Bagian enam puluh satu

16K 1K 223
                                    

Halo!

SEBELUM MEMBACA, SILAHKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!!

Biar aku nulisnya semangat hehe:")

Maaf ya tadi di unpublish bentar, karena di revisi ulang🙏
.
.
.
.
.

Happy reading ❤

•••••

Ella melenguh kecil saat merasakan denyutan di kepalanya. Dia mengedarkan pandangannya sejenak, menatap ke segala arah. Ternyata dirinya tertidur cukup lama setelah menangis tadi. Bukannya tidur di ranjang, gadis itu justru tertidur di lantai tanpa dia sadari.

Ella melihat jam di ponselnya, rupanya sudah tengah malam. Selama itukah dirinya tertidur di lantai? Pantas saja Ella merasa kedinginan, kepalanya seperti berputar, dan ditambah dia tidak makan apapun sejak siang tadi.

Dia beranjak dari duduknya. Ella melangkah menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur bermotif beruang. Setelah selesai, dia mengambil ponselnya di atas meja lalu mencharger-nya.

Ella menghela nafas berat. Sepertinya Ellard tidak pulang. Apa sebegitu fatalkah salahnya? Sehingga membuat Ellard tidak mau mendengarkan dan memaafkannya. Tanpa sadar, air mata kembali mengalir membasahi pipinya. Rasanya begitu sakit saat melihat orang yang biasanya selalu memberinya perhatian, malah bersikap acuh kepadanya.

Perut Ella berbunyi, dia lapar. Sedari siang tadi dirinya tidak memakan apapun. Urusan Ellard akan dia selesaikan nanti saja. Sekarang perutnya harus di beri asupan terlebih dahulu.

Ella keluar dari kamar, menuju lantai satu. Dia benar-benar lapar. Ella berharap semoga masih ada sisa makanan di sana.

Ting!

Pintu lift terbuka. Ella sedikit takut ketika melihat seluruh ruangan gelap gulita. Aneh sekali, biasanya rumah tidak pernah gelap seperti ini. Meskipun tengah malam pasti selalu ada lampu yang menyala.

Ella melangkah perlahan. "Ibu Mina." Panggilnya. Tapi tidak ada sahutan apapun.

Ella berusaha mencari saklar lampu untuk menghidupkannya.

Trang!!!

Suara benda terjatuh berhasil membuat Ella semakin ketakutan. Tubuhnya bergetar kecil dan kakinya terasa begitu lemas. Alhasil Ella berjongkok sambil menutupi telinganya. Dia memiliki trauma dengan suara keras.

"EL!" Jerit Ella ketakutan, memanggil nama Ellard. Berharap kehadiran sang kekasih.

"El aku takut, hiks." Isak tangis Ella mulai terdengar.

"UDAH CUKUP!"

Seketika lampu menyala terang benderang. Bentakan itu berasal dari Ellard. Dia sudah tidak sanggup untuk meneruskan rencana sialan ini.

Ellard berjalan dengan cepat menghampiri gadis mungilnya yang sedang menangis ketakutan di sana.

"Hey, baby. It's me, I'm here." Ucap Ellard dengan suara lembutnya. Dia mengusap pelan rambut Ella.

Ella mendongakkan wajahnya. Dia menatap Ellard dengan wajah sayunya yang dipenuhi air mata. "I'm scared." Adunya meminta perlindungan kepada Ellard.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now