DUA PULUH LIMA (a)

711 31 0
                                    

Selamat membaca!

-----------

~It's feels like nobody can understand me. I mean you, too. ~

***

Arkan menyeret tangan Aura paksa. Wajahnya sudah merah padam walau semula pucat.

"Arkan stop! Sakit! " Aura mulai naik pitam.

Cowok itu berhenti, mengatur napasnya dan berbalik menghadap Aura.

"Kamu ngapain sih sama dia? Kalau nggak ada yang nganter kamu sekolah kamu bisa telfon aku. Yang pacar kamu itu aku, " ujar Arkan dengan suara se-halus mungkin. Meski tetap terselip emosi dan nada tidak suka disana.

"Kamu nggak bisa dihubungi, " sahut Aura santai.

Arkan mendesah lelah, "Hape aku kemarin mati. Pagi ini udah bisa dihubungi kok kalau kamu mau nelfon aku."

"Oh ya? Kemarin aku nelfon kamu berkali - kali. Aku chat kamu. Tapi nggak kamu bales sampe sekarang," sahut Aura ketus.

"Aku mau hubungin kamu hari ini Ra. Cuma aku takut kamu marah karena aku tiba - tiba ngilang. " Arkan mencoba menggapai tangan Aura meski cewek itu terus membuat gestur menjauhinya.

"Kamu udah coba? Nggak kan? "

"Oke, aku minta maaf. Tapi aku cuma nggak mau kita berantem gara - gara ini. "

"Lo egois kalau gitu! "

"Egois? Sebelah mana Ra? Aku pagi - pagi ke kelas kamu nyariin kamu. Tapi kamu malah berangkat sama dia," rajuk Arkan dengan rasa kesal luar biasa.

"Kamu cemburu? " Tanya Aura dengan raut wajah datar.

"Iya! Gimanapun kamu pernah cinta sama Joshua. Aku cemburu, itu jelas. "

"Aku mau ke kelas," putus Aura singkat. Gadis itu berjalan cepat meninggalkan Arkan. Tidak mau lagi memperpanjang perdebatan diantara mereka.

***

Aura kesal.

Tadi pagi Arkan menemuinya dan langsung marah seenak jidat. Ditambah pengakuan terang - terangan kalau cowok itu sedang cemburu. Kan buat orang salah tingkah sendiri.

Apalagi sampai jam segini Arkan tidak menghubunginya. Cih! Tadi bilangnya mau cepet menghubungi Aura, tapi ponsel Aura bersih dari notifikasi dari cowok itu sampai sekarang.

Ting!

Aura membuka locksreen ponselnya terburu - buru. Ada notif dari Arkan.

From : Arkan

Ke balkon sekarang.

Aura melompat dari kasurnya dan membuka pintu balkon. Matanya langsung menangkap sosok Arkan sedang berdiri dibawah sana. Tangannya memegang papan tulis bertuliskan "I'm sorry" dan wajahnya dia buat semelas mungkin.

Aura mendengus.

"Weird! " Teriaknya tanpa suara. Dia masuk ke dalam kamar dan menutup pintu balkon dengan gerakan cepat.

Arkan dan AuraWhere stories live. Discover now