62. PRESENT

20.9K 4.1K 1K
                                    

-------------------------------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-------------------------------------------------

Tidur nyenyakku terganggu karena seolah-olah ada tangan yang mengelus rambutku pelan. Ingin membuka mata tapi rasa kantuk yang luar biasa membuatnya sulit kulakukan. Cup, kecupan pelan di pipiku membuatku mau tak mau membuka mata.

"Kau memang suka sekali tidur yaa?"

tanyanya sambil tersenyum.

Mengerjabkan mata guna memandang orang yang sedang berbaring di sampingku "Ra___raden," ucapku serak dan tentu agak shock.

Mengelus kepalaku sekali lagi, "Aku senang melihatmu baik-baik saja!" ucapnya dan tak urung membuat air mataku menetes.

"Hiks... Hiks..." tangisku pecah saat melihatnya di hadapanku karena posisi kami sekarang saling berbaring miring.

Merangsek mendekatiku lalu menghapus air mataku dengan jarinya "Bukannya aku sudah pernah bilang bahwa aku lebih suka melihat tawamu dibandingkan tangismu, hm?"

"Ra____raden hiks... hiks..." Entah kenapa rasanya aku kehabisan kata saat ini. Kalimat-kalimat yang ingin aku tanyakan padanya seperti tersangkut di tenggorokan.

Tetap melihat dia walau dengan pandangan mata yang memburam karena air mata. Kata orang, cinta itu punya kekuatan yang luar biasa. Bayangkan, jika Bandung Bondowoso bahkan nekat membuat seribu candi atau Sangkuriang yang menyanggupi membendung aliran Sungai Citarum untuk dijadikan telaga. Mungkin aku lebih serakah dari mereka karena aku berharap cintaku bisa menghentikan waktu, sehingga dia bisa tetap berada di sini bersamaku selamanya. Keinginanku hanya ingin melihat dia setiap awal membuka mata dan terakhir kali ketika aku akan menutup mata.

"Kau tahu Rengganis, aku rindu... sangat merindukanmu," ucapnya sambil tersenyum getir lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku dan tentu otomatis membuatku memejamkan mata untuk mengulangi moment romantis kami.

Teng... Teng... Teng...

Mataku terbuka seketika karena lonceng jam besar yang bulan lalu dibeli Mama berdentang keras menandakan sekarang pukul tiga dini hari. Napasku tersenggal dan tentu disertai keringat dingin terasa di punggungku. Tertawa dalam hati karena tadi itu kemungkinan cuma mimpi. Tidak mungkin... tidak mungkin dia di sini... Itu mustahil.

Sial!

Sial!!

Sial!!!

Sial sekali!!!!

Mimpi secara teori adalah gambaran, pikiran, dan emosi yang dialami seseorang selama tidur. Biasanya terjadi pada tahap tidur REM (rapid eye movement). Jenis tidur ini pertama-tama terjadi sekitar satu setengah jam setelah tertidur dan kemudian setiap 90 menit atau lebih sepanjang malam. Mimpi yang rasakan bisa saja sangat emosional, samar, singkat, membingungkan, menyenangkan, atau bahkan menakutkan.

SINGASARI, I'm Coming! (END)Where stories live. Discover now