4

5.4K 497 7
                                    


***Kemarin pas nulis part ini di  dictionary

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***Kemarin pas nulis part ini di  dictionary.com pop up kata Saudade...jadi buat yang bertanya-tanya apa itu Saudade jawabannya adalah ini. Kalau bahasa indonesianya BAPER hahahahaha...

***warning typo dan jangan lupa voment yaaa


Ava Argani

Aku memperhatikan Desi yang sedang merias wajahnya di depan cermin dengan tubuh masih berbalut handuk. Sejak tadi aku masih setia menjadi penonton aksi sahabatku itu tanpa berniat segera beranjak dari ranjang. Sebenarnya aku sama sekali tidak bersemangat untuk diajak kemanapun malam ini. Aku hanya ingin memanjangkan tubuh di atas kasur empuk ini dan terlelap tanpa perlu bermimpi.

"Des, emang nggak ada waktu lain untuk balas dendam?" aku bertanya dengan suara kusetel semalas mungkin agar membuat sahabatku itu bisa membaca keinginan hatiku.

"Nggak bisa, darling. Dia pilot. Dia hanya punya beberapa jam di sini. Dan menurut Mbak Arin dia selalu menghabiskan waktu di Tropiz. Nih Mbak Arin baru WA, temannya Erick yang juga kenalan Mbak Arin baru ngasih info mereka lagi kongkow di Tropiz." Desi menjawab dengan begitu bersemangat sambil memberi perona di kedua pipinya. Dia sama sekali tidak menangkap isi hatiku.

"Kita nggak akan lama, Va. Sebentar aja." Janjinya sambil menoleh ke arahku yang masih nyaman memeluk guling. "Ganti baju gih ntar kudandanin." Sambungnya lagi yang membuatku langsung meringis.

"Emang harus dandan ya?"

"Ya biar bisa menarik laki-laki playboy itu."

"Lo aja kan? Lo yang berniat menarik perhatian si playboy itu."

Desi tampak berpikir sebentar.

"Iya juga sih, tapi tetap aja lo jangan keliatan lusuh dong ah..." Desi cemberut kembali menatapku. Jadi aku memang terlihat lusuh? Aku berdesis tak percaya sambil cepat-cepat melihat diriku melalui kamera ponselku. Aku hanya bisa menarik napas berat melihat wajah kusamku yang hampir setahun tidak pernah tersentuh krim mahal dari salah satu klinik kecantikan.

Aku bukan tipe perempuan yang tidak suka dandan, tentu aku suka tampil cantik juga apalagi bila kamu selalu bepergian kemana-mana dengan si nona Desi ini, paling tidak agar kamu tidak terlihat seperti gunung hijau dan jurang yang dalam. Tentu saja yang satunya terlihat menyehatkan mata dan satunya membuat kamu menutup mata. Oke mungkin aku terlalu berlebihan mengecilkan kelebihan diriku dengan perbandingan ini. Kalau kalian sudah pernah melihat Tania, tentu saja aku tidak jauh berbeda dengan dia. Hmmm...baiklah, kalau yang ini bisa kubilang berlebihan karena bagaimanapun Tania jauh lebih cantik dariku. Kecantikan yang bisa membuat kepala siapa saja akan menoleh saat kamu berjalan tanpa perlu usaha keras.

"Ava!" jeritan Desi menyentakku keluar dari pikiranku yang sibuk mengoceh sendiri dengan tangan yang masih belum lepas dari kamera ponsel yang merefleksikan wajah kusamku.

SAUDADE (Fly Me High) -  BACA LENGKAP DI STORIAL.COWhere stories live. Discover now