37. Keterkejutan

6.1K 1K 138
                                    

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

"Ketua, setelah kami mengintrogasi pria itu ternyata ia membunuh siswi tersebut karena seseorang menyuruhnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ketua, setelah kami mengintrogasi pria itu ternyata ia membunuh siswi tersebut karena seseorang menyuruhnya." Informasi diberikan salah satu anggota Eckhart yang bertugas menangani penyelidikan pembunuhan siswi Fulgencio high school yang terjadi 5 bulan yang lalu.

"Apakah dia memberi tahu siapa yang menyuruhnya?" tanya Alberic duduk di kursi kebesarannya dengan kaki yang ia silangkan dengan gagah.

"Pria itu hanya memberi tahu jika yang menyuruhnya seorang gadis muda yang terlihat seperti siswi, rambutnya hitam legam, matanya berwarna hitam pekat seperti rambutnya, gadis itu memiliki kulit yang cukup eksotis." jawab anggota tersebut.

"Pria itu juga berkata jika gadis itu merupakan siswi dari sekolah yang sama dengan korban." lanjutnya.

"Kumpulkan data semua murid di Fulgencio high school, cari siswi yang memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan pria itu." Perintah Alberic berikan pada pria di hadapannya dengan tegas.

"Baik ketua." balas orang itu lalu pamit pergi dari ruangan Alberic.

Alberic berdiri dari duduknya dan melangkah pergi keluar ruangannya. kakinya terus melangkah ke sebuah ruangan dengan banyak multiple monitor di dalamnya, orang-orang yang bertugas di ruangan itu pun segera memberi hormat saat menyadari Alberic datang.

"Lanjutkan pekerjaan kalian." titahnya. Mata pemuda itu memandang keseluruhan.

"Alberic." Alberic seketika membalikan badannya saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Ayah." Ternyata itu adalah ayahnya. Pria yang terlihat gagah meski umur nya tak muda lagi, terlihat wajah Alberic seakan salinan dari wajah ayahnya saat muda.

"Ibumu terus menanyakan mu nak." ucap Tuan Clearence.

"Ayah lebih baik kita berbicara di ruangan ku." saran Alberic menuntun sang ayah menuju ruangannya.

Tuan Clearence mendudukan dirinya di sofa ruang kerja milik Alberic. Pria itu menatap putranya dengan datar

"Tolong buatkan kopi dan cemilan ke ruangan saya." setelah meminta itu Alberic melangkah mendekat oada ayahnya dan duduk berhadapan dengan pria itu.

"Tumben sekali ayah mengunjungi ku." Awalan yang cukup baik diberikan Alberic pada ayahnya.

"Alberic, berapa umur mu?" tanya Tuan Clearