuan pertama kita, aku sudah mengenali mu."

"Kenapa tak kau katakan sedari awal?" cerca kakek Lewix, heran dengan pemikiran Fairy yang tidak berterus terang sedari awal.

"Apa jika aku jujur saat itu, keadaan akan tetap sama? Aku rasa tidak, kau tidak menerima anak mu tentu saja kau juga tidak bisa menerima aku kan?" papar Fairy pada alasannya yang memilih tidak berkata jujur sedari awal. Mendengar perkataan Fairy sedikit banyak kakek Lewix membenarkan pemikiran itu, mungkin jika saat itu Fairy berkata jujur keadaan tidak akan sama, dirinya pasti lebih memilih menghindar. Tidak ingin terlibat kembali dengan apapun hal yang menyangkut tentang anaknya yang telah membangkang itu.

"Jadi bagaimana? Kau telah mengetahui faktanya kan? Apa kau menyesal sekarang? Sudah aku ingatkan sedari awal, jangan cari tahu tentang diriku lebih jauh lagi atau kau akan menyesal. Untuk saat ini kau masih bisa mundur, setidaknya kau masih bisa mempertahankan kewarasanmu kakek." ucap Fairy mengingat kan, bahwa jika kakek Lewix nekat, masih ada Fakta menyakitkan yang akan menantinya.

"Apa maksud mu dengan menyesal? Aku hanya syok saja, tidak sampai di tahap aku harus menyesal." ujar kakak Lewix pada pemikiran Fairy yang mengatakan ia akan menyesal.

"Ya sudah yang penting aku sudah mengingatkan." ucap Fairy acuh.

"Dan Ibu mu, dimana ia sekarang? Dia pasti berbahagia hidup bersama si Anderson itu, selama puluhan tahun ini kan? hingga tidak ingat untuk pulang dan meminta maaf pada keluarga nya." cerca Anderson sinis.

"Dia sudah meninggal, delapan tahun lalu, tepat setelah aku dilahirkan. Lebih jelasnya ia meninggal karena melahirkan ku." jelas Fairy apa ada nya ia tidak perduli pada Kakek Lewix yang sekarang sudah menampilkan wajah pias, ia sudah ingat kan sedari awal ya, jadi bukan salah nya.

"Me.. meninggal kau bilang, kau serius? Kenapa tidak ada kabar apapun yang kami sekeluarga dapatkan bahwa ternyata Rebecca telah meninggal. Bahkan setelah selama ini!  bertahun-tahun dan kami menjadi orang bodoh yang tidak tau apa pun." cerca kakek Lewix gusar, ini fakta yang tidak pernah ia duga sebelumnya, bahkan untuk dibayangkan sekalipun oleh nya.

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang