Bagian empat puluh tiga

20.7K 1.2K 249
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA, VOTE TERLEBIH DAHULU!!!!
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

Ella tengah bersandar di kepala ranjang. Dia menatap Ellard dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ellard menghampiri gadisnya dengan perasaan yang tak karuan. Tapi dia berusaha terlihat setenang mungkin. Ketika sampai di sebelah Ella, dia memeluknya dengan begitu erat.

Ella mengernyitkan dahi bingung, "Kenapa, El?" Tanyanya sambil mengusap punggung Ellard.

Ellard tidak menjawab melainkan dia semakin mengeratkan pelukannya seraya menenggelamkan wajahnya di leher gadisnya. Aroma bedak bayi langsung menguar kedalam indra penciumannya. Pelukan Ella bisa meredakan amarah yang menguasainya sedari tadi. Pelukan Ella yang terasa begitu hangat adalah obat untuk jiwa iblisnya.

Ella yang mengerti jika Ellard membutuhkan sebuah pelukan langsung terdiam. Tapi tangannya tak berhenti mengusap punggung kekasihnya, berharap bisa memberikan sedikit ketenangan.

Beberapa menit kemudian, Ellard melepaskan pelukannya. Dia menatap Ella dengan dalam, tepat di kedua matanya.

"Kebangun, hm?" Tanya Ellard dengan santainya, tapi berbeda dengan jantungnya yang seperti akan terlepas dari tempatnya.

Ella menundukkan wajahnya. "Aku mimpi buruk." Sahutnya dengan pelan.

"Lo nggak denger apa-apa?"

Gadis itu menatap Ellard dengan bingung. "Denger apa?"

"Suara-suara aneh, gitu?" Tanya Ellard kembali untuk memastikan, apakah gadisnya mendengar suara tembakan yang baru saja dia lakukan.

"Enggak tuh, kan kamu sendiri yang bilang kalo kamar ini kedap suara." Jawab Ella dengan tampang polosnya.

Shit! Bagaimana bisa Ellard lupa dengan hal itu. Kelegaan luar biasa langsung menghinggapi dirinya. Dia tersenyum menatap wajah polos gadisnya.

Ellard menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang seperti yang Ella lakukan. Kemudian dia menarik Ella kedalam pelukannya.

"Lo mimpi apa?" Ellard bertanya dengan begitu lembut sambil mengusap rambut Ella.

"Eummmm... Tapi kamu jangan marah, ya?"

"Iya."

Ella menyenderkan kepalanya di dada kekar Ellard. Dia mendengar detak jantung Ellard yang begitu kencang, sama seperti detak jantungnya. Lalu dia membuat pola abstrak di sana, membuat Ellard tersenyum gemas melihat tingkah gadis mungil ini.

"Aku mimpi kamu bunuh Susi." Ucap Ella dengan pelan.

Ellard terdiam tidak menjawab. Dia bingung harus menjawab apa, karena memang itulah yang terjadi tadi. Dan kenapa juga Ella harus bermimpi seperti itu.

'Mimpi sialan!' Rutuknya dalam hati.

"El."

"Iya?"

Ella melepaskan dirinya dari pelukan Ellard guna bisa melihat dengan jelas bagaimana raut wajah Ellard ketika dia akan melontarkan pertanyaan yang cukup sensitif.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now