Sapi dan Gila

311 77 11
                                    

Sapi Tak Bertuan adalah sapi jantan yang tak jelas siapa pemiliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sapi Tak Bertuan adalah sapi jantan yang tak jelas siapa pemiliknya. Yang jelas, dia hidup, meskipun tiada yang merawatnya. Padahal badannya montok. Kulitnya bersih. Kakinya sehat, warga sering mendapatinya berjalan-jalan seharian. Untuk ukuran seekor sapi pun, wajahnya sedap dipandang (anak-anak yang membuntuti orangtuanya ke pasar hewan kurban pasti bersemangat menunjuk-nunjuknya). Malangnya, dia tetaplah Sapi Tak Bertuan. Tak dipedulikan. Alhasil, berdiam dirilah dia di bawah pohon kamboja dekat kuburan. Kesepian.

Suatu sore, seorang pejalan kaki yang melewati kuburan mendengar Sapi Tak Bertuan berujar, "Aku ingin mati. Sekian."

*

Tuan Tak Bersapi adalah pria yang gagal jadi wakil rakyat lalu hidupnya melarat. Puluhan sapi yang disumbangkannya ke warga tak berbalas cukup suara. Maka gilalah dia. Padahal sebelumnya berwibawa. Dulu perkataannya bahkan dianggap firman. Jika warga berseteru, dialah pelerainya. Andai terjadi masalah, dialah solusinya. Sebagai lulusan universitas ternama, kepintarannya tentu tak diragukan. Malangnya, kini dia banyak diragukan. Sebab, warga kerap mendapatinya berkicau tak jelas. Yang jelas, keluarganya meninggalkan. Kasihan.

Saat melintasi kuburan, Tuan Tak Bersapi usai mendengar ada sapi ngomong, menyahut, "Aku juga ingin mati. Sekalian?"

*

Semenjak itu terjalinlah "komunikasi" antara keduanya.

Suatu waktu Sapi Tak Bertuan berkata, "Cita-citaku mati terhormat sebagai hewan kurban." Tuan Tak Bersapi hanya mengangguk-angguk selaku respons. Lama-lama Sapi Tak Bertuan jadi kesal. Pahamkah orang ini bahasa sapi, heh?

Di lain waktu Tuan Tak Bersapi berkata, "Cita-citaku mati terhormat sebagai Presiden." Sapi Tak Bertuan hanya menyundul-nyundul selaku respons. Lama-lama Tuan Tak Bersapi jadi kesal. Pahamkah binatang ini bahasa manusia, heh?

Karena gabut, pohon kamboja yang menontoni keduanya iseng meluncurkan keajaiban, sehingga:

"Bagaimana kalau kita kerja sama?" tawar Sapi Tak Bertuan.

"Maksudmu?" Tuan Tak Bersapi mengernyit.

"Kubantu kamu jadi Presiden. Sebagai gantinya, jadikan aku hewan kurbanmu."

"Lah, kamu enak dong bisa mati dengan wajar. Aku?"

"Arwahku bakal merasuki tubuhmu, kemudian, ah, bukankah kalau sudah jadi Presiden rakyatmu bakal mewajarkan apapun tindakanmu?"

Bangsaku & Bank Saku {Wattys Award Winner}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang