Request

4.3K 239 3
                                    

Sabtu sore itu saya bersantai seperti biasa di kamar saya. Pulang dari kampus saya merebahkan diri sambil mendengarkan musik klasik favorit saya. Mendengarkan musik klasik selalu berhasil mengusir segala penat yang saya rasakan.

Walaupun malam ini saya memiliki janji untuk dinner dengan Arqie, saya tidak mau 'heboh sendiri' seperti kemarin malam. Cukuplah kemarin malam menjadi pelajaran berharga buat saya. Saya tidak akan bergerak seinchi pun dari tempat saya berbaring hingga ada konfirmasi selanjutnya dari Arqie.

Mama tiba-tiba masuk ke dalam kamar saya dan mengernyitkan dahi melihat saya yang masih mengenakan kaos oblong tanpa make up apapun.

"Kok belum siap-siap? Bukannya mau pergi malam ini?" Tanya mama

"Nanti aja ma." jawab sy singkat.

"Tumben. Kemaren udah siap-siap dari jam 4. Malah udah dandan heboh dan siap pergi jam 6. Sekarang kok udah jam 6 masih belum ngapa2in." Sanggah mama lagi

"Tunggu konfirmasi dari Arqie aja dulu. Nanti kejadian lagi kayak kemaren. Udah siap-siap, ternyata batal." Ujar saya santai.

"Emang udah kamu tanya ke Arqie, jadi atau engga?" Cecar mama.

Saya menggeleng.

"Lahh... gimana si Arqie mau konfirmasi kalo kamu bertanya pun tidak. Atau jangan-jangan, ini karena Arqie yg ngajak pergi jadi kamu ga mau mempersiapkan diri dengan baik?" Selidik mama.

"Maksud mama?" Tanya saya bingung.

"Iya. Jangan-jangan karena bukan Diqie yang ngajak pergi, jadi kamu ga mau tampil maksimal, mempersiapkan diri dengan baik." ulang mama lagi.

"Ahh.. Engga kok ma. Mama ada-ada aja deh ngambil kesimpulan kok aneh banget gitu." Bantah saya.

"Sudahlah... Percuma kamu tutupi dari mama.. Mama tau. Kamu suka kan sm Diqie? Sekuat apapun kamu membohongi diri kamu sendiri, tetap akan terlihat juga. Mama cuma mau kasih tau, mungkin Ini lah yang disebut orang Cinta Kelapa. Kamunya cinta tapi dia ga ngerasain apa-apa." oceh mama.

Saya membelalakkan mata mendengar ocehan mama,

"Ngomong apa sih ma. Makin ga jelas deh.. Siapa juga yg membohongi diri sendiri? Cinta kelapa apaan? Orang shana ga cinta sama Diqie, apa yang harus ditutupin." ujar saya sewot.

Heran deh. Akhir-akhir ini banyak yang sok tau dengan 'perasaan' saya. Asal nuduh aja. Bukan cuma bang Yuan, adik saya, bahkan Mama juga nuduh saya suka sm Diqie.

Mama mengangkat alis menatap saya tak percaya,
"Ini buktinya. Giliran kemaren si Diqie yang ngajak pergi, jam segini kamu udah cantik minta ampun. Nah, giliran Arqie yang ajak pergi, kamu malah ogah-ogahan gini, bahkan ga lebih cantik dari si mbok. Boro-boro dandan. Mandi aja belum."

"Bukan gitu ma. Bukan karena Shana jatuh cinta dengan Diqie terus Shana excited mau pergi dengan dia. Cuma hari ini Shana males dandan kalo ujung-ujungnya batal lagi." bantah saya keukeuh.

"Kamu boleh bilang begitu kalo kamu memang sudah bertanya sm Arqie. Kalo bertanya pun tidak, semua orang juga tau kalo itu berarti kamu ga 'excited' untuk ketemu Arqie seperti ketika kamu mau ketemu Diqie kemaren." ujar mama tidak mau kalah meniru istilah yang saya gunakan.

Saya menghela nafas panjang mengalah,
"Oke. Oke. Shana bakalan tanya ke Arqie supaya mama ga mikir Shana 'cinta kelapa' lagi ke Diqie."

Mama menggeleng-gelengkan kepala mendengar kata-kata saya,
"Shana.. shana.. ini sudah 3 tahun sejak kamu kenal Diqie.. dan selalu begini.. Sia-sia dong Allah SWT menganugerahkan IQ tinggi sama kamu tapi bahkan mikirin hal sesimple ini pun kamu ga bisa." mama selalu saja sewot kalo itu menyangkut Diqie. Mungkin di benak mama, saya adalah perempuan yang 'gagal move on', tidak bisa mengakhiri hubungan dengan Diqie. Tp mau mengakhiri apa, memulai saja belum.

ShanarqieWhere stories live. Discover now