Bagian delapan belas

26.4K 1.7K 23
                                    

Halo!

Sepertinya biasa, sebelum membaca jangan lupa untuk vote terlebih dulu ya cantik🤗

Nggak nyangka udah 1k lebih😍

Terimakasih❤
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

Pagi ini adalah pagi yang cukup menyebalkan untuk Ella. Tadi, Ia harus berjalan cukup jauh untuk sampai di sekolah lantaran angkot yang ditumpanginya tiba-tiba mogok di tengah jalan. Belum lagi dirinya harus berlari karena Ella yakin bel sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu. Dan benar saja, ketika sampai didepan gerbang sekolahnya, Ella melihat gerbang yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat.

Ella menghela nafas lelah. Sekolahnya memiliki aturan jika ada murid yang terlambat, maka tidak akan diperbolehkan untuk bersekolah hari itu, dalam artian akan bertuliskan Alfa di buku absen. Dan besoknya murid yang terlambat akan dihukum untuk membersihkan seluruh toilet di sekolah dan seharian itu akan dihabiskan di ruang bimbingan konseling mendengarkan siraman rohani dari guru piket. Jangan lupakan, lima poin sanksi yang akan mereka dapatkan. Oleh karena itu, sangat jarang sekali ada murid yang terlambat di sekolah ini, bahkan hampir tidak pernah.

Ella menatap gerbang dihadapannya dengan tatapan sedih. Dia merupakan murid beasiswa, jika dirinya mendapatkan lima poin saja maka posisinya akan sedikit terancam.

Tatapan sedih Ella berubah menjadi tatapan bingung, ketika dia melihat satpam sekolah sedang berlari tergopoh-gopoh ke arahnya. Dan setelahnya, satpam itu membukakan gerbang untuknya.

"Non Caluella. Kenapa bisa telat?"

'Non?.' Batin Ella.

Ella mengernyit bingung mendengar pertanyaan satpam ini dan dia memanggil dirinya 'non'. Terdengar aneh di telinganya. Setahunya, dia tidak pernah bertegur sapa dengan satpam ini. Jadi bagaimana satpam itu bisa tahu namanya?.

"Non cepetan masuk. Bel sekolah udah dari tadi." Ujar satpam itu.

"Emangnya boleh, pak? Bukannya murid yang terlambat nggak boleh sekolah?" Tanya Ella bingung.

"Non masuk aja."

"Kalau nanti saya disuruh pulang gimana pak?" Tanya Ella dengan suara lirihnya.

"Enggak akan ada yang berani non."

"Hah?"

"Udah non masuk aja." Kata satpam itu sambil membuka gerbang lebar-lebar agar Ella bisa masuk dengan leluasa, dan juga untuk keselamatan dirinya karena kalau sampai dia bersentuhan dengan gadis dihadapannya ini baik disengaja ataupun tidak maka bisa dipastikan besoknya hidup yang dijalaninya akan sengsara.

"Ya udah. Makasih ya pak." Ucap Ella, yang mendapatkan anggukan dari pak satpam.

Setelah itu, Ella berjalan dengan lesu menuju kelasnya yang terletak di lantai tiga. Dia takut dihukum atau lebih parahnya lagi diusir, mengingat peraturan di sekolah ini yang tidak memperbolehkan muridnya mengikuti pelajaran kalau terlambat.

Sesampainya di depan kelas eleventh grade science one, Ella menatap pintu didepannya dengan nanar. Sebelum mengetuk pintu, dia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan agar dirinya sedikit lebih tenang.

Tok. Tok. Tok.

Ella mengetuk pintu dengan pelan.

"Masuk!"

Ella membuka pintu dengan perlahan. Dilihatnya Bu Rika, guru kimia yang mendapatkan julukan guru paling menyeramkan seantero Ocean Senior High School tengah menatap dirinya dengan tajam. Ella menundukkan kepalanya sambil memilin kedua tangannya, jangan lupakan matanya yang sedikit berkaca-kaca akibat terlalu takut mendapatkan tatapan tajam dari gurunya. Karena Ella tahu, Bu Rika tidak akan segan untuk menghukum murid yang membuat kesalahan.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now