TUJUH BELAS

1.1K 48 2
                                    

~"Gue minta maaf. Gue nggak mau usaha gue selama ini sia - sia. Plis jangan diemin gue lagi kayak sebelum - sebelum-nya. "~

CALVIN merekahkan senyum-nya. Sesekali tangannya menepuk bahu Arkan pelan. Dengan gerakan lambat. Cowok itu terkekeh sesekali.

"Sekarang lo tahu kan? Rasanya marahan sama pacar kayak gimana. Dulu aja, lo bilang gue menye - menye." cibir Calvin. "Sekarang rasain! "

Cowok itu menyambar roti cokelat milik Arkan dan mulai melahapnya. "Roti gue, "pekik Arkan tertahan.

Arkan mendesah kesal. "Gue belum pacaran aja udah gini. Apa gue nggak usah pacaran aja ya? " Calvin mengernyit, kunyahan cowok itu berhenti sesaat, "Maksud lo, lo mau berhenti ngejer Aura gitu? "

Arkan menggeleng. "Enggak. " sahutnya.

"Maunya langsung merit aja. Kan enak, he he he. " Calvin berdecak. Menoyor kepala Arkan, lalu berujar lagi. "Gue juga mau kalau itu. " kirain.

Sebenarnya Arkan memasang wajah melas agar Calvin memberinya penyelesaian. Biasanya kan, cowok itu bijak. Tapi sekarang justru dikasih wejangan - wejangan nggak penting.

"Cewek itu butuh kesungguhan. Dia bakal luluh kok, cuma butuh waktu. Lama lagi butuh waktunya. " Calvin berujar tiba - tiba.

Arkan menoleh lalu mengangguk singkat untuk menanggapi. Ia setuju dengan asumsi Calvin kali ini, "Gue capek. Udah hampir lima tahun kalau dipikir - pikir gue ngejer - ngejer dia. "

Calvin terkekeh, tangannya ditaruh ke pundak Arkan sebentar.

"Ya sabar lah bro. Derita lo suka sama cewek model gitu. " tawanya sarat akan ejekan.

"Elo juga sih. Kadang, cewek itu suka sama cowok yang jaim - jaim sok cool gitu. Terus juga yang dingin, yang nggak banyak tingkah. Ada juga yang suka sama cowok badboy ekstrem gitu. Cuma menurut gue, karakter badboy di dunia nyata justru buat cewek - cewek ogah deket - deket. Ngerokok, tawuran, nge-club. Gitu deh. "

Arkan diam menyimak Calvin. Selesai Calvin berbicara baru cowok itu menyela. "Yakan gue dulu pernah pake cara dingin sok - sok kece gitu. Tapi keberadaan gue malah kelelep nggak kelihatan sama Aura. "

"Boro - boro dia suka. Kenal gue aja kagak. Tahu gue pernah dilahirkan aja kagak. " cowok itu mrmasang raut wajah nelangsa. Memperlihatkan kepada Calvin bahwa ia sungguh - sungguh tidak tahan.

Ada benarnya juga. Karena dulu Aura tidak mengenal Arkan mungkin, kalau Arkan tidak mengejar Aura mati - matian hingga membuat geger satu sekolah.

Waktu smp, Arkan menggunakan cara itu. Keren, jaim, dan semua tipe yang dikatakan Calvin. Hanya saja, peredarannya di dunia justru tidak diketahui Aura. Mulai dari mengirim surat kaleng, memberi kalung, sampai pura - pura lewat di depan cewek itu. Bukan sekali - dua kali. Namun hasilnya nihil.

Sampai akhirnya setelah di terima di sma yang sama dengan Aura, Arkan menggencarkan pengejarannya. Prinsip Arkan : kejar sampai dapat.

Kalau ia tidak yang memulai, bisa - bisa Aura diambil orang. Judes - judes begitu Aura lumayan cantik. Tanpa Aura tahu Arkan berusaha keras menghalau semua orang yang mendekati gadis itu. Sampai - sampai terlalu fokus pada orang yang mendekati Aura. Hingga Arkan tidak melihat mungkin, Aura menyukai seseorang. Kemungkinan itu Josh. Aura mungkin menyukai Josh.

Arkan dan AuraWhere stories live. Discover now