23

3.1K 362 11
                                    


Erick Leitner

Ini adalah momen tiga puluh detik terbaik dalam hidupku. Aksiku ini terasa sangat dramatis seperti sebuah potongan gambar dari karya sekelas Robert Zemeckis atau satu bagian terpuitis dari novel terbaik karya Nicholas Spark? Hey, tidak ada salahnya kan aku tahu siapa itu Nicholas Spark? Perempuan di sekelilingku sebagian besar menyukainya. Oleh karena itu mereka berakhir membenciku karena di mata mereka aku bukan tokoh sempurna seperti dalam novel-novel roman itu. Tapi sekarang aku hanya ingin meminjam salah satu kalimat yang mungkin ada dalam barisan kalimat puitis penulis itu, aku ingin sekali menghentikan waktu.

Dengan jarak sedekat ini aku bahkan bisa menghirupi aroma rambut hitam sebahunya. It smells like candy. Ya! Dan aku suka. Tubuhnya terasa ringkih dalam dekapanku sehingga membuat aku harus sangat hati-hati agar tidak menyakitinya, meski aku ingin mendekapnya lebih kuat dari sekarang agar bisa menghentikan isaknya.

Perlahan tubuhnya bergerak melepaskan diri dariku. Ia menyeka kedua matanya dan secepat kilat menyambar tisu yang diletakan di antara kursi kami. Sinar matahari sore mulai menembus kaca depan mobil dan membias di wajahnya. Aku kembali menyalakan mesin mobil. Belum ada yang berbicara di antara kami. Aku meliriknya dan melihat dia masih sibuk menenangkan dirinya dengan kepala setengah menunduk. Lima menit kemudian aku kembali meliriknya dan kali ini ia juga sedang melihat ke arahku. Dan seperti yang sudah bisa kuduga, ia memalingkan wajahnya sangat cepat, berusaha lari dari mataku.

"Kamu sudah tenang sekarang?"

"Ya." Jawabnya menyerupai bisikan. Aku tersenyum sendiri sekaligus memuji diriku yang sudah memberanikan diri menawarkan sebuah pelukan padanya. Untung saja ia tidak menolakku meski perlu beberapa detik ia akhirnya memasrahkan dirinya padaku.

"Va," panggilku. Ia menoleh sekilas. "Kamu tahu kan aku menyukaimu?" dia tidak menjawab pertanyaanku. Kukumpulkan segenap keberanianku untuk membawa kembali topik ini ke hadapannya. Aku menarik napas dan menghembuskannya pelan agar ia tidak membaca kegugupanku.

"Aku meralat penawaranku saat itu. Aku nggak ingin menjadi temanmu. Aku ingin menjadi orang yang spesial buat kamu." Kataku cukup lancar namun tentu saja berbekal mental yang baja agar aku siap dengan jawabannya yang tidak sesuai harapanku.

"Kenapa aku?" suaranya terdengar sangat pelan. Aku kembali memandangnya sekilas dan sempat menangkap sinar matanya yang terkesan ragu akan kata-kataku. Aku memilih tidak langsung menjawab. Aku harus memilah kata yang tepat untuk kusampaikan padanya agar ia bisa percaya. Namun entah kenapa gambaran lalu lintas yang padat di luar sana sama sekali tidak membantuku. Aku tidak menemukan jawaban apa-apa yang sekiranya tidak terdengar seperti jawaban yang dibuat-buat.

"Karena....sepertinya semesta yang menginginkan itu." What the...! Kata-kata apa ini? Makiku dalam hati. Ketika aku sibuk mengutuki diriku karena sudah begitu berani mengikuti jejak Nicholas Spark yang tentu saja sangat tidak cocok keluar dari mulutku, disebelahku aku melihat Ava sedang berusaha menahan senyumnya. Oke, apakah ini pertanda baik? Aku mengerutkan keningku saat memandangnya.

"Kamu becanda kan?" katanya lagi dan membuatku paham dengan makna senyumnya tadi. "Kata-katamu tadi becanda kan?" ia memperjelasnya. Aku hanya bisa meresponnya dengan senyum, jemariku mengetuk-ngetuk pelan setir di depanku. Situasi macet parah seperti ini mulai bisa kunikmati. When time literally stands still!

"Aku serius." Jawabku penuh percaya diri. Senyum tipis yang tadi terukir dibibirnya dan sedikit menghapus gelayut mendung di wajahnya perlahan sirna. "Ok it was so...lame." Aku berdesis kecil. "Tapi aku serius, Va. Aku menyayangi kamu."

"Aku..." dia memandangku dengan sinar mata yang sulit kupahami. Ada rasa takut di dalamnya dan aku bisa memahami hal itu.

"Sebutkan alasan kita nggak bisa bersama, selaian alasan Tania." Aku mencoba perlahan membuka hati dan pikirannya. Dia diam. "Hanya satu alasan itu kan?" tegasku lagi.

SAUDADE (Fly Me High) -  BACA LENGKAP DI STORIAL.COWhere stories live. Discover now