LAGI

3.4K 192 1
                                    

Pacaran? Hmmm.. Entahlah... Saya merasa terlalu tua untuk sebuah kata "pacaran" walaupun umur saya masih 22 tahun. Yang tergambar di benak saya untuk sebuah kata "pacaran" adalah anak SMA yang mojok makan bakso berdua di kantin sekolah, nonton bioskop di akhir pekan, chat setiap saat, dan telponan berjam-jam hingga larut malam. Saya tidak bisa melakukan itu semua karena pertama, jelas saya tidak doyan bakso. Kedua, akhir pekan saya sudah sibuk dengan jadwal menari, siaran, taekwondo dan les piano. Sesekali mungkin bisa, itupun saya harus menukar jadwal siaran dengan teman yang lain. Sementara telponan di malam hari berjam-jam hingga larut, I will never do that! Malam hari adalah satu-satunya waktu yang saya miliki untuk tidur. Jika saya memiliki tugas atau musim ujian, saya hanya bisa tidur 4 jam. Lantas, apa yang akan terjadi dengan kesehatan saya jika 4 jam itu dipakai untuk telponan. Bagaimana saya bisa membalas chat setiap saat sementara pasien saya mengular di luar? Jadi sungguh, saya bingung dengan definisi Pacaran.

"Pacaran itu emang ngapain aja sih?Jika bagi kamu pacaran itu adalah salah satu cara agar saya tidak dimiliki oleh orang lain, maka kamu salah besar. Kamu sendiri sudah mengalaminya, ketiga pacar kamu toh tetap dimiliki oleh orang lain. Jika pacaran bagi kamu untuk sekedar mencari perempuan yang bisa diajak hepi2, nonton bioskop, karaokean, makan-makan, menghilangkan kesepian dengan chat atau telponan berjam-jam, mengobati rasa sakit kamu karena dikhianati, So sorry, I'm not the one you are looking for, saya bukan orang yang kamu cari. Saya tidak bisa menyembuhkan trauma kamu karena bahkan saya sendiri sedang berjuang untuk menyembuhkan trauma saya. Jika memang itu semua yang kamu maksud, saya sarankan lebih baik kamu mencari wanita lain yang bisa mewujudkan harapan kamu itu." Tolak saya.

Arqie menghela nafas panjang. Dia semakin menggenggam erat jemari saya,
"Apakah saya terlihat seperti seorang 'play-boy'? Bocah laki-laki yang masih ingin 'bermain' di mata kamu? Coba lihat mata saya, apakah kamu tidak melihat keseriusan disana? Tidak ada sama sekali keinginan saya untuk 'having fun' dengan kamu. Selama saya hidup, tidak pernah sedikitpun terbersit niat untuk mempermainkan wanita, bahkan saya selalu berusaha menghormati mereka sebagaimana saya hormat pada Ibu saya dan sebagaimana saya menjaga adik perempuan saya. Saya juga tidak meminta kamu untuk menyembuhkan trauma saya. Saya hanya meminta kamu untuk membuka hati kamu dan menerima saya sebagai pacar kamu. Karena bagi saya pacaran adalah sarana untuk mengenal kamu lebih jauh. Pacaran adalah salah satu sarana untuk mulai 'beradaptasi' dan memahami sifat kita masing-masing sehingga kedepannya kita tidak terlalu kesulitan untuk bertoleransi pada jenjang yang lebih serius. Lebih baik 'gagal' pada saat pacaran daripada 'gagal' pada saat sudah lamaran, apalagi gagal di dalam ikatan pernikahan. Malu nya tidak hanya kita yang menanggung, tapi juga keluarga besar. Pacaran adalah masa kita menilai, apakah saya layak untuk jadi pendamping kamu seumur hidup, begitu juga sebaliknya, apakah kamu layak jadi pendamping saya untuk selamanya." Jelas Arqie

Saya tertawa.

Alasan klise yang sudah saya dengar dari banyak laki-laki. Mudah saja bagi saya untuk membantahnya,

"Kalo cuma sekedar mencari tau dan lebih mengenal satu sama lain, untuk apa kita pacaran? Toh berteman juga bisa saling mengenal. Teman saya yang laki-laki, mereka mengenal saya dengan baik tanpa harus berpacaran dengan saya. Saya pun mengenal mereka dengan baik. Tidak ada larangan untuk menelpon ataupun sms. Kalopun di kemudian hari ada yang tidak disukai dengan kepribadian saya, kamu bisa pergi dengan bebas tanpa meninggalkan luka bagi kita satu sama lain. Kamu bisa menentukan kriteria layak atau tidaknya saya menjadi pasangan kamu cukup dengan status pertemanan, tidak perlu ikatan yang lain." Jawab saya tegas.

"Bagaimana saya bisa menilai komitmen kamu jika tidak ada ikatan? Bahkan kamu bebas untuk dekat dan jalan dengan laki-laki manapun. Bagaimana saya bisa menilai kamu adalah orang yang khianat atau tidak? Saya baru bisa menilai kesetiaan kamu jika menjadikan Kamu milik saya seorang. Hanya milik saya, tidak boleh berbagi dengan yang lain."

ShanarqieWhere stories live. Discover now