Eksekusi

4.2K 160 12
                                    

Sy menelan ludah mendengar rencana yg diberitahukan oleh Rama. Sepertinya tidak mudah, tp sy berharap mudah-mudahan akan berjalan lancar sesuai keinginan kami.

Setelah deal dengan rencana besok, kami segera menikmati makan malam kami yg telah dingin. Kelihatan sekali bahwa kami adalah orang-orang yg workaholic, yg lebih mementingkan pekerjaan daripada kebutuhan sehari-hari.

Rama mulai memotong steaknya sambil berkata

"Anyway, thanks banget lho Shana.."

Sy mengernyitkan dahi.
"Thanks? Buat apa? Mestinya sy yg terima kasih sm mas Rama udah bantuin cari cara buat buktiin bang Arqie ga salah"

Rama tersenyum
"No.. Itu sebenarnya rencana Arqie. Sy hanya menyampaikan ulang. Sy berterima kasih sekali kamu mau membantu Arqie melaksanakan rencana nya ini. Tanpa kesediaan kamu, rencana ini hanya tetap rencana, tanpa bisa di eksekusi"

Sy tertawa
"Kok mas rama yang ngucapin terima kasih sih? Mestinya kan bang Arqie yang ngucapin terima kasih"

Rama tersenyum dan melirik Arqie yang sedari tadi hanya diam saja
"Sy mewakili dia. Melihat ekspresi nya yg begitu tegang sekarang, dia ga bakalan kepikir buat mengucapkan terima kasih. Dia justru terlihat sangat khawatir kamu terlibat dalam eksekusi rencana ini. Akhirnya! Arqie yg selalu tenang menghanyutkan ini bisa 'beriak' juga. This is the first time i saw him like this. Sy sudah mengenal Arqie selama 10 tahun, baru kali ini sy melihat ekspresi muka dia setegang ini. Biasanya, serumit apapun masalahnya, Arqie selalu tenang dan datar. Tapi kali ini, lihatlah, dia begitu gelisah, sampai-sampai tidak bisa mengomentari obrolan kita" ujar Rama sambil melirik Arqie.

Yang disindir masih tetap diam.

Shinta mengangguk menyetujui kalimat Rama. Sy mengernyitkan dahi memandang wajah Arqie untuk memperhatikan apakah Arqie terlihat tegang. Sy mencoba meredakan ketegangan Arqie dengan bertanya
"Apa yg membuat kamu khawatir dengan eksekusi besok? Kalo kamu memang tidak pernah melamar mantan pacar kamu, tidak ada yg perlu kamu khawatirkan, kita pasti akan mendapatkan bukti. Lantas apalagi lagi yg harus kamu takutkan? Atau jangan-jangan kamu justru takut bahwa sy akan mengetahui lamaran itu benar-benar ada?"

Arqie menarik nafas panjang. Dia meletakkan garpu dan pisau dipiring, menghentikan aktifitas makannya dan memandang sy

Arqie menggenggam tangan sy diatas meja.
"Shana, you have no idea apa yg bakal kamu hadapi besok. Apapun yg terjadi besok saat eksekusi, hal itu akan menyakiti kamu. Entah karena kamu melihat foto-foto kebersamaan sy dengan mantan pacar sy atau mengetahui kenyataan bahwa ternyata sahabat kamu mengkhianati kamu, sungguh itu akan melukai kamu. Dan bagaimana mungkin sy membiarkan kamu untuk menerima rasa sakit itu. Sy akan merasa sangat gagal melindungi kamu" ucapnya lembut sambil mengusap wajah sy dengan sebelah tangannya yg lain.

Sy menatap mata Arqie teduh. Sy menggenggam tangannya yg masih berada di pipi sy
"Kalau memang itu untuk kebaikan kita berdua, sy akan menerima resikonya. Semoga apa yg sy lakukan besok, bisa membuat sy bersedia menerima kehadiran kamu dalam hidup sy"

"EHHHMMM... EHHEMM.. Yang lain ngontrak ke Pluto nih" teriak Rama

Shinta melotot pada Rama
"iiihhh.. kenapa sih say, merusak suasana aja deh.. padahal kan mereka sweet banget.. baru kali ini lho liat Arqie kayak begini sm perempuan.. ternyata Arqie itu manis banget ya... Iya sih, Arqie memang gentle banget sm semua perempuan, tp ga nyangka kalo dia bisa melakukan sesuatu yg 'lebih' gentle sm kekasih hatinya.. Aku jadi iri deh.."

"EHMMMM.. EHEEMM. Emang sy kurang gentle apa?" Ujar Rama cemburu

Shinta lalu mencubit gemas pipi suaminya dan menciumnya
"Kalo kamu mah absolutely perfect darling" ucap Shinta agar Rama tak jadi merajuk

ShanarqieWhere stories live. Discover now