Northern Star

3.8K 166 29
                                    

Arqie menatap mata sy nanar. Dia mematung mendengar kalimat yg baru saja sy ucapkan. Dia tak mengedipkan matanya sedikitpun. Matanya berkaca-kaca. Dia seperti tidak percaya dengan kalimat yg baru saja sy katakan. Sy menolaknya 'lagi' entah untuk yg keberapa kali.

Sy memalingkan wajah agar tidak memandang matanya. Bahkan sy sendiri merasa sakit dengan kata-kata yg baru saja sy keluarkan, apalagi dia. Sy menggigit bibir sy kuat-kuat agar tidak menangis di hadapannya. Tenggorokan sy tercekat menahan sesak.

Arqie memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. Dia kembali memandang wajah sy dengan wajah yg kehilangan harapan

"Kalo boleh tau apa alasannya kamu menolak sy?" tanyanya singkat

Hati sy bertambah pedih mendengar pertanyaannya. Bukan saja karena sy tidak punya alasan yg logis untuk menolaknya, sy juga sudah mengkhianati hati sy sendiri untuk mengatakan hal yg tidak diinginkan oleh hati sy.

Sy hanya menggeleng

"Sy hanya tidak mau hidup dengan kamu" jawab sy sambil menunduk dan tidak berani menatapnya. Lagi-lagi sy berbohong. Kekecewaan sy pada Arqie telah menguasai seluruh hati dan pikiran sy. Sy tidak lagi bisa berpikir logis dan tidak lagi mempertimbangkan apa yg diinginkan hati sy.

Arqie tertawa sinis
"Kenapa? Seburuk itukah hidup bersama sy?" Tanya nya lagi. Dada sy semakin bergemuruh mendengar pertanyaannya. Dia masih terus memandang wajah sy. Sy merapatkan geraham sy agar sy dapat kuat menjawab pertanyaannya.

Sy menegakkan kepala sy dan membalas tatapan matanya. Sy mengepalkan tangan lalu menjawab pertanyaannya
"Ya. Kamu membuat sy merasa sangat buruk dengan diri sy sendiri. Sy membenci diri sy sendiri karena telah membuat kamu melamar sy tanpa alasan. Kamu membuat sy membenci diri sendiri karena melamar sy atas permintaan sy. Kamu membuat sy membenci diri sy sendiri karena kamu melamar sy atas permintaan Diqie. Kamu membuat sy membenci diri sy sendiri karena tidak bs menjadi wanita idaman kamu. Sy jadi membenci diri sy sendiri karena tidak memiliki kelebihan apapun yg bs menjadikan alasan bagi kamu untuk mencintai sy. Sy membenci diri sy sendiri karena kamu. Seburuk itulah kamu bagi sy." Jawab sy dengan air mata yg menggenang di pelupuk mata. Tak peduli berapa kuat sy menahannya, tanpa sy sadari air mata itu sudah mengalir melalui sudut mata sy. Sy ingin menjadi dunianya. Sy ingin menjadi segalanya bagi dia. Sy tidak ingin dia mengidolakan sosok lain selain sosok sy. Sy hanya ingin menjadi seseorang yg selama ini dia impikan. Tetapi ketika semua tidak terjadi seperti yg sy inginkan, sy merasa teramat sangat tidak berarti untuknya.

Arqie mencoba untuk mengusap air mata di pipi sy. Dan lagi, sy menepis tangannya.

Arqie menghembuskan nafas panjang melihat sikap sy.

"Sy melamar kamu karena sy mencintai kamu dan ingin hidup selamanya dengan kamu. Dan sy tidak pernah melamar perempuan lain sebelumnya selain kamu. Sy mengatakan yg sejujurnya. Apakah alasan itu tidak cukup bagi kamu?" Tanyanya dengan ekspresi wajah yg memelas.

Entah kenapa mendengar kalimatnya yg seperti itu amarah sy kembali memuncak. Tidakkah dia lupa bahwa bagi sy 'love just ain't enough!'

"Mencintai sy? apa alasan kamu mencintai sy? Karena sy yg terbaik? Karena hasil dari sholat istikhoroh mu bilang begitu? Iya?" Sy membantah kalimatnya penuh emosi. Sy ingin jawaban yg spesifik dari Arqie. Sy ingin Arqie menyebutkan kelebihan sy atau kalimat apapun yg isinya memuji sy.

Arqie mengangkat alisnya
"Kamu mengharapkan jawaban apa dari sy tentang alasan mencintai kamu? Karena kamu cantik? Karena kamu berpendidikan? Karena kamu anak baik-baik? Karena kamu cerdas? Karena kamu kaya? Karena kamu sholeha? Karena kamu enak diajak ngobrol? Karena kamu setia? Sebut alasan apa yg ingin kamu dengar?  Alasan apa yg bisa kamu terima? Sy akan mengatakan kepada kamu apapun yg ingin kamu dengar.." ujarnya seperti dapat membaca pikiran sy.

ShanarqieWhere stories live. Discover now