21 - PAST

27.1K 4.5K 171
                                    

Apa kalian bahagia hari ini ?

-----------------------------------------------------------------

Berita akan kembalinya Pangeran Anusapati dari peperangan telah menyebar tidak hanya di kawasan kediaman beliau saja tetapi sepertinya hampir ke seluruh penjuru istana. Bahkan mungkin hingga ke seluruh wilayah Tumapel. Walau begitu aku tidak bisa memeriksanya karena aku tetap tidak diizinkan ke luar dari tembok batas istana.

Meskipun demikian tampaknya semua orang membicarakannya secara sembunyi – sembunyi. Tapi dinding – dinding istana yang tebal tak mampu menyimpan kabar angin datang silih berganti, karena kenyataannya telingga kami, khususnya para pelayan dapat mendengar segala hal, walau mulut kami dipaksa tetap tertutup rapat.

Sebenarnya yang lebih menjadi fokus cerita para penghuni istana adalah apakah Pangeran Anusapati yang telah berhasil memenangkan peperangan yang katanya cukup besar itu akan membuatnya lebih cepat diangkat sebagai pengganti raja atau tidak ? Mengingat usia raja yaitu Ken Arok yang kini sudah tidak muda lagi.

Hal lain yang juga paling menarik untuk dibicarakan, paling tidak oleh pelayan wanita adalah siapakan wanita beruntung yang akan menjadi istri sekaligus calon ratu baru Tumapel ? Walaupun hampir tujuh puluh persen mereka yakin bahwa Kanjeng Praya adalah kandidat paling kuat di sini.

Masalahnya, Kanjeng Praya belakangan ini nampak lebih banyak terlihat bersama Pangeran Tohjaya. Sejujurnya aku tidak tahu pasti, karena ruang gerakku hanya seputar pendopo kediaman Pangeran Anusapati, dapur istana dan kuil utama. Walau memang sudah dua kali, aku dan Sawitri melihat mereka bersama. Terakhir saat mengunjungi Kuil Agung tempo hari.

Tetapi seperti kata pepatah yaitu gossip adalah kenyataan yang tertunda. Jadi kita tinggal menunggu, karena waktu yang akan memberi tahu jawabannya. Skenario terburuk yang mungkin terjadi, jika semua prasangka itu meleset adalah Gusti Pangeran Anusapati justru harus melaksanakan pernikahan politik. Bisa saja istri Pangeran Anusapati malahan adalah putri dari kerajaan lain demi tujuan penyatuan dua kekuatan kerajaan. Jujur akupun tak tahu karena tidak ada catatan sejarah tentang siapa nama istri Pangeran Anusapati.

Di sisi lain, pembersihan tempat kediaman Pangeran Anusapati sudah dilakukan sejak dua hari sebelum kedatangan beliau. Jujur, tugas ini agak membuatku dongkol mengingat setiap hari sejak keberangkatan Pangeran kami alias aku dan Sawitri tidak pernah absen untuk membersihkan tempat itu.

Aku malah merasa hiasan tembikar di sana semakin tipis tiap harinya karena terlalu sering di gosok. Lagipula debu kecil maupun besar tidak mungkin terlihat, karena di sini masih berlantaikan dan berdinding batu alam. Beda cerita apabila berlantai marmer atau minimal ubin putih. Tetapi berhubung statusku hanya sebagai pelayan maka semua itu hanya bisa aku pendam dalam hati paling – paling dalam.

Kesabaranku ternyata mesti diuji lagi karena kedatangan Kanjeng Praya ke kediaman Pangeran dengan setumpuk kain – kain yang katanya adalah hasil tenunan tangannya sendiri. Untuk bagian itu, aku takjub karena hingga detik ini hasil tenunanku hanya berakhir sebagai kain lap atau paling banter dijadikan kain mandi sangking tidak layaknya.

Parahnya hasil membatikku juga tidak jauh berbeda, menurut Sawitri masih tidak rata dan terlalu banyak bintik tebal di berbagai gambar motifnya. Hadeeh ... Kalau bagian itu salahkan saja canting-nya yang terlalu deras mengalirkan cairan lilin. Apalagi ditambah tanganmu sulit diajak bekerjasama karena terlalu grogi saat harus membatik sambil dipandangi banyak orang.

Kembali lagi ke masalahku hari ini. Kanjeng Praya dengan baik hatinya menyuruh kami untuk mengganti seluruh kain yang ada dengan kain yang dia bawa. Perlu digaris bawahi bahwa kami yang dia maksud adalah Aku dan Sawitri yang harus melakukan semua perintahnya.

SINGASARI, I'm Coming! (END)Where stories live. Discover now