tiga puluh sembilan

5K 398 7
                                    

"maaf pak, bu kedatangan kami menggemparkan sekolah ini." ucap Fairy meminta maaf pada kepala sekolah dan guru yang menghampiri mereka.

"Iya gak apa-apa, kami kira siapa yang datang tadi, takutnya tamu penting dan akan tidak sopan jika kami tidak menyambut nya." ucap kepala sekolah maklum.

"Maaf pak jadi ngerepotin dan bikin salah paham, jalanan macet parah kalo pagi dan aku gak suka, maka dari itu kami datang dengan hellikopter kesekolah." jelas Fairy lagi. Mereka bersikap biasa karena sesuai keinginan Fairy tidak ada yang boleh tau bahwa ia adalah pemilik sekolah tempatnya berpijak saat ini.

"Baiklah, jam pelajaran telah dimulai, kalian langsung saja ke kelas, kalian murid baru kan?"

"Ya pak, ini hari pertama kami kesekolah."

"Semoga kalian betah bersekolah disini." pamit kepada sekolah diikuti kedua guru yang mengikuti nya kembali.

"Jir , berasa artis kita dilihatin banyak orang." narsis Rionel. Melihat kerumunan siswa dan guru yang melihat kedatangan mereka yang menghebohkan.

"Bersikap biasa jangan norak." sahut Ares.

"Asu."

_______________

Fairy dan ketiga sahabatnya memilih bangku tengah di dekat jendela untuk tempat duduk mereka, tempat aman minim sorotan dari guru lebih tepatnya. Kalau depan untuk anak pintar yang selalu jadi sasaran yang ditunjuk untuk menjawab pertanyaan, dan bangku terbelakang adalah untuk murid yang selalu dicap nakal dan berisik.

Waktu istirahat tiba, Fairy memilih kantin umum dilantai bawah sebagai pilihan, dan tentu saja dituruti oleh ketiga pengikutnya, meskipun sudah tersedia kantin khusus untuk nya yang disediakan oleh kakek Lewix, Fairy mengabaikan nanti saja saat dirinya ingin, untuk sekarang tidak dulu.

Sampai di kantin mereka disambut dengan suasana kantin yang sudah ramai dan berdesakan oleh mereka para murid. Hingga bangku-bangku yang tersedia di kantin tampak penuh. Hanya set kursi dan meja ditengah Kantin yang tersisa dan  tampak kosong bahkan seakan tak terjamah lebih tepatnya tidak ada yang berniat dan enggan untuk duduk disana entah karena apa.

"Udah hampir penuh semua tempat duduk nya, kita duduk dimana?" tanya Ares pada ketiga sahabatnya.

"Tu ditengah Kantin kosong, duduk disitu aja." sahut Fairy enteng. Segera berjalan menuju tempat yang dimaksud. diikuti oleh ketiganya. Tanpa menyadari tatapan para siswa-siswi disana yang menatap was-was pada mereka.

"Aneh, padahal masih ada yang kosong, kenapa mereka malah lebih milih berdesakan coba?" ucap Rionel heran pada orang -orang yang terlihat mengabaikan kursi kosong yang akan mereka duduki.

"Ntah lah, gak urus dan gak mau tau." sahut Fairy acuh. sudah duduk manis di kursi menunggu pesanannya di antarkan. Di ikuti Kavian yang sudah memilih duduk disebelah kanannya dan Ares disebelah kirinya. Dan Rionel disebelah Ares. Untuk pesanan mereka di pesan melalui aplikasi yang disediakan jadi tidak perlu repot-repot mengantri lagi.

Selang beberapa detik setelah mereka duduk anteng, kantin tiba-tiba hening disusul kemunculan lima orang siswa dengan salah satu sebagai pemimpin, yang seperti nya senior melihat dari tampang mereka yang bossy dan dominan.

Seluruh atensi orang-orang di kantin mengarah pada mereka, dan kelima senior itu secara bergantian, seolah menunggu hal besar yang akan terjadi.

Fairy dan ketiga sahabatnya tentu heran, ada yang salah kah? Pikir mereka

"Kalian murid baru?" tanya salah satu dari Lima senior itu sambil menatap datar mereka berempat, setelah mereka sampai pada tempat yang seharusnya mereka duduki.

Yang di angguki tanpa jawaban dari Fairy. Sementara ketiga sahabatnya juga menatap datar kelima senior itu.

"Pantas, berani lancang." ucap  salah satu dari kelima senior itu. Lingga, yang ditanggapi dengan kernyitan dahi oleh Fairy. Apa maksud nya coba?

"Ini tempat kita, dan semua orang disekolah ini tau itu." jelas geraldi. "Gak mungkin Lo gak tau karena sudah dijelaskan sedari awal kalian MOS kemarin." jelasnya lagi. Membuat Fairy dan ketiga sahabatnya paham, senioritas berlaku disini dan ini adalah salah satunya.

"Kami gak hadir pas MOS kemaren." sahut Ares acuh.

"Ought pantas kalian senyali itu untuk duduk disini, gak tahu ternyata." Sahut Milan paham. Gak ada yang berani sejauh ini selama ini, mereka cenderung takut dan tidak ingin berurusan dengan mereka yang dicap sebagai penguasa sekolah selama ini. Kenyataan yang menyatakan mereka kejam dan suka semena-mena sudah menjadi hal umum di sekolah ini. Dan menghindar ada pilihan mereka.

"Gak ada tulisan yang menyatakan bahwa tempat ini adalah milik kalian disini, jadi ya kami pikir tidak masalah." sahut Rionel kalem. Dengan senyum mengejek pada mereka tanpa takut. Dia ada Kavian oke, yang akan membereskan setiap masalah yang ia, Ares dan Fairy lakukan, jadi untuk apa takut.

"Kalian, songong ya, masih murid baru juga, udah belagu. Nantangin ya?" sahut Jordan tidak suka melihat sikap Rionel yang seolah mengejek mereka.

"Gak kok, kami kan anak baik, jadi kami jawab jujur, kan emang gak ada tulisan nya yang menyatakan ini milik kalian." jawab Rionel masih Santai.

"Emang gak ada, tapi semua orang udah tau itu, jadi kalian pergi, ini tempat kami." sahut  Dikra kaisar selaku ketua dari mereka.

"Gak bisa donk, selagi gak ada cap kepemilikan tempat ini berhak untuk umum." sahut Ares kalem. Masih tidak ingin menurut. Tenang mereka terbiasa memerintah bukan diperintah kecuali Fairy yang perintah nya tidak bisa mereka abaikan.

Suasana makin menegang dengan kedua belah pihak yang tidak ingin mengalah, sama-sama kuat dengan ego mereka masing-masing.

"Permisi ini pesanan nya." ucap seorang pelayan yang mengantarkan pesanan Fairy dan kawan-kawan. Sedikit melonggarkan ketegangan diantara mereka.

"Makasih kak." ucap Fairy pada kakak pelayan pengantar makanan. Yang diangguki olehnya sebelum berlalu pergi.

"Kalian masih ngeyel, gak mau pergi?"  tanya Milan mulai emosi. Kesabaran nya setipis tisu menghadapi murid baru ini.

"Kalau gk mau kenapa? Masalah?" tantang Rionel berani.

"Ka__

"Ai,. masih panas bakso nya, biar aku tiupin dulu, baru kamu makan." ucap Kavian pada Fairy menghentikan aksi Jordan yang akan membalas ucapan Rionel. "Kamu makan donat ini dulu, sengaja aku pesan buat kamu memang. Sambil nunggu baksonya dingin." ucap Kavian perhatian mengambil alih bakso dihadapan Fairy dan mengganti nya dengan donat yang ia pesan.

"Uh... perhatian banget ayank Kavi."  goda Fairy tidak tahu malu, mengabaikan pertengkaran kedua sahabatnya dengan kakak senior dan lebih memilih asik sendiri dengan Kavian seakan hanya mereka berdua dikantin itu. Gak penting perkara kursi dan meja udah kayak rebutan emas permata aja. Lebay pikir nya.

"Kalian ya benar-benar!" Emosi Lingga ingin maju menghajar mereka.

"Kalo bisa bersama kenapa harus ribut sih, lebay amat, tu kursi masih banyak kosong juga, tinggal duduk aja, kenapa mesti diperpanjang masalah kursi, kampungan tau gak." judes Fairy menghentikan aksi Lingga yang akan menerjang Rionel.

"Kalian gak selevel sama kami." sahut Dikra mencemooh.

"Sama aja, sama-sama makan nasi, sama-sama lahir dari emak, bukan dari bapak, apa nya yang beda coba." sahut Fairy Menatap mereka aneh.

"Makan Ai, jangan Diladenin gak waras, ntar kamu ketularan." sahut Kavian menghentikan Fairy yang mulai ikut berdebat. Gak suka ia lihat mereka yang mengambil perhatian Fairy dari nya.

"Oke."



Udah aku doubel ya up nya, buat kemaren-kemaren yang banyak bolong hehe

Hai aku kembali lagi

Semoga kalian gak bosan ya sama cerita ini

Maaf ya kalo part kali ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian

Buat kalian semua yang udah baca dan kasi vote buat cerita ini, terima kasih kalian baik banget

Bay...bay ..

15 April 202⁴

Fairy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang