Bagian dua puluh delapan

22.9K 1.4K 40
                                    

Halo!!!!!

Sebelum membaca, vote terlebih dahulu!
.
.
.
.
.

Happy reading❤

•••••

Ellard memandang bingung benda dihadapannya. Bagaimana tidak? Dia tidak tahu menahu tentang usuran wanita. Baru pertama kali sampai di supermarket itu, dia langsung menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena marga Ocean dan wajah tampan yang dimilikinya, tapi waktu pertama kali sampai Ellard langsung menuju rak yang berisi roti kebutuhan wanita.

"Sialan! Kenapa banyak banget?" Gumamnya tak percaya melihat begitu banyaknya macam pembalut dihadapannya.

Ellard semakin bingung ketika mengambil kedua pembalut dan membandingkannya. "Bersayap atau yang nggak punya sayap? Kenapa ukurannya juga beda? Bersayap kali ya? Tapi kalau Ella biasa pakek yang nggak punya sayap, gimana?"

Setelah memikirkan beberapa detik, akhirnya Ellard membuat keputusan.

"I don't give a shit!" Umpatnya kesal, lalu dia memasukkan semua macam pembalut yang ada dihadapannya kedalam troli belanjanya.

"Ella mau jajan kali ya."

Ellard berjalan kearah rak yang berisi berbagai macam makanan ringan. Dia mengambil makanan ringan yang sekiranya Ella suka dan 50 kotak susu strawberry siap minum, juga Ellard mengambil satu botol sedang cola untuknya.

Setelah dirasa cukup, Ellard mendorong troli belanjanya yang sudah penuh menuju kasir. Petugas kasir itu, langsung mengambil alih troli Ellard dan menghitungnya dengan cekatan.

"Totalnya satu juta delapan ratus ribu, kak." Ucap penjaga kasir itu memberi tahu.

Ellard mengeluarkan salah satu kartunya dan menyerahkannya kepada petugas kasir dihadapannya.

Setelah pembayaran selesai, Ellard kembali ke Rumah Sakit sembari menenteng dua kantong plastik besar. Satu kantong berisi pembalut dan satu lagi berisi makanan ringan dan minuman.

•••••

Sesampainya Ellard di ruangan Ella, dia melihat gadisnya tengah menangis tersedu-sedu. Ellard meletakkan dua kantong plastik itu di atas sofa. Dia melihat satu set baju pasien yang baru, karena memang Ellard yang memintanya kepada suster. Agar Ella bisa berganti baju. Dia-pun menghampiri Ella yang sedang menangis.

"Kenapa nangis?" Tanyanya sambil mengangkat dagu Ella agar bisa melihat wajahnya, lalu menghapus air mata itu dengan hati-hati.

"Maafin aku."

"Kenapa minta maaf?" Tanya Ellard bingung.

"Sprei-nya kotor." Jawab Ella dengan wajah takutnya.

"Nggak-papa, nanti dibersihin sama petugas. Sekarang lo ke kamar mandi, ganti baju." Kata Ellard menenangkan sambil membantu Ella untuk berjalan ke kamar mandi.

Ellard menyerahkan satu kantong plastik besar berisi pembalut kepada Ella.

Ella terperangah melihat begitu banyaknya pembalut dihadapannya.
"Kenapa banyak banget, El?"

"Gue nggak tau yang mana biasanya lo pakek." Sahut Ellard santai.

Ella menghela nafas pasrah. Jika sebanyak ini, dia bisa satu tahun atau lebih tidak perlu membeli pembalut.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt