TUJUH

1.7K 92 4
                                    

~Gue memang peduli. Karena gue sayang sama lo. Apa itu kesalahan? ~

***

"Arkan pacaran ya, sama tuh anak baru? "

Beberapa gadis - gadis sedang bergosip di koridor saat Aura berjalan di depan mereka. Mau tidak mau, Aura mendengar-nya walaupun tidak berniat nguping.

"Katanya sahabatan doang. " Ujar teman yang satu-nya.

"Sahabat kok kemana - mana nempel mulu. "

"Itu-mah lo yang ngiri. "

Aura berjalan santai, melewati segerombolan cewek yang sedang bergosip tanpa tahu tempat.

Tepat, sebelum Aura masuk kelas, Arkan dan Abel muncul di ujung koridor. Dengan sisa tawa yang Aura sendiri tidak tahu menahu mereka sedang menertawakan apa.

Sedetik setelah-nya, mata Arkan menangkap mata Aura. Mereka bertatapan mata sebentar, sebelum Aura dengan cepat memutus kontak mata itu dan masuk ke kelas. Menahan rasa penasaran-nya yang mulai muncul, namun ia tepis cepat - cepat.

***

Deretan rumus dan integral membuat otak Aura makin mengepul mengeluarkan asap.

Aura mendengus berkali - kali saat pengawas ujian kali ini sama sekali tidak membiarkan muridnya menyontek sedikitpun.

Sesekali alam bawah sadar-nya memerintah-nya untuk kembali memikirkan kejadian tadi pagi. Tentang Arkan dan Abel. Namun logika Aura segera menepis-nya. Mengatakan kalau fokus mengerjakan soal lebih penting saat ini ketimbang memikirkan hal lain.


"Gila! Njirr bener soalnya. Mana pengawasnya Pak Edy lagi. Mampus kan gue nggak bisa nyontek." Rebecca mengomel begitu sudah berkumpul dengan Aura, Sarah, dan Amanda di kantin.

"Alah. Itu mah elo-nya aja yang nggak belajar." Amanda malah mencibir.

Rebecca emosi, "Heh nenek gayung! Enak aja lo ngatain gue nggak belajar. Liat nggak kantung mata gue segede gini,"tunjuknya pada kantung matanya.

"Selow kali bos," ujar Amanda.

"Elo kenapa Ra? Kepala lo sakit?" Tanya Sarah kali ini. Aura terus memegangi kepalanya dengan satu tangannya. Mukanya pucat dan lesu.

Rebecca dan Amanda langsung ikut - ikutan menatap Aura.

"Ra. Lo nggak papa kan?" Tanya Rebecca.

Aura memasang tampang sedihnya. "Ini udah parah. Gue mau jujur sama kalian."

Ketiga perempuan itu menatap Aura serius. Aura memiliki penyakit serius?

"Kalian nggak tahu gue kenapa?" tanya Aura lagi.

Sontak ketiga kompak menggeleng.

"Lo harus cerita kalau ada apa - apa." ucap Rebecca.

"Lo nggak liat?" Ia menghembuskan napasnya memberi jeda, "Otak gue mengepul gara - gara ngerjain soal mat tadi." tukas Aura.

"Lahhh."sahut ketiganya.

***


Abel menatap cewek - cewek yang mengelilingi Arkan dengan tatapan tidak suka.

Arkan dan AuraWhere stories live. Discover now