10. Dag-Dig-Dug 2

30.2K 1.7K 42
                                    

SELAMAT MENIKMATI LOVE BUT PRESTIGE VERSI BARU ✨

MARI RAMAIKAN DENGAN VOTE DAN KOMENTAR KALIAN✨

MARI RAMAIKAN DENGAN VOTE DAN KOMENTAR KALIAN✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•••••

"El, jantung kamu kenapa dag-dig-dugnya kenceng banget?"

Dalam hitungan detik, Ellard melepaskan pelukannya setelah mendengar pertanyaan membahayakan itu, Bagi Ellard pertanyaan yang dilontarkan Ella sangat berbahaya, bagaimana tidak? Pertanyaan itu membuat dirinya merona dan gugup seketika. Tapi sebisa mungkin Ellard berusaha mengendalikan ekspresinya.

"Lo bego atau gimana, sih? Kalau jantung nggak dag-dig-dug pasti orang itu udah mati," alibi Ellard.

"Iya juga sih, tapi ini beda. Jantung kamu dag-dig-dugnya kenceng banget, El!" Seru Ella meyakinkan Ellard.

"Apaan sih lo. Jantung gue baik-baik aja. Gue cuma lagi takut aja," Ellard memalingkan wajahnya, dia tidak mau Ella sampai tahu bahwa dia sedang gugup.

"Takut? Emang kamu bisa takut, El?" Tanya Ella tak yakin.

"Iya," gumam Ellard menjawab. Dia tidak berbohong, dirinya tengah dilanda rasa takut. Dia takut Ella akan mengetahui perasaan yang baru Ellard sadari akhir-akhir ini.

"Kamu takut sama apa, El?" Ujar Ella begitu penasaran dengan hal yang Ellard takutkan. Karena setahunya Ellard adalah orang yang kejam, dia yakin Ellard tidak takut apapun.

Melihat keantusiasan Ella, terlintas ide jahil dalam otak tampan Ellard. "Lo nggak tau? Kalau di rooftop ini ada -" Ellard memasang wajah seriusnya.

"Ada apa, El?" Tanya Ella antusias.

"Dibelakang lo tuh."

"Hah?"

"Dibelakang lo ada...." Ellard mendekatkan wajahnya pada Ella.

"Ada apa, El?"

"Kuntilanak," bisik Ellard.

Seketika bulu kuduk Ella berdiri, dia sangat takut dengan hal-hal yang berhubungan dengan hal mistis. "Beneran?" Ella merapatkan tubuhnya pada Ellard. "Kamu jangan bohong, El," tegurnya tak suka.

"Dia semakin dekat," bisik Ellard penuh keyakinan.

Ella membalikkan badannya untuk bisa melihat kebelakang dengan perlahan. Meskipun dia takut, dia ingin memastikan bahwa benar tidaknya keberadaan 'si kunti' yang Ellard katakan. Sedikit lagi Ella bisa melihat kebelakang sebelum seseorang menepuk pundaknya dengan cepat, Ella langsung menoleh kearah tepukan. Dan.............

"Aaaaaaaaaaaaaa!!!!" Teriak Ella lantang dan langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Ellard tertawa puas saat melihat raut wajah ketakutan gadisnya. "Penakut lo," ejeknya. Ketika Ella membalikkan badannya, Ellard mencari gambar di ponselnya, gambar itu menampakkan sosok hantu perempuan dengan rambut panjang dan mata yang menyorot tajam.

"El... takut," rengek Ella dengan tangisnya.

Bukannya iba melihat Ella menangis, Ellard justru tertawa dengan begitu lepas.

Melihat Ellard yang tangah tertawa membuat bibir Ella melengkung kebawah. Air mata mengalir di kedua pipinya, hidungnya memerah akibat terlalu lama menangis. "Kamu jahat," tukasnya lalu menghapus kasar air mata di kedua pipinya.

"Jangan nangis. Cuma gambar itu," Ellard menyingkirkan tangan Ella yang sedang mengusap pipinya dengan kasar, dia gantikan usapan kasar itu dengan elusan lembut.

