18

3.2K 385 12
                                    

***Hi..hi...sorry updatenya cukup lama karena kehidupan nyata lagi hectic banget...harap maklum ya....be careful dengan typonya :)

Ava Argani

Tidak ada hal di dunia ini yang dapat mengganggumu sebanyak pikiranmu sendiri. Begitulah yang terjadi padaku. Pandanganku nanar ke depan menembus kaca mobil ke arah jalanan Jakarta yang begitu padat di siang ini. Aku tidak mengerti kenapa aku begitu ingin lari dan menghindar dari Rama ketika aku tahu dia sedang dalam perjalanan ke rumahku. Ini salah, Rama harusnya bukan menjadi sesuatu yang traumatis buatku. Aku memainkan jariku dengan gelisah.

"Kamu tahu ada pepatah yang mengatakan bahwa diam itu emas? Tapi kamu tahu nggak kalau manusia nggak tahan terhadap kesunyian selama lebih dari 45 menit. Dan hal ini sudah dibuktikan dengan rekor yang dibuat oleh sebuah labrotarium di Amerika." Mataku mengerjap seolah baru saja disadarkan oleh seorang penghinoptis saat aku mendengar suara laki-laki di sebelahku mulai berbicara panjang lebar. "Dan sepertinya kita bisa mengalahkan rekor itu." Dia sekilas melirik jam di pergelangan tangannya. "Yup, 50 menit." Sambungnya lagi sambil menoleh ke arahku.

"Maaf." Responsku pendek dengan kepala setengah menunduk.

"Siapa yang kamu hindari?" pertanyaannya tidak mengubah posisi kepalaku karena saat ini aku menyadari bahwa aku sudah membawa diriku untuk masuk ke dalam masalah yang sudah sejak awal ingin kuhindari. Berada berdua lagi dengan Erick.

"Kamu bisa mengantarku pulang?" kataku lirih dengan sedikit ragu memandangnya. "Maaf aku sedang nggak berpikir jernih." Ucapku lagi. Aku bisa melihatnya membuang napas dengan ekspresi tak percaya.

"Kamu tadi bilang mau mendengarkan apa yang ingin aku katakan. Aku ke rumahmu karena aku bertujuan untuk mencarimu dan menanyakan satu hal sama kamu. Kamu lupa yang sudah kamu omongkan satu jam yang lalu?"

"Baiklah." Aku kembali berkata dengan nada sedikit menyesal. Aku benar-benar kacau saat ini. "Kamu bisa berhenti di mana saja dan kita bisa bicara." Aku meliriknya. Lebih baik aku tuntaskan masalah apapun yang sudah tidak sengaja aku ciptakan dengannya lalu kembali ke rumah dan mulai belajar berpikir jernih.

"Oke."

Dan ia mengarahkan mobilnya masuk ke sebuah jalanan yang tidak teralu ramai kemudian berhenti di sebuah restoran yang dari luar tidak terlihat begitu ramai, hanya ada dua buah mobil yang terparkir di halamannya yang cukup luas. Setelah turun dari mobil, Erick berjalan selangkah lebih dulu dariku. Aku mengekorinya dari belakang.

"Aku yakin sekali kamu belum makan siang kan?" katanya saat menarik kursi di meja yang letaknya tidak jauh dari jendela kaca besar restoran ini. Dengan gerakan kepalanya dia sedang mempersilahkan aku duduk saat aku mengira ia sedang menarik kursi itu untuk dirinya sendiri. Aku terdiam sejenak sebelum akhirnya menempati kursi itu dan Erick sendiri mengambil tempat di depanku. Dan aku sempat, dalam beberapa detik, menyapu pandanganku pada sosok di depanku ini. Aku kemudian menyadari laki-laki ini biasanya ada dalam liga yang sama dengan Tania. Aku tidak bisa mengabaikan begitu saja ketertarikan Desi waktu itu ketika dia mengaku dia bisa saja jatuh cinta dengan playboy ini. Lalu kenapa laki-laki ini justru ada di sini bersamaku? Jantungku berdebar pelan saat matanya menangkap basah apa yang sedang kulakukan. Secepat kilat aku mengalihkan pandanganku dan berharap dia tidak sedang membaca pikiranku. Seorang pelayan datang membawakan buku menu dan memberikannya pada kami dan hal ini membuatku mampu menarik napas lega. Namun jujur saja aku tidak punya selera makan saat ini karena itu aku juga tidak serius membaca barisan menu yang tercetak di buku. Aku malah memberanikan diri untuk melirik lagi laki-laki di depanku dari balik buku menu di tanganku berusaha agar ia tidak menangkap basahku lagi. Wajahnya terlihat serius meski hanya untuk memilih menu dan aku sendiri tidak mengerti kenapa aku tidak berhenti berusaha untuk terus memandangnya dengan diam-diam seperti ini.

SAUDADE (Fly Me High) -  BACA LENGKAP DI STORIAL.COTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang