63. PRESENT

21.3K 4.1K 1.1K
                                    


Duduk di salah satu restoran sambil menikmati dessert guna menghilangkan rasa pahit. Bukan pahit di lidahku tetapi di hatiku. Sebenarnya rambutku juga terasa ringan setelah melakukan perawatan di salon tadi, namun aku tetap butuh cokelat sepertinya. Mungkin semua orang sudah tahu bahwa mengkonsumsi cokelat dipercaya dapat membuatmu bahagia.

Berdasarkan penelitian, cokelat terutama cokelat hitam (dark chocolate) mampu merangsang produksi endorphin yaitu sebuah bahan kimia di otak yang menciptakan rasa senang. Ada pula kandungan serotonin dan antidepresan yang ada pada cokelat dapat meningkatkan mood seseorang.

Cokelat hitam juga mengandung bahan psikoaktif yang memberikan hasil rasa "baik" yaitu dengan adanya phenylethylamine, sebuah neuromodulator yang membantu mengatur suasana hati. Selain itu, Cokelat hitam juga mengandung konsentrasi antioksidan yang lebih tinggi yang dapat mengurangi peradangan, suatu kondisi yang terkait dengan timbulnya depresi.

Sebenarnya cokelat hanya salah satu makanan yang bisa menimbulkan efek bahagia. Ada banyak lagi makanan atau minuman yang bisa menggantikan cokelat walau tingkat efek kebahagiaan yang didapat pasti berbeda sesuai kadar zat yang dikandung makanan tersebut. Ada buah anggur, kopi, buah berry, yoghurt, telur, salmon, jeruk, apel, melon, mangga, jamur, alpukat, kenari, sayuran hijau, teh hijau, hingga pisang.

Walau menurutku, semua tergantung orangnya serta keadaan yang terjadi. Misalnya, orang yang tak suka apel maka tentu dia tidak akan bahagia walau makan apel. Orang yang kelaparan pasti bisa bahagia mendadak walau makan hanya dengan nasi dengan kerupuk sekalipun, benar tidak?

Kembali ke permasalahku, mungkin aku memang harus belajar menerima kenyataan. Tentu berat dan butuh waktu tapi apa boleh buat. Kalau dipikir-pikir keberadaanku disana juga malah menjadi sebab hilangnya lebih dari satu nyawa yaitu pelayan wanita itu yang aku lupa tanya siapa namanya lalu kemungkinan Mbok Sinem, Mbok Jum dan Ayu juga. Mengerikan jika korbannya bertambah banyak, bukan? Memang bukan aku yang membunuh tapi rasa bersalahnya itu... bertahan selama-lamanya di pikiran.

Jika disimpulkan maka :
Singasari I'm Coming! (In my dream)
Goodbye Singasari! (In the real world)

Tak aku sangka hidupku selucu dan se-absurd itu. Bercerita pada orang nanti dianggap berhalusinasi karena aku memang tidak punya bukti. Mengadu ke Pak Ustad kemungkinan aku akan di-rukiyah. Jika konsultasi ke Psikiater mungkin akan diberi nasehat hingga obat jika ternyata aku dirasa memerlukanya. Nah, bisa dipastikan hidupku tambah rumit jadi lebih baik aku bersabar dan berdoa saja.

Melirik jam di tanganku sesaat, masih setengah jam sebelum janjiku bertemu Tante Vina. Sebenarnya dulu beliau sering datang ke rumah karena Mama belajar membuat berbagai cake darinya. Namun, karena suaminya pindah tugas ke luar kota jadi putus hubungan terkait jarak. Kata Mama, Tante Vina kini tinggal di Jakarta jadi dia ingin bertemu denganku.

Tidak mungkin juga aku menolak bukan? Kadang sopan santun adalah hal yang tetap kita terapkan sebagai manusia yang beradab. Manusia juga makhluk sosial jadi menjalin hubungan yang baik dengan manusia lain memang kebutuhan. Selain ada yang berpendapat bahwa silahturahmi itu dapat juga membuka pintu rezeki seseorang.

Membuka situs belanja online karena aku bukan penyuka games, tidak mungkin aku bengong selama 1.800 detik bukan? Wasting time guys! Paling tidak sesuai intruksi Gubernur bahwa belanja adalah salah satu wujud bela negara karena bisa turut meningkatkan perkembangan UKM di Indonesia, kecuali benda yang kita beli adalah produk asing artinya bela negara orang lain.

Mencari model sepatu yang menarik dan cantik dipandang mata karena entah mengapa aku adalah pecinta sepatu dibandingkan tas. Seperti perempuan lain aku juga memiliki benda favorite untuk dikoleksi. Fokus pada gambar sepatu di ponselku membuatku serasa tuli akan hiruk-pikuk sekitar.

SINGASARI, I'm Coming! (END)Where stories live. Discover now