Eksel dan Worda

284 87 5
                                    

Dusun Satu geger

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dusun Satu geger. Eksel, anak laki-laki Pak Fers, mendadak hilang sepulangnya dari puskesmas Dusun Tiga.

Dusun Dua pun geger. Worda, anak perempuan Pak Tu, mendadak juga hilang sepulangnya dari puskesmas Dusun Tiga.

Detektif amatir sekalipun tentu dapat menduga, pasti ada apa-apa di antara Eksel dan Worda. Sayangnya, tak seorang pun berprofesi sebagai detektif di sana. Hanya, kebetulan, di Dusun Tiga yang penduduknya terkenal kaya-kaya, hiduplah seorang sakti mandraguna bernama Miklosof. Dukun tua keturunan Rusia itu pun, berkat patungan penduduk Dusun Satu dan Dua, disewa untuk menemukan sepasang muda-mudi yang raib sejak kemarin tersebut.

Maka, lepas menerima seratus ekor sapi sebagai bayaran, Miklosof memaparkan penerawangannya, "Pergilah ke satu kamar kos, bercahaya, seratus langkah ke utara dari puskesmas Dusun Tiga."

Pak Fers beserta istri, Pak Tu beserta istri, warga Dusun Satu, dan warga Dusun Dua, malam itu juga berangkat beramai-ramai ke tempat yang dimaksud.

Benar saja. Dari sepetak kamar kos yang terasnya terang benderang, terdengar lenguhan, desahan, suara-suara yang membuat pikiran ke mana-mana. Ketika pintu digedor, barulah suara-suara itu berhenti. Namun, ditunggu-tunggu pintu tak juga dibuka. Karena tak sabar lagi, didobraklah paksa. Yang terjadi berikutnya, yakni adegan di mana orang-orang di luar kompak membelalakkan mata, sementara yang di dalam kalang kabut mencari busana.

Eksel dan Worda buru-buru berpakaian. Keduanya tampak panik. Wajar, mengingat habis terpergok. Yang tidak wajar, bahwa keduanya justru, samar-samar, tersenyum.

Saat digelandang ke Balai Dusun Tiga untuk ditanya-tanya, keduanya mengobrol. Dalam Bahasa Inggris agar tak ketahuan, sebab orang-orang itu hanya tahu Bahasa Indonesia. Berikut terjemahan percakapan Eksel dan Worda.

Worda: "Kita jadi dinikahkan?"

Eksel: "Ya, begitu yang kudengar."

Worda: "Hore, kita nikah gratis!"

Eksel: "Terima kasih untuk ide rekaman suara film murahan itu."

Worda: "Terima kasih juga untuk skenario puskesmas itu, lumayan nanti menghemat penjelasan. Ngomong-ngomong, speaker tadi sudah kaubuang?"

Eksel: "Kuselipkan di bawah kasur, siapa tahu Miklosof butuh."

Bangsaku & Bank Saku {Wattys Award Winner}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang