DELAPAN BELAS(c)

1.3K 58 7
                                    

"Percaya sama gue. Aura nanti pake kaos. "

Mata Arkan melirik perempuan yang duduk di depannya. Sedangkan perempuan itu sibuk meneliti buku menu , mencari menu yang kira - kira ingin ia pesan.

Sebenarnya agak sulit untuk mengakui ini. Tapi tebakan Calvin lagi - lagi nggak meleset jauh. Aura memakai kaus biasa dan jelana jeans selutut. Tidak seperti bayangan Arkan yang agak berlebihan. Atau mungkin, dia sendiri yang menganggap semua ini kencan seperti di film romasa.

"Lo mau pesen apa? " suara Aura mengambil kesadaran Arkan sepenuhnya. Kembali, cowok itu fokus menatap Aura yang juga menatapnya. "Gue nasi goreng sama chocolatte aja deh. "

"Iya, gue juga mau itu. "

Setelah menyebutkan pesanan mereka ke waiters, mereka justru lebih sibuk ke ponsel masing - masing. Namun beberapa saat kemudian, Arkan membuka suara.

"Waktu itu, lo benerin nunggu gue? "

Aura terdiam sebentar. Tangannya menaruh ponsel di atas meja, "Iya. "

"Kenapa? "

"Udah nggak penting-," ujarnya. "Tapi menurut gue penting. " ucap Arkan agak ngotot. Seenaknya menyambar Aura yang belum selesai bicara.

"-sekarang. "

"Kalau menurut lo penting kenapa waktu itu lo nggak dateng? " jleb. Aura menembak Arkan tepat sasaran. Sekarang, cowok itu jadi merasa serba salah.

Aura sadar akan hal itu. "Udah. Nggak papa. Lo ada urusan waktu itu. Nggak usah dibahas lagi. Lagipula kita udah sepakat buat baikan kan, bukan buat berantem. " ada secercah kebagiaan saat Aura berucap seperti itu. Seperti gadis itu lebih berusaha berinisiatif untuk menjaga hubungan keduanya baik - baik saja. Tidak se-tidak peduli itu, seperti dulu.

Arkan menarik senyum simpul, "Makasih udah berusaha ngerti. "

"Aura menurut lo, kita pergi berdua, itu kencan? "

Bulu mata Aura terangkat, bersamaan dengan pesanan mereka yang diantar ke meja. "Makasih. " ucap Aura pada pelayan tadi.

Gadis itu langsung menyendokkan nasi goreng ke mulutnya. Sampai penuh. Mungkin untuk menghindari jawaban dari pertanyaan Arkan barusan.

"Ra. Lo belum jawab pertanyaan gue. "

"Kita ini, lagi nge- date? " tanya Arkan memberanikan diri.

Aura nyaris tersedak saat itu juga. Kalau diartikan secara harfiah, kencan seperti dua orang lawan jenis yang saling pendekatan melalui kencan, ah, nggak bisa dibilang begitu juga. Terlalu cepat melangkah ke langkah itu.

"Menurut gue, kita cuma pergi makan biasa. Lo kan, yang ngajak gue nyoba menu kafe disini? Yaudah, sebatas itu aja. "

"Sori An. Gue nggak mau kasih lo harapan." kata Aura dalam hati. "Gue cuma nggak mau menyakiti lo lebih dalam. Saat hati gue masih ketarik di orang yang sama. "

"Oh...gitu ya. "

Ada raut wajah kecewa, namun hanya sebentar. Arkan cukup rapi menyembunyikan. Hanya senyum paksa yang kini terlukis. Tidak ada obrolan apapun lagi. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.

***

An.

THANKS BUAT VOTE-NYA!

Makasih juga buat kalian yang udah mau baca cerita aku walaupun juga cuma sedikit sekali yang komen.

Tunggu update selanjutnya ya.

See you later...

Arkan dan AuraWhere stories live. Discover now