All Out Of Love

3.7K 159 12
                                    

Ponsel nya berdering menghentikan perdebatan kami. Mata kami langsung tertuju pada layar ponselnya. Pacarnya kembali menelpon. Arqie menoleh menatap wajah Saya untuk melihat reaksi Saya. Saya masih terus menatap layar ponselnya dan berkata

"Angkat aja" ujar Saya. Arqie menggeleng menolak perintah Saya.

"Kenapa?" Tanya Saya singkat.

"Nanti kamu marah" jawabnya

"Saya ga punya hak buat marah. Ga masalah. Angkat aja" jawab Saya ketus

"Bukannya 1 jam yg lalu kamu marah krn dia menelpon ya?" Tanya Arqie

"Itu sih bukan karena telponnya. Tp krn kamu bohong. Angkat aja." Perintah Saya sekali lagi.

Arqie masih menggeleng

Saya menghela napas dan berkata

"Kenapa lagi? Sdh Saya bilang Saya ga akan marah. Kamu mau sayang-sayangan di depan Saya juga boleh, Saya ga bakalan marah kok (cm langsung nyetrum aja pake stun gun)" Tegas Saya sekali lagi.

Arqie masih tidak mau mengangkatnya

"Nanti Saya dikira masih memberi harapan pada dia." Tolak Arqie

"But I want to hear everything from her. Bukankah ini kesempatan yg bagus untuk mengkonfirmasi seluruh cerita kamu langsung kepada yang bersangkutan. Atau jangan-jangan sebetulnya kamu masih belum putus dengan dia?" Tantang Saya.

Mendengar keraguan Saya, Arqie segera menekan tombol hijau di ponselnya dan meloudspeaker agar Saya bs mendengar percakapan mereka berdua.

"Halo" sapa Arqie dingin dengan lawan bicara nya diseberang sana

"Sayang.... akhirnya diangkat juga.. Udah ratusan kali aku nelpon tapi ga pernah diangkat.. hiks... hikss.. aku sedih banget... aku kangen... Aku ga bs ngelupain aa'. Jangan gini sayang... Aku janji mau berubah. Kasih tau aku apa yg harus aku perbaiki. Yang penting kita bs balikan lg... pliiss... aku sayang sm aa'.. aku cinta sm aa'.. aku ga mau kehilangan aa'. Kasih aku kesempatan" pinta suara di seberang sana sambil menangis, memelas meminta kesempatan.

Perut Saya tiba2 terasa begah. Saya merasa mual. Rasanya ingin muntah. Arqie menoleh menatap wajah Saya, dia melihat reaksi Saya yg meringis. Dia menggenggam tangan Saya dan bertanya setengah berbisik
'are you okay?'

Saya mengangguk
'that's okay. Go on..' bisik Saya sambil melepaskan genggaman tangannya

Arqie kembali berbicara dengan perempuan yg ada di telvon.

"Maaf. Tp hubungan kt sdh tidak bs diperbaiki lg. Ini yg terbaik untuk kita. Dan Saya mohon, jangan panggil Saya sayang lagi. Kt sdh tidak pacaran. Saya sdh memberitahu kamu bahwa hubungan ini sudah berakhir dr 1 bulan yg lalu. Saya harap kamu bs menerima dengan lapang dada untuk kebaikan kita berdua" jelas Arqie dingin. Dia melirik Saya seolah bertanya apakah yg disampaikannya sdh tepat.

Saya mengangguk.

Suara di seberang sana masih menangis

"Tp kenapa a'? Kenapa hubungan kt ga bs diperbaiki lg? Sampai saat ini, aku ga bs lupa semua kenangan tentang kt. Air mata ini masih terus mengalir setiap ingat aa'" Lanjutnya.

That's it! Ini kesempatan bagus untuk memberitahu dia alasan yg sbnrnya.

Laki-laki di sebelah Saya mencoba menjelaskan kembali

"Banyak perbedaan di antara kita. Perbedaan pandangan dan terutama perbedaan pola pikir. Banyak cara berpikir kamu yg tidak bs Saya mengerti dan tidak bs Saya terima. Bahkan Saya tidak yakin kalo itu masih bs diperbaiki. Jadi lebih baik kita sudahi saja hubungan kt sampai disini" ucapnya lagi.

ShanarqieWhere stories live. Discover now