Bagian enam puluh empat

16K 1K 121
                                    

Halo!

SEBELUM MEMBACA, SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.

Happy reading ❤

•••••

Ella mengeratkan pelukannya pada Ellard. Meskipun hari sudah mulai gelap, dia tidak beranjak dari posisinya. Kemarin, Ellard memberitahunya bahwa kekasihnya ini akan pergi menempuh pendidikan di negeri Paman Sam. Dia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya setelah mendengar perkataan yang Ellard lontarkan.

Rasa ketakutan lebih mendominasi perasaannya. Ella takut akan kembali mengalami kekerasan fisik dan mental secara bersamaan. Dia takut akan cibiran orang-orang kepadanya. Dia takut tidak bisa membela dirinya sendiri. Tapi yang lebih dia takutkan adalah.... dia takut Ellard akan melupakan dan meninggalkannya.

Bagaimana jika di sana Ellard akan menemukan gadis yang lebih baik dari dirinya?

Bagaimana jika Ellard mencampakkannya begitu saja?

Bagaimana jika Ellard menyadari bahwa dirinya begitu menyusahkan?

Ella sadar diri, dirinya mulai bergantung kepada lelaki itu. Dia membutuhkan Ellard di dalam hidupnya. Tapi di sisi lain, dia tidak ingin menjadi penghalang untuk masa depan Ellard.

Berkat pikiran-pikiran buruknya itu, Ella kembali menangis. Dia semakin mengeratkan pelukannya dan menumpahkan tangisnya di dalam sana.

Lelaki itupun dengan lembut mengelus punggung gadisnya, berusaha memberikan ketenangan untuk Ella.

"Maafin gue." Ucap Ellard parau. Dia tidak tega melihat gadis mungilnya menangis terus menerus seperti ini.

"Please, jangan nangis. Gue nggak ninggalin lo, kita masih bisa komunikasi." Sambungnya, tapi tak ditanggapi oleh Ella.

Ellard sedikit memberikan jarak antara mereka. Dia melihat wajah gadisnya begitu memerah dengan dipenuhi oleh linangan air mata.

Ellard menghela nafas berat. "Muka lo merah. Udah ya, jangan nangis lagi. Gue nggak ninggalin lo, Ella. Gue cuma pergi sebentar. Setelah itu, kita bisa bareng lagi." Tuturnya lembut sambil mengusap air mata di kedua pipi gembul gadisnya.

"Aku takut, El." Balas Ella lirih.

"Apa yang lo takutin?" Tanya Ellard.

Tak ada sahutan dari gadis itu, melainkan air mata yang kembali menjelaskan betapa dalamnya rasa takut yang Ella rasakan.

Ellard turut merasakan sakit saat melihat Ella menangis tersedu-sedu seperti ini.

"Jelasin ke gue. Apa yang lo takutin?" Pintanya.

Ella menggelengkan kepalanya, enggan untuk menjawab pertanyaan Ellard. Dia tidak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan perasaannya kepada Ellard.

Ellard mengerti. Gadisnya pasti terkejut ketika mendengar berita ini. Berat untuk Ella, begitupun dengan dirinya. Pasti sulit untuk menyuarakan isi hatinya.

Ellard mengelus rambut panjang Ella dengan pelan. "Tidur ya?" Tanyanya yang mendapatkan anggukan dari gadis mungilnya.

Ellard merebahkan badannya di ranjang. Dia menarik Ella ke dalam dekapan hangatnya. Setelah itu, dia menepuk-nepuk punggung gadisnya. Benar saja, tak lama kemudian napas Ella mulai teratur. Menandakan bahwa gadisnya sudah menjelajahi alam mimpi.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें