3. Apartemen

39.3K 2.5K 9
                                    

SELAMAT MENIKMATI LOVE BUT PRESTIGE VERSI BARU✨

RAMAIKAN DENGAN VOTE DAN KOMEN KALIAN YA✨




•••••

Pada pagi yang indah ini jam sudah menunjukkan pukul 08:45, namun Ella masih nyaman dengan kasur dan selimut kesayangannya. Hari ini Ella berencana akan berbaring seharian untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa remuk akibat pelajaran olahraga yang dia jalani.

Kemarin, Ella dan teman kelasnya melakukan olahraga basket di tengah lapangan saat matahari menjulang tinggi menerangi bumi. Bayangkan saja bagaimana lelahnya ketika mendapatkan pelajaran olahraga di siang hari, sungguh melelahkan. Oleh karena itulah, Ella ingin menghabiskan waktunya dengan merebahkan tubuh di atas kasur tanpa beraktivitas berat seperti mencuci baju, menyapu, dan mencuci piring. Hal itu akan Ella lakukan besok saja.

Tinggal seorang sendiri di indekoskecilnya membuat Ella menjadi mandiri. Jarak sekolah yang cukup jauh mengharuskan Ella tinggal terpisah dengan orang tua dan adiknya. Ella adalah anak pertama dari Dito dan Lisa. Ayahnya bekerja sebagai satpam dan ibunya berkerja sebagai penjual makanan yang memiliki warung makan kecil di depan rumahnya. Ella juga memiliki adik laki-laki bernama Kelvan Putra yang masih menduduki bangku Sekolah Dasar. Meskipun keluarganya sederhana, tapi Ella sangat bersyukur memiliki mereka.

Drrtt..... Drrtt...... Drrtt

Getaran pada ponselnya membuat sang pemilik terbangun dari tidurnya. Ella menjangkau ponsel yang berada di sebelahnya, dia menyipitkan mata untuk melihat nama orang yang menghubunginya. Dan detik itu juga kedua matanya membelalak saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Ellard

Nama Ellard terpampang jelas pada layar ponselnya. Tanpa menunggu lama lagi, Ella langsung mengangkat panggilan dari Ellard. "Hallo El."

"Ke apartemen gue, sekarang!"

"Ta-tapi aku baru bangun, El."

"Gue kasih waktu 30 menit!!"

Setelah itu, Ellard mematikan panggilannya tanpa mau menunggu jawabannya. Ella menatap lesu layar ponselnya yang telah menghitam, gagal sudah rencana rebahannya. Tapi meski begitu, Ella tetap bergegas mandi, dia tidak mau terkena sembur kemarahan Ellard.

Selesai bersiap, Ella pun berangkat menuju apartemen Ellard menggunakan angkot. Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai di depan gedung apartemen mewah yang hanya bisa ditempati oleh orang-orang kelebihan uang. Sesampainya di sana, Ella memasuki lift dan menekan angka 15, tempat unit apartemen Ellard berada.

Ting!

Pintu lift terbuka, Ella berjalan menuju pintu berwarna hitam yang sudah dia hafal bentuk dan nomornya. Ella langsung menekan password apartemen Ellard, dia tahu password itu karena Ellard sendiri-lah yang memberitahunya.

Setelah pintu terbuka, Ella disuguhkan pemandangan luar biasa yang mana ruang tengah pada apartemen ini terlihat sangat berantakan. Banyak sekali kulit kacang yang berserakan, kaleng minuman, dan bantal-bantal sofa yang sudah tidak berada diposisinya. Sepertinya Ella tahu alasan Ellard menyuruhnya datang, untuk apalagi kalau bukan untuk membersihkan kekacauan yang ada.

Suara pintu kamar yang terbuka, membuat pandangan Ella teralihkan. Dia melihat Ellard tengah mengenakan kaos hitam dan celana hitam pendek. Terlihat simpel, namun menawan. Rambutnya yang tak beraturan semakin menambah kesan tampan dalam diri pria itu.

"Ella."

Panggilan itu berhasil membuat Ella tersadar dari keterdiamannya. "Iya, El?"

"Bersihin, habis itu masak buat kita sarapan," titah Ellard.

"Ki-kita El?" Tanya Ella bingung. Biasanya Ellard hanya menyuruhnya membuat makanan untuk pria itu saja. Jarang sekali Ellard mengajaknya makan bersama, pria itu hanya ingin ditemani makan.

"Iya. Lo belom makan kan?"

Ella mangangguk singkat lalu bergegas membersihkan kekacauan yang ada. Menyapu lantai yang dipenuhi kulit kacang, memungut kaleng minuman, dan menata bantal sofa pada tempatnya. Kegiatan yang Ella lakukan tak lepas dari pandangan Ellard. Hanya saja gadis mungil itu tak menyadarinya.

Setelah dirasa bersih, Ella pun berjalan ke arah dapur untuk memasak, tapi dia harus menghentikan langkah ketika mendengar Ellard memanggilnya.

"Ella."

"Kenapa, El?"

"Mana hp lo?" Tanya Ellard.

"Di tas."

"Ambil," titah Ellard.

Tanpa protes, Ella mengambil ponselnya lalu menyerahkannya pada Ellard. Selama hampir satu tahun ini, Ellard selalu mengecek ponselnya. Entah untuk apa, Ella tidak tahu dan dia juga tidak berani bertanya.

Ella kembali berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur, dia mencuci tangan dan mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat pancake strawberry. Gadis itu dengan telaten membersihkan dan memisahkan strawberry dari daunnya. Kemudian, dia membuat adonan pancake dengan cekatan. Setelah selesai, dia memanaskan wajan yang di atasnya sudah Ella beri sedikit mentega, dia mengatur besar kecilnya api dengan baik. Saat wajan sudah terasa sedikit panas, Ella mulai menuangkan secukupnya adonan yang telah dia buat.

Ella bisa memasak karena sedari kecil dia sering membantu ibunya, dari situlah dia belajar. Mengingat kenangan indah itu, Ella semakin merindukan keluarganya.

Setelah selesai membuat pancake, Ella pun mulai menyusun pancake itu di atas piring, dia menyiramkan selai strawberry dan madu di atasnya. Tak lupa, Ella turut meletakkan beberapa potong strawberry pada pancake buatannya.

"Selesai!" Serunya seraya tersenyum senang.

Ella melepaskan apron yang melekat pada tubuhnya. Dia mencuci tangannya sampai bersih. Kemudian, gadis itu berjalan mendekati Ellard yang sedang duduk di sofa seraya memainkan ponsel miliknya dengan raut wajah yang terlihat marah. Tunggu, kenapa Ellard marah?

"El, sarapannya udah siap," beritahunya pelan, takut menganggu aktivitas Ellard.

Ellard mengalihkan perhatiannya. Dia melayangkan tatapan tajam kepada gadis mungil di hadapannya.

Tatapan itu membuat Ella menelan ludah gugup. Mata tajam Ellard selalu membuatnya dilanda ketakutan luar biasa. Pria itu seakan ingin mengulitinya hidup-hidup. Tapi meskipun begitu, Ella berusaha memberanikan diri untuk bertanya pada Ellard. Dia tidak tahan ditatap setajam itu oleh Ellard.

"K-kamu kenapa, El?"

Brak!!!!

Ella tersentak kaget saat pria di depannya membanting ponselnya. Dia tidak mengerti dengan kemarahan Ellard kali ini. Ingin rasanya dia meneriaki Ellard, tapi dirinya tak mampu melakukannya. Ella hanya bisa menatap nanar ponselnya yang sudah tergeletak sangat mengenaskan di atas lantai. Padahal itu adalah ponsel pemberian ayahnya. Masih teringat jelas dalam pikirannya tentang perjuangan sang ayah untuk membelikannya sebuah ponsel. Bahkan ayahnya sampai mencari pekerjaan sampingan agar bisa memberikan ponsel yang layak untuknya. Kenapa Ellard tega membantingnya begitu saja?

Bukannya menjawab, Ellard justru melontarkan pertanyaan yang membuat jantung Ella berdegup keras.

"Siapa Dirga?"

****

To be continued:)

Gimana part ini?

Kalian suka ga? Kalo suka jangan lupa vote ya....

See u

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now