Cinta Pertama

3.5K 185 12
                                    

Pukul 18

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul 18.30, Saya tiba di sebuah Cafe, tempat acara pisah sambut itu berlangsung. Saya berkaca di spion tengah mobil memastikan penampilan Saya hari ini sudah oke. Make up, rambut, baju, semua perfect. Saya berjalan dari parkiran menuju ruangan yang telah ditentukan.

Baru saja 2 langkah Saya memasuki ruangan tersebut, langkah Saya terhenti melihat tulisan di spanduk yang terpasang di atas panggung di hadapan Saya.

Saya menelan ludah. Tangan Saya gemetar. Ini lebih menyakitkan daripada melihat undangan pernikahan Arqie. Mata Saya menatap nanar spanduk itu. Tanpa sadar, Saya memundurkan kaki 2 langkah kebelakang. Hati Saya hancur melihat tulisan itu.

"Selamat Jalan Ipda. Diqie Maula Irsyad. Selamat bertugas di tempat yang baru."

Kaki Saya seketika lemah membaca tulisan itu. Ada rasa sesak yang tiba-tiba menembus ke dalam dada. Kaki Saya seperti tidak mampu menopang beban di hati hingga membuat Saya terhuyung seperti akan terjatuh membentur tanah.

Tubuh saya terhuyung. Untung saja seseorang segera menopang bahu Saya dari belakang.

Saya segera menoleh kan wajah. Yuan telah memegang kedua bahu Saya dengan ekspresi yang terlihat sangat khawatir

"Shana gapapa kan? Kenapa bisa ada disini?" Tanyanya cemas

Saya menatap Yuan nanar.

"Bang Diqie pindah kemana bang?" Tanya Saya langsung

Yuan terdiam mendengar pertanyaan saya. Dia meneguk saliva nya bingung menjawab apa.

Saya mencoba menguatkan kaki untuk berdiri dan melepaskan tangan Yuan dari bahu Saya.

Wajah Saya memelas menatap Yuan,
"Kenapa abang diam aja? Dia pindah kmn, bang?" Desak Saya lagi.

"Abang minta maaf dek.. Abang ga bisa kasih tau.. Diqie memohon sama abang untuk merahasiakan hal ini dari kamu."

Kali ini Saya mencengkeram kuat lengan Yuan dan menatapnya tajam,
"Kalo abang masih menganggap Saya adik, tolong kasih tau Saya bang, Dia pindah kemana?" Paksa Saya lagi.

Yuan tampak menghela nafas panjang. Dia masih tidak mau berkata apa-apa.

Saya lalu melepaskan tangan saya dari bahu Yuan dengan kesal,
"Fine! Kalo abang ga mau kasih tau, mulai sekarang, Saya tidak akan mau menjadi adik abang lagi " ancam Saya.

Belum sempat Saya membalikkan badan, Yuan menarik tangan saya,
"Diqie pindah ke perbatasan dek." jawabnya getir.

Saya membelalakkan mata mendengar jawaban Yuan. Biasanya perbatasan digunakan untuk menghukum polisi-polisi yang bermasalah karena kelalaian yg dilakukannya saat bertugas. Dan sekarang, Diqie pindah ke perbatasan? Kelalaian apa yg sudah Diqie lakukan? Diqie adalah orang yang perfeksionis dan sangat presisi dalam menjalankan tugas. Rasanya agak sulit untuk mempercayai orang se taktis Diqie melalaikan tugas walau memang tak menutup kemungkinan 'human error' pasti akan terjadi. Tapi melihat backdrobe yg terpasang di atas panggung, tidak mungkin seseorang yang melakukan kelalaian dibuatkan acara pisah sambut seperti ini.

ShanarqieWhere stories live. Discover now