25

3.8K 446 39
                                    


***Warning: Typo

Ava Argani

Bayangan kabur yang tertangkap penglihatanku persis seperti gambaran detik-detik sang pemeran utama di film-film menangkap lagi kesadarannya setelah pukulan keras yang ia terima dari sang antagonis? Entahlah tamparan ini benar-benar membuat jiwaku sejenak terbang pergi. Aku bisa mengecap rasa asin di sudut bibirku. Kupejamkan mata sebentar untuk memulihkan kesadaranku. Aku bisa merasakan sepasang tangan meraih tubuhku.

"Non Ava." Suara Bik Imah yang terdengar khawatir masuk ke pendengaranaku dan memaksa kelopakku membuka. Tangan tuanya itu mengelus punggungku dan berusaha menarikku bangkit. Lamat-lamat suara denging di kuping kiriku menghilang dan aku bisa menangkap suara-suara teriakan marah yang bersumber tak jauh dariku.

"Kenapa kamu kasar sama Ava? Gimana kalau ada apa-apa sama dia?"

"Dia sudah keterlaluan dan dia pantas mendapatkannya. Memang ya...buah busuk akan selalu jatuh nggak jauh dari pohonnya."

Aku meringis saat nyeri di pipiku kian terasa saat aku berusaha bangkit dibantu Bik Imah.

"Va..." Mitha mendekatiku dan ikut memegang lenganku. "Kamu nggak apa-apa? Ya Tuhan!" Mitha tampak terkejut saat memandang wajahku. Aku sendiri tidak tahu bagaimana rupaku saat ini namun dari ekspresi Mitha, tamparan Aldo benar-benar mengukir sesuatu di wajahku. Mataku menangkap sosok Aldo sedang terengah masih memandangku. Kilat di matanya menandakan amarahnya masih belum terkuras habis.

Bik Imah membantuku duduk di salah satu kursi meja makan. Ia berlari cepat ke dapur.

"Aku nggak tahu harus bilang apa saat semua teman-temanku mengirimi foto kamu dan laki-laki itu. Jadi begini kerjaanmu di luar sana? Mencari laki-laki yang sudah punya ikatan? Kamu memang nggak ada bedanya sama ibumu!" suara tinggi Aldo terdengar kembali. Dan kata-katanya kali ini justru meruntuhkan semua pertahanan yang susah payah kubangun saat ia tadi menanmparku. Aku tidak menangis saat itu namun sekarang....butir-butir air mataku menetes tak berhenti. Kerngkonganku tercekat.

"Nggak seperti..." aku menelan ludahku. "Nggak seperti itu." Aku terisak pelan. "Aku nggak punya hubungan apa-apa dengannya." Aku berusaha membela diriku. Namun Aldo tetap meraau mengeluarkan semua kosa kata yang paling menyakitkan. Aku mecoba menulikan pendengeranku namun tidak mampu.

Dari luar terdengar Mobil Mama memasuki pekarangan. Bik Imah yang sedang mencoba mengompres pipiku dengan air panas berlari tergopoh ke luar. Aku melihat Mitha berusaha membujuk Aldo untuk masuk ke kamar untuk mendinginkan suasana. Dan aku sendiri segera bangkit dari kursiku dan memutuskan kembali ke kamarku.

"Mau kemana kamu? Kita harus selesaikan semuanya di sini dengan Mama ada di sini!" perintahnya lagi.

Mama muncul lewat pintu samping bersama Abie dan Sashi. Aku tidak tahu apakah Abie dan Sashie menyaksikan kekerasan yang dilakukan Papa mereka padaku tadi.

"Ada apa ini? Siapa yang memukul siapa?" Suara Mama mengisi ruangan. Aku lihat Tania juga mengekor dari belakang dengan wajah penuh tanya.

"Papa pukulin tante Ava." Lapor Abie dengan wajah takut-takut memandang ayahnya. Sedang aku sibuk membersihkan wajahku yang basah sambil mengontrol perasaanku.

"Ada apa Aldo?" Mama memandang Aldo kemudian berganti memandangku. Dan hanya beberapa detik kemudian aku bisa melihat kelopak mata Mama membesar kaget. "Apa yang kamu lakukan?" Mama sekali lagi bertanya pada Aldo.

Tania berlari ke arahku dengan wajah cukup terkejut dan ia meringis melihat wajahku yang mungkin saat ini sudah berubah warna.

"Dia....dia bikin malu Ma! Tadi aku tiba-tiba ditelepon beberapa temanku, mereka bilang dia selingkuh sama pacar seorang artis dan berita beserta fotonya udah kesebar dimana-mana."

SAUDADE (Fly Me High) -  BACA LENGKAP DI STORIAL.COWhere stories live. Discover now