Rekonsiliasi

5.1K 198 24
                                    

Sudah 12 hari dari pertemuan terakhir kami di kota bandar lampung, hari-hari kembali sy jalani dengan kehadiran Arqie. Walaupun tak sempat bersua, kami berkomunikasi intens melalui telpon ataupun sms. Hari-haripun berlalu dengan sangat cepat.

Lagi-lagi secara tidak sengaja sy bertemu dengan Nata di rumah sakit saat sy sedang jaga. Dia sedang menunggu ibunya yg sedang di inhalasi karena serangan Asthma. 

Jika ingin menuruti dendam yg ada di hati, ingin rasanya sy meninggalkan mereka dan tidak mau mengawasi hingga obat nya habis, tapi atas dasar kemanusiaan dan terikat dengan sumpah profesi, sy harus memperlakukan mereka sebaik mungkin walau kemarahan atas perlakuan mereka dahulu berkecamuk di hati. 

Sy tidak lagi takut bertemu Nata. Sy bahkan sudah bisa mendongakkan kepala walau Nata masih saja terus memojokkan sy dengan berkata
"Sy dengar Arqie sudah tidak menghubungi kamu lagi selama sebulan ini ya?"

Nata pasti mendapat kabar dari anggota nya Arqie, mengingat beberapa anak buah Arqie adalah teman Nata pada saat SMA.

Sy hanya diam tak menjawab, sibuk memperhatikan obat yg tersisa di tabung inhaler. Setelah memastikan obat tersebut terhisap dengan benar, sy segera keluar dr ruangan tersebut karena gerah dengan keberadaab Nata. Tapi sayangnya, Nata masih belum puas mengejek sy. Dia berjalan mengikuti sy keluar ruangan. Setelah menutup pintu kamar itu, Nata tertawa sinis kearah sy
"Hahaha.. kemarin sok-sok an membela kamu, pada akhirnya Arqie pergi juga. Dia pasti sudah mempercayai gosip yg tersebar. Ternyata walaupun dia memegang rangking tertinggi di angkatan kami, dia masih bisa juga dibodoh-bodohi"

Mendengar Nata menjelek-jelekkan Arqie, emosi sy meningkat. Sy mengepalkan tangan lalu membalikkan badan mendekati Nata.

Sy menatap tajam mata Nata. Sy sudah takut lagi berdekatan dengannya. Arqie sudah mengajarkan 'sedikit' ilmu bela diri bagaimana menghadapi lawan dengan tubuh yg besar jika saja Nata berani kembali mencekik sy.

"You know what, andai sy mau, saat ini jg sy bisa melakukan akad nikah dengan Arqie. And for your information, dia bukan pergi karena gosip murahan yg kamu buat. Orang secerdas Arqie tidak akan mungkin terpengaruh dengan berita busuk seperti itu. Yang bisa terpengaruh cerita kacangan yg kamu buat hanyalah laki-laki bodoh yg tidak punya otak. Dan sy jg tidak butuh laki-laki bodoh seperti itu" ujar sy datar

Nata kembali tersenyum sinis
"Toh buktinya Arqie menjauh sudah sebulan ini. Pasti karena dia ragu untuk menikahi kamu"

"Justru sy yg ragu pada Arqie! Gara-gara kelakuan kamu, sy berpikir seluruh laki-laki di dunia ini bejat seperti kamu! Dan sy telah melakukan kesalahan yg fatal dengan menyamakan laki-laki sebaik Arqie dengan  laki-laki brengsek seperti kamu! Karena itulah Arqie menjauh agar dapat memberikan sy waktu untuk berpikir tentang hubungan ini. Dan jika kamu mengeluarkan sepatah kata lagi untuk menjelekkan Arqie, sy tidak akan segan untuk menelpon Arqie dan memberitahunya tentang kelakuan kamu" ancam sy.

Nata mengangkat tangannya mencoba untuk menganiaya sy kembali. Sy tidak mundur sedikitpun. Sy menatap mata Nata dengan nyalang
"Silahkan! Lakukan apapun yg ingin kamu lakukan. Tapi sedikit saja sy tersentuh kulit kamu, sy pastikan kali ini kamu berakhir di penjara. Ada cctv disana yg akan menjadi bukti untuk kelakuan kamu dan ini, kamu lihat ini, pena ini bisa merekam. Pena ini adalah flashdisk yg jika dicolok di laptop akan memutarkan video kejadian hari ini. Semua terekam jelas di pena ini. Dan berani kamu menyentuh sy, karier kamu sebagai perwira polisi berakhir hari ini juga" tegas sy.

Tidak sedikitpun gentar menghampiri sy ketika menghadapi Nata. Tangan sy bahkan tidak lagi bergetar saat berhadapan dengannya. Sy benar-benar telah mampu menyembuhkan trauma sy dengan dukungan dan pembelaan Arqie.

Nata tak lagi bicara apapun. Sy meninggalkannya terpaku di depan pintu dan kembali masuk ke dalam kamar inhalasi untuk melihat obat di tabung inhaler ibunya. Sy yakin Nata cukup takjub dengan keberanian yg sy miliki untuk menghadapinya setelah bertahun-tahun lamanya sy terintimidasi oleh Nata. Sy terkekeh mengingat kejadian barusan. Pena yg bisa merekam? Hahaha.. Ini hanya pena seharga 5ribuan, bagaimana mungkin bisa merekam. Sungguh kejadian bersama Arqie menghadapi preman itu banyak memberikan sy inspirasi.

ShanarqieWhere stories live. Discover now