10. Mimpi

12.9K 1.4K 21
                                    

Typo bertebaran harap memberi tanda jika terdapat!

Suara tangisan bayi menggema di seluruh ruangan, dokter menyerahkan bayi itu pada suster yang berada disampingnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Suara tangisan bayi menggema di seluruh ruangan, dokter menyerahkan bayi itu pada suster yang berada disampingnya. Sedangkan sang ibu menatap bayi yang baru saja ia lahirkan dengan senyum haru dibibirnya sebelum ia memejamkan mata, pingsan karna kelelahan.

Diluar ruangan seorang pria berjalan kekanan dan kekiri terus menerus, membuat asisten nya ikut panik. Tangisan bayi terdengar oleh mereka, membuat mereka yang menunggu bernafas lega, namun masih ada kekhawatiran didalam hati mereka. Keresahan mereka adalah bagaimana keadaan sang ibu dan keadaan bayi itu, apakah sang ibu selamat, dan bayi lahir dengan sehat.

Pria itu sedang melakukan meeting tetapi sebuah nomer menelponnya mengatakan sang istri sedang melahirkan, membuat pria tersebut langsung menuju rumah sakit dimana istrinya berada.

Cklek

Pintu persalinan terbuka, dokter keluar bersama dengan suster yang mendekap bayi.

Pria tampan menghampiri dokter wanita yang terlihat sudah setengah abad itu. Mendekati dengan raut wajah penuh kekhawatiran, diikuti pria asisten dibelakangnya. Sedangkan suster segera melangkah menjauh dari mereka, karna ia perlu menghangatkan bayi imut itu dan meletakkannya pada ruang bayi

"Bagaimana?" tanya pria itu.

Dokter tersenyum tipis "Ibu dan bayi, mereka selamat tuan, tetapi sang ibu sedang pingsan saat ini karna kelelahan,"

"Syukurlah." Mereka yang mendengar jawaban itu tersenyum lega.

"Dan bayinya berjenis kelamin perempuan." lanjut dokter tersebut.

Pria tampan saat ini begitu bahagia. Anaknya, anak pertamaya,  anak yang sudah lama ia dan istrinya tunggu-tunggu akhirnya terlahir dan bisa melihat dunia.

"Aku ingin melihatnya." Mata dokter tersebut sedikit begerak gelisah.
"Maaf tuan, tapi untuk saat ini ibu dan bayinya belum bisa untuk dilihat" Raut wajah pria tampan itu seketika menjadi dingin.

"Mengapa?" Nada suara dari pria itu begitu dingin, bahkan bisa membekukan. Sedangkan sang asisten pria itu menatap penuh selidik pada sang dokter, entah mengapa perasaan pria itu mengatakan ada sesuatu yang janggal.

"Itu semua karena sang ibu perlu istirahat, sedangkan untuk bayinya perlu dibersihkan dan dihangatkan tuan." Dokter tersebut menjawab dengan tenang. Entah memang benar-benar tenang atau hanya berusaha tenang.

Pria tampan yang dipanggil tuan mengangguk, sedangkan dokter bernafas lega. Tetapi berbeda dengan yang dokter itu kira, karna pria tampan dan asisten pria itu masih curiga.

Mata seorang wanita mengerjab beberapa kali. Hal pertama yang ia lihat adalah ruang persalinan yang sama saat ia melahirkan buah hatinya dengan sang suami.

The Back First LifeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant