DUA PULUH DUA

779 32 0
                                    


Just The Way You Are - Bruno Mars.

-------

~ " Berakit - rakit kehulu, berenang - renang ketepian. Aku suka kamu dulu, kamu suka aku belakangan." ~

***

Senandung lagu slow yang dinyanyikan Arkan tidak lantas membuat Aura mengantuk namun justru tertawa.

"Suara kamu aneh. " Celetuknya dari jauh.

Arkan tersenyum meski dia yakin Aura tidak bisa melihatnya.

"Bagus ya? " Tawa Arkan percaya diri.

Eh? Bagus dari mana-nya?

"Enggak. Hahahaha. "

Suara telfon tiba - tiba terputus setelah suara Aura menggema disana. Gadis itu mengerutkan keningnya. Tidak lama setelah itu, ponselnya berdering lagi.

Panggilan masuk dari Arkan.

"Halo? " Sapa Aura.

"Putus. Sinyalku ilang. "

"Ohhhh. Aku kira kamu marah tadi. "

"Kenapa marah. Emang bisa aku marah sama kamu?" Goda Arkan sambil terkekeh. Tidak tahu mempan atau tidak yang penting gombal dulu.

"Kan tadi aku ketawain kamu. " Aura membalas.

"Mau marah tapi nggak jadi. "

"Kok nggak jadi? "

"Terlalu sayang kan, nggak bisa marah jadinya. "

Aura menenggelamkan wajahnya ke bantal di depannya dan menjerit tertahan. Tidak lupa dia menjauhkan ponselnya terlebih dahulu. Malu kalau didengar Arkan.

"Yang, kamu ketawa ya? "

"Ha? Apa? Enggak kok. " Jawab Aura dengan nada ragu - ragu.

Yang?

Sekarang bibir Aura berkedut. Ia menahan senyum.

"Besok ada konser dekat GOR. Ada kembang apinya. " Arkan meneruskan ucapannya.

"Ya terus? "

"Mau kesana sama aku? "

Ini Arkan mengajaknya nonton konser? Kencan?

"Kamu ngajak aku nonton konser? " Nada bicara Aura berubah riang.

"Enggak. Kita nonton kembang apinya aja dari GOR. " Ekspresi wajah Aura berubah terterkuk. Arkan sengaja php dan membuat Aura jadi berharap mereka akan nonton konser bersama.

"Aku lagi nggak ada duit sekarang. Kita nonton dari GOR aja ya? Tetep asik kok. " Arkan membujuk dengan nada yang kedengaran agak mendesak.

"Iya. "

"Kamu enggak kecewa kan? " Kecewa.

Arkan dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang