Saya memencet bel di depan pagar sebuah rumah besar yang berada di tengah kota. Seorang satpam keluar, dia pun segera membuka pagar ketika melihat saya. Saya mengemudikan mobil masuk ke dalam gerbang kemudian turun menuju ruang tamu rumah tersebut. Kembali saya menekan bel di depan pintu rumah. Seorang ibu tukang bersih-bersih rumah tersebut membukakan pintu.
"Ehh.. Neng Shana, udah datang? Masuk neng.. Ibu tadi sore pergi sama bapak, katanya bentar lagi pulang. Neng shana disuruh tunggu dulu" ujarnya.
Saya tersenyum dan mengangguk. Hmm.. tumben.. Biasanya kalo sudah janjian, tante dinda tidak akan pergi kemana-mana hingga saya datang. Ahh, mungkin suaminya yang ajak pergi.
Saya kemudian melangkah masuk menuju ruang tengah. Rumah itu sudah seperti rumah kedua bagi saya.
Saya meletakkan tas di depan tv dan merebahkan badan di sofa empuk itu. Terakhir saya kesini 1 bulan yang lalu. Sejak saya masuk fakultas kedokteran, saya sudah jarang datang ke rumah ini, itu sebabnya saya tidak pernah bertemu dengan perwira-perwira akpol yang kata tante dinda sering nongkrong di rumahnya.
Saya memandang piano yang berada di sebelah kiri saya yang menjadi pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah. Sudah hampir 2 bulan saya tak berlatih piano. Saya bangun dari sofa berwarna biru itu untuk berjalan ke arah piano lalu duduk di depan tuts-tutsnya. Saya melemaskan jari dan bersiap memainkan sebuah lagu favorit saya.
Biasanya saya akan memainkan piano saja, tapi karena rumah itu sedang kosong, tidak ada orang, maka saya sekalian berlatih vokal sembari menekan tuts-tuts di piano itu. Jari saya mulai menari memainkan A Thousand Years dari Christina Perri. Suara saya menggema di ruangan itu
"The day we met,
Hari dimana kita bertemuFrozen I held my breath
Membeku aku menahan nafasRight from the start
Tepat sejak di awalI knew that I'd found a home for my heart beats fast
Aku tahu bahwa aku telah menemukan rumah untuk hatiku yang berdebar kencangColors and promises
Warna dan janjiHow to be brave?
Bagaimana untuk menjadi berani?How can I love when I'm afraid to fall?
Bagaimana aku bisa mencintai ketika aku takut untuk gagalBut watching you stand alone?
Tapi melihatmu berdiri sendirianAll of my doubt suddenly goes away somehow
Seluruh keraguan seketika menjauh pergi entah bagaimanaOne step closer
Satu langkah lebih dekatI have died everyday waiting for you
Aku telah mati setiap hari menunggu untukmuDarling don't be afraid
Sayang jangan takutI have loved you for a thousand years
Aku telah mencintaimu untuk ribuan tahunI'll love you for a thousand more..
Aku akan mencintaimu ribuan tahun lagi..
Tiba-tiba seseorang duduk di sebelah saya dan ikut menekan tuts-tuts piano di sebelah saya.
Tangan saya terhenti. Saya mematung memandang wajah pria di sebelah saya. Dia tersenyum melihat saya sekilas, jarinya melanjutkan lagu yang saya mainkan tadi dan ikut menari di atas hitam putih tuts piano. Dia pun mulai bernyanyi.
YOU ARE READING
Shanarqie
Non-Fiction"Mohon maaf. Saya tidak bersedia untuk pacaran. Saya bukan lagi anak SMA yang bertahun-tahun pacaran and end up with nothing. Jika kamu sungguh mencintai saya, Lamar saya kepada orang tua saya" Jangan tertipu. Itu bukanlah kalimat permintaan. Tapi m...