"Tapi kan serem, El," bantah Ella.

"Lo-nya aja yang penakut. Gambar keliatan mata doang, takut."

"Heummm," Ella mengerucutkan bibirnya tanda dia sedang kesal pada Ellard.

"Ngapain bibirnya digituin? Mau gue cium?" Tanya Ellard membuat Ella menutup bibirnya dengan cepat.

"Ck! Siapa juga yang mau cium lo!!" Cibirnya kesal lalu berdiri dari duduknya dan mulai berjalan keluar dari rooftop menuju kelas Ella. "Ayo! Gue anterin ke kelas."

"Enggak usah dianterin, El," sahut Ella sambil berjalan mengikuti Ellard.

"Bel masuk udah dari tadi. Lo mau dihukum?"

"Enggak sih."

Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di depan kelas Ella yang sepertinya sudah memulai pelajaran.

Brak!

Ellard menendang pintu kelas Ella dengan keras, sehingga membuat engsel pintu rusak. Sepertinya membuka pintu dengan kaki adalah hobi Ellard. Tidak terhitung sudah berapa pintu yang dia tending. Guru dan murid yang berada di dalam kelas pun menghentikan kegiatan belajar mengajar. Guru yang sedang mengajar, awalnya ingin memarahi dan menghukum siapapun orang yang sudah mengganggu kegiatan belajar. Tetapi dia mengurungkan niat saat melihat orang itu adalah Ellard, anak pemilik sekolah yang kekejamannya tidak perlu diragukan lagi.

"Tuan Ellard, ada keperluan apa?" Tanya pak Toto dengan begitu sopan, dia adalah guru matematika.

Ellard berdecak kesal kala mendengar panggilan sang guru padanya. Sebenarnya Ellard tidak suka dipanggil dengan sebutan 'tuan' oleh gurunya sendiri, terdengar berlebihan di telinganya. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah perintah ayahnya. Nicholas begitu menyayanginya sehingga menyuruh siapapun yang bekerja padanya memanggil Ellard dengan sebutan 'tuan'. Hal itu ayahnya lalukan agar mereka menghormati Ellard seperti mereka menghormati 'Nicholas Ocean'.

Ellard tidak menjawab pertanyaan pak Toto. Melainkan dia menggandeng tangan Ella memasuki kelas itu dengan santainya seolah tidak terjadi apa-apa. Melihat gadisnya sudah duduk dibangkunya, Ellard pun mengelus pelan surai hitam Ella lalu berbisik pelan. "Belajar yang bener."

"Iya, El."

Setelah itu, Ellard berjalan hingga berhadapan dengan pak Toto. Dia menatap pak Toto dengan tatapan tajam. Dia masih ingat, apa yang pernah guru ini lakukan kepada Ella hingga membuat Ella kelelahan karena berlarian dari perpustakaan menuju kantin waktu itu.

"Saya dengar, anda pernah menyuruh Ella membawa buku ke perpustakaan?" Tanya Ellard penuh intimidasi membuat pak Toto gugup setengah mati.

"I-iya tuan," jawabnya.

"Sekali lagi saya mendengar anda menyuruh-nyuruh Ella, saya pastikan anda tidak bisa menghirup udara segar lagi," ancam Ellard.

"Maafkan saya, Tuan Ellard. Saya tidak akan mengulanginya," ucap pak Toto seraya membungkuk pelan.

"Sampaikan kepada guru-guru yang lain!!" Perintah Ellard tegas.

"Baik, akan saya sampaikan," sahut pak Toto dengan cepat.

Senyum seringai terbit menghiasi wajahnya dan setelahnya Ellard benar-benar keluar dari kelas gadisnya. Dia tahu perbuatannya tadi tidak benar, tapi mau bagaimana lagi Ellard tidak suka ketika ada orang lain yang membuat Ella-nya kesusahan. Hanya dirinya-lah yang boleh membuat Ella kesulitan, tidak dengan orang lain. Jika sampai itu terjadi, maka bisa dipastikan Ellard akan menghilangkan namanya dari dunia

****

To be continued:)

See u❤

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now