Bagian empat puluh enam

19.7K 1.2K 369
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA, VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!

Beri aku sedikit apresiasi dari kalian:")
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

Ellard dan Ella kembali beraktivitas seperti biasa setelah seminggu berlalu. Kejadian dimana Ellard yang mengetahui bahwa gadis mungilnya mengalami pembullyan sudah terlewati dengan baik. Ella pun sudah kembali ceria seperti sedia kala. Ellard begitu kagum dengan gadisnya, karena gadis mungil itu bisa menutupi rasa sakitnya dengan senyum manisnya.

Pagi ini, Ellard menemani gadisnya di kelas. Dia menatap Ella yang sedang menyedot susu kotak strawberry kesukaannya.

Ellard menggenggam tangan kanan Ella, membuat gadis itu menolehkan pandangannya melihat Ellard dengan kedua mata bulatnya.

"Kenapa, El?"

Ellard tersenyum, lalu dia mengusap pipi gembul yang sedikit memerah itu. "Lo cantik." Pujinya.

Sontak kedua pipi gembul Ella semakin memerah. Tak hanya itu, bahkan telinganya pun ikut memerah mendengar pujian Ellard.

"Buruk rupa gitu dibilang cantik." Bisik salah satu siswi di kelas itu. Bisikan itu sangat kecil. Bahkan tidak ada yang mendengarnya, kecuali Ellard.

Ellard memiliki indera pendengar yang tajam. Dia melihat ke depan sana, menatap punggung seorang siswi yang baru saja menghina gadisnya.

Ella mengerjab-ngerjabkan kedua matanya lantaran bingung melihat rahang Ellard yang mengeras dan menatap ke depan sana dengan penuh amarah. Tatapan bengis yang Ella takutkan. Dulu, tatapan itu yang selalu Ellard layangkan kepadanya. Tatapan seperti ingin membunuh orang saat itu juga.

Ella mengelus punggung tangan kiri Ellard yang sedang menggenggam tangan kanannya, membuat atensi lelaki itu berubah menjadi menatapnya. Tatapan tajam Ellard berubah menjadi tatapan lembut ketika menatap gadisnya.

"Kamu kenapa, El?" Ella memberanikan diri untuk bertanya.

Ellard tersenyum simpul. "Nggak-papa."

Tak lama setelahnya, bel sekolah berbunyi begitu nyaring. Menandakan bahwa jam pelajaran akan segera dimulai. Mau tak mau, Ellard beranjak dari duduknya untuk memberikan space kepada gadisnya agar Ella bisa belajar dengan nyaman.

Ellard menundukkan dirinya. Dia mencium ubun-ubun Ella. "Gue ke kelas." Pamitnya.

Setelah itu, Ellard berjalan menuju kelasnya meninggalkan Ella seorang diri didalam kelas yang berisi puluhan orang yang tidak memiliki hati.

Seorang siswi mendekati Ella yang duduk seorang diri di pojok sana.

"Dasar murahan." Bisik siswi bernama Meta. "Lo nggak pantes buat Ellard, bukan cuma Ellard. Tapi lo nggak pantes buat siapapun." Sambungnya masih tetap berbisik. Setelah dirasa cukup Meta beranjak kembali ke tempat duduknya sambil menatap Ella dengan tatapan merendahkannya.

Ella meremas roknya dengan kuat. Dia ingin melawan, tapi Ella tidak memiliki keberanian untuk itu. Dia mengedarkan pandangannya, menatap sekitar guna mencari keberadaan Clarissa. Satu-satunya teman yang Ella miliki. Setidaknya dengan keberadaan Clarissa, mereka tidak akan berani membisikkan kata-kata menyakitkan itu di telinganya.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now