Extra Chapter

3.5K 164 3
                                    

(Masih POV Arqie)

"Tolong Jaga Shana.." pinta Diqie kepada sahabatnya

Arqie mengerutkan kening mendengar permintaan laki-laki yang ada di depannya,
"Jaga Shana? Gue ga salah dengar? Lo minta gue jaga Shana? Kenapa bukan lo? Bukannya itu sudah jadi tugas lo selama 3 tahun ini? Terus knp sekarang lo nyuruh gue yang jaga Shana?" Tanya Arqie sarkas.

Diqie tertohok mendengar penolakan Arqie. Sepertinya Arqie sudah mengetahui semua cerita antara dia dan Shana.

Diqie mencoba menjawab pertanyaan retoris Arqie,

"Itu karena lo suka sama Shana."

Arqie tertawa sinis,
"Kata siapa? Lo tau kan Shana bukan tipe cewe idaman gue." Elak Arqie dingin.

Diqie ikut mengerutkan keningnya mendengar bantahan Arqie,
"Lo lupa kalo lo sendiri yang minta izin ke gue kalo lo mau deketin Shana?!"

Arqie tertawa,
"Apa kalimat itu berarti gue suka sama Shana? Bisa jadi pas gue PDKT sama Shana, gue nemuin hal-hal yang tidak menyenangkan yang bisa buat gue ilfeel. Lo tau kan kalo gue lebih suka cewek yang sederhana, manja dan penurut. Bukan yang seperti shana, mandiri, tegas dan anggun. Shana itu tipe perempuan idaman lo qie, bukan idaman gue." Elak Arqie lagi.

Diqie kali ini ikut tertawa sinis,
"Exactly! Gue juga mikirnya gitu ar! Awalnya gue pikir Lo ga bakalan tertarik sama Shana, karena Shana bukan tipe perempuan idaman lo yang manut, kalem dan manja. Tapi belakangan gue sadar, pesona Shana terlalu sulit untuk ditolak oleh seseorang yang merasa dirinya laki-laki. Dia terlalu mengagumkan untuk seorang makhluk bernama wanita. Shana jadi pengecualian. Walaupun dia bukan tipe perempuan idaman lo, tapi dia berhasil buat lo jatuh cinta kan?" Tanya Diqie sambil menatap tajam mata Arqie.

Arqie menatap Diqie tak kalah nyalang.

Arqie mengatupkan gerahamnya,
"Lo juga cinta sama Shana kan, qie? Lo sengaja nge-rahasiain perasaan lo dari semua orang demi menjaga Shana supaya dia ga kambuh. 3 tahun lo berusaha melindungi Shana sepenuh hati dan sekarang kenapa malah lo serahin ke gue urusan lo itu?!" Tanya Arqie dengan suara bergetar menahan emosi.

Pupil mata Diqie membesar mendengar semua yang dikatakan Arqie. Sahabatnya itu ternyata mengetahui rahasia yang disimpannya selama ini.

"Gue ga ada perasaan apa-apa sama Shana..." ujar Diqie mencoba membantah.

"Berhenti bohongin gue qie!! Kebohongan lo cuma merusak semuanya! Merusak persahabatan kita! Merusak perasaan Shana bahkan merusak kesehatan Shana dan lebih penting lagi, merusak kebahagiaan lo sendiri!" Amarah Arqie membuncah, "lo mungkin bisa ngelak dari Yuan, Warsid, Nata dan yang lain. Tapi lo ga bisa bohongin gue lagi, qie! Lo bilang lo ga ada perasaan apa-apa sm Shana?? Bullshit!!! Semua pengorbanan yang lo lakuin ke Shana selama 3 tahun ini untuk menjaga Shana, lo anggap apa? Dan sekarang lo masih bilang 'ga ada apa-apa' sm Shana? Lo pikir gue manusia goblok yang bisa lo tipu-tipu?! Lo pikir gue laki-laki kacangan yang bersedia nyela cinta di antara kalian?! Lo terlalu ngeremehin gue, qie!" Arqie sudah tidak sanggup lagi meredam semua emosinya.

Diqie terdiam mendengar semua yg dikatakan Arqie. Dia memang tidak bisa menyembunyikan rahasia apapun dari sahabatnya ini.

Diqie masih berusaha mengingkari perkataan Arqie,
"Nyela cinta siapa, ar? Cinta apa? Cinta diantara siapa? Oke, gue ngaku, gue emang cinta sama Shana. Tapi dia ga punya perasaan apa-apa sama gue! Dia ga cinta sama gue, ar! Ga ada cinta diantara kami! Cuma ada gue yang cinta bertepuk sebelah tangan!"

"Shana cinta sama lo, qie! That's the fact! Andai saat itu lo jujur kalo lo cinta sama Shana dan lo cuma nunggu saat yang tepat untuk mengutarakan isi hati lo, gue ga akan pernah masuk dalam kehidupan percintaan kalian. Gue ga akan biarin perasaan cinta gue untuk shana berkembang begitu hebat dalam hati gue kayak sekarang. Gue ga akan pernah ganggu hubungan kalian. Gue ga akan pernah ada di dalam kehidupan Shana! Dengan kelakuan lo yang kayak gini, Lo cuma buat gue kayak kambing congek di antara kalian!" Jawab Arqie marah.

ShanarqieWhere stories live. Discover now