DELAPAN

1.7K 82 1
                                    

~Tidak ada yang mencintaimu sehebat aku. ~

***

Buru - buru Aura mendorong Arkan bersembunyi saat Josh mengucapkan salam di pintu rumah-nya.

Aura berhenti sebentar, mengambil napas. Setelah dirasa cukup, ia membukakan pintu untuk Josh dan mempersilahkan Josh untuk masuk.

Kalau nggak ada Josh, Aura udah melempar Arkan ke kandang harimau mungkin.

"Ra. Habis ukk gue boleh main rumah elo kan?" Tanya Josh kali ini. Wajahnya tersenyum, nggak sadar apa kalau yang didepannya udah meleleh.

Aura mengangguk senang, "Lo kan udah main nih."

Arkan yang bersembunyi di belakang sofa yang diduduki mengumpat pelan.

"Bilang aja mau modus!" Celetuknya.

Untung pelan.

"Ha?" Dahi Josh mengernyit.

"Tadi kek ada yang ngomong. Lo denger nggak Ra?"tanya Josh.

Aura menggeleng ragu. Ulah Arkan ada - ada saja.

"Ya gue lah goblok." Cetus Arkan lagi.

Aura melotot sampai bola matanya seakan mau menggelinding dari tempatnya.

Dikibaskan kuat - kuat tangannya ke udara. Ia terkekeh menutupi kegugupannya.

"Ah. Mana ada. Kucing kali!" Celetuknya. "Ya nggak cing!" Lanjutnya lagi, ia mengkode Arkan.

"Meoww."

Josh tertawa, "Iya kali. Yaudah gue langsung pulang aja. Gue cuman mau ngasih lo martabak ini. Mainnya besok aja. Semangat belajar ya Ra!"ujarnya lalu melangkahkan kakinya ke pintu keluar.

"Hati - hati Josh!"seru Aura. Josh mengangguk dan tersenyum tipis.

Bersamaan dengan itu Anjani masuk dengan muka lelah. Rambut-nya sudah ia cepol jadi satu ke atas.

"Temennya Aura? " Ada raut tegas namun lelah disana.

"Iya kak. "

Anjani mengangguk, dan mengkode Josh agar segera pulang.

"Kenapa belum balik? " Anjani bertanya saat dirasa Josh tidak kunjung menerima kode-nya.

Josh menggaruk tengkuk-nya kikuk. "Iya kak. Saya duluan. "

Disisi lain Arkan langsung duduk di samping Aura. Tanpa ba-bi-bu dia menyambar empat martabak sekaligus dan menyumpalkan ke mulutnya hingga terisi penuh.

Aura melotot kaget. "Heh. Lo ngapain seenak jidat makan martabak gue. Itu jatah gue buat belajar taik." Cerocosnya.

"Ehglo khan ghuye jugak nehgmenin eghlo byelajar." Jawab Arkan dengan mulutnya yang masih terisi penuh.

"Serah lu dah."

Arkan memutar badannya menghadap ke Aura. Meneliti gadis itu. Berusaha membaca ekspresinya.

"Lo kok kelihatan... sumringah?"tanya Arkan.

Aura tersenyum sendiri. Aura nggak kesambet penunggu di sini kan?

Arkan berpikir keras. Mungkinkah..?

"Jangan bilang lo suka Joshua?"tanya Arkan tidak suka. "Joshua kayaknya tadi kesini mau modusin elo deh. Gue nggak suka lo dimodusin cowok laen." Terangnya.

"Ish apaan sih. Sok tau deh lo." Ketus Aura.

Diambilnya satu potong martabak lagi. Arkan mengunyah martabak itu lamat - lamat. Lalu menelannya.

Arkan dan AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang