Bagian lima puluh

20.2K 1.2K 264
                                    

Halo!!!!

SEBELUM MEMBACA, VOTE TERLEBIH DAHULU!!

Tolong hargai sedikit:")
.
.
.
.
.

Happy reading ❤

•••••

Alarm handphone Ella berbunyi begitu nyaring, membuat si pemilik ponsel menjadi terbangun dari tidurnya. Ella menyipitkan mata lantaran silau dengan sinar matahari yang mulai menembus gorden kamar. Dia mengerjap-ngerjapkan kedua mata bulatnya, menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang mulai menerpanya.

Ella mengambil ponselnya di atas nakas, lalu dia mematikan alarmnya. Dia melihat waktu yang menunjukkan pukul 06:00 pagi, yang artinya 2 jam lagi dirinya harus memulai kegiatan sekolahnya.

Ella akan bangkit dari tidurnya, tapi sebelum itu terjadi Ellard lebih dulu menahannya.

Ellard kembali menarik Ella ke dalam pelukan hangatnya. "Mau kemana, hm?" Tanya Ellard dengan suara seraknya yang terdengar begitu seksi.

"Mau mandi." Jawab Ella seadanya. Dia memang berniat untuk membersihkan dirinya.

Ellard menggesek-gesekkan hidung mancungnya di leher wangi gadisnya. "Nanti. Masih pagi, ntar lo masuk angin." Ucap Ellard sambil mengeratkan pelukannya.

"Udah jam 6, tau!!" Sahut Ella dengan sewot.

Ellard mengecup pelipis gadisnya sekilas. "Sewot banget lo."

"Makanya lepasin. Aku mau mandi, El." Ella berusaha melepaskan pelukan Ellard yang melilit tubuhnya dari belakang. Tapi percuma saja, tangan Ellard bahkan tak bergerak sama sekali.

"Lo mau mandi pagi-pagi gini?" Tanya Ellard tak habis pikir.

"Iyalah." Jawab Ella dengan cepat.

"Dih! Tumben banget. Biasanya juga nggak mandi, cuma cuci muka." Balas Ellard dengan nada mengejeknya.

"Pasti kalo pagi gini lo ngerengek sambil bilang, 'El, nggak usah mandi ya. Dingin, ntar aku beku terus jadi es.' Lo ngerengek gitu tiap pagi, Ella." Sambungnya. Tak lupa Ellard mengikuti suara rengekan gadisnya.

Ella memang selalu merengek tidak ingin mandi di pagi hari, dengan alasan yang sama dan kalimat yang sama. Ellard selalu mendengar kalimat rengekan itu setiap pagi. Oleh karena itu, dia kaget lantaran pagi ini Ella malah ingin mandi. Pasalnya gadis itu hanya akan mandi di sore hari saja.

Ella menabok punggung tangan kiri Ellard yang memeluk perutnya. "Jangan kenceng-kenceng dong ngomongnya. Kalo ada yang dengar gimana?"

Ellard terkekeh geli mendengar ucapan gadisnya. "Dasar lemot. Disini kedap suara, siapa yang mau dengar?"

"Oh iya, ya." Ucap Ella dengan wajah polosnya.

Ellard meledakkan tawanya melihat raut wajah polos gadisnya. Ella-nya memang sedikit ajaib dengan segala pemikiran polosnya.

"Jangan ketawa, El." Rengek gadis mungil itu. Dia tidak suka ditertawakan oleh Ellard. Tawa Ellard terdengar menyebalkan di telinganya.

Ellard pun menghentikan tawanya. Dia mengerti bahwa gadis mungilnya ini tidak suka ditertawakan. Alih-alih melepaskan pelukannya, Ellard justru semakin mengeratkan pelukannya.

LOVE BUT PRESTIGE [SEGERA TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora