SATU

5.3K 189 25
                                    

"Perasaan-ku, aku tahu kamu tidak peduli."
(BAB 1-Penolakan dan Cerita Kalung)

***

SEMUA orang yang kenal Arkan pasti berpendapat kalau Arkan suka sama cewek, nggak mungkin ada cewek yang bakal nolak dia. Ya, dia-Samuel Arkan Junario. Cowok dengan tubuh tinggi semampai. Dia tidak putih, namun kulit-nya eksotis. Wajah-nya lumayan tampan. Kalau bisa dibilang dia salah satu idola sekolah. Setiap gerak - gerik-nya begitu karismatik. Apalgi dia ramah dan murah senyum. Tipe - tipe anak populer banget.

Kalau kalian melihatnya sendiri mungkin kalian akan setuju.

Arkan baru duduk di kelas sebelas Sma Merpati. Dia juga mengetuai ekskul paskibra, dimana ekskul itu menjadi kebanggaan sekolah. Setelah menyabet juara pertama di perlombaan paskib tahunan.

Ini rahasia, tapi semua cewek bisa saja berteriak histeris saat Arkan membuka kausnya. Arkan itu...ehem, sixpack.

Bukan hanya populer di bidang akademik. Dia juga kesayangan para guru. Karena menjadi ketua paskibra tidak membuat nilai akademisnya terganggu.

"Aura, ayo kita pacaran!"

Suara Arkan seakan menggema. Diikuti hening yang menyelimuti. Tak elak semua orang yang saat itu memang sedang terfokus padanya melotot kaget.

Cukup lama, sebelum suasana berubah riuh. Siul - siul dari anak laki -laki dan teman - teman Arkan bersahutan. Seperti kobaran api yang sengaja menyulut emosi Pak Wiranto.

"Ehem."

Deheman dari Pak Wiranto selaku kepala sekolah seperti-nya tidak menjadi momok lagi bagi siswa- siswi Sma Merpati. Semua tidak langsung diam, namun justru makin gencar menggoda Arkan.

Suasana upacara Hari Pendidikan Nasional yang mula-nya berjalan khidmat jadi hancur. Arkan, selaku pemimpin upacara dihadiahi tatapan tajam dari para guru karena dianggap sudah menciderai ke-khidmat-an upacara bendera.

Bukan-nya membubarkan barisan, malah mengeluarkan suaranya keras - keras. Nembak cewek pula. Barisan yang semula rapi justru jadi tak berbentuk sekarang. Para siswa asik bersiulan dan bisik - bisik.

Sementara itu, Aura, menggeram. Mata-nya melotot marah. Teman- temannya sudah saling dorong dibelakang. Menggoda sekaligus mendesaknya untuk segera menjawab Arkan.
Aura sudah siap. Cewek itu siap menyembur Arkan dengan kata - kata pedasnya. "GOBLOK." Aura berteriak tanpa suara. Berharap cowok sinting di depan-nya segera menghentikan aksi gilanya.

Namun Arkan diam saja, masih menatap Aura intens.

Nekat banget si.

"Ck. Makan apa sih tu anak. Idiot bener,"gumam Aura pelan. Gadis itu komat - kamit dan melayangkan tatapan ganasnya.

Sesekali ia melirik Pak Wiranto was - was. Bapak Kepsek yang terhormat sedang menatap-nya tajam sekarang.

Mampus!

Muka Aura merah padam.

"Gimana Ra? Cinta gue kali ini diterima kan?" Arkan tersenyum percaya diri. Selanjutnya, teman - teman Arkan menyorakinya.

Justru Aura heran, kok bisa, dia seperti tenang -tenang saja. Setelah menggemparkan satu sekolah seperti ini? Baru sadar kalau yang sedang kita bicarakan saat ini adalah seorang Arkan teman - teman.

"Dasar idiot. Bikin gue malu aja," ucap Aura dalam hati.

"Maaf... "ucap Aura datar. Tanpa ekspresi, tanpa beban. Mematahkan harapan murid - murid yang semula berteriak "ciee" atau "terima - terima".

Arkan dan AuraWhere stories live. Discover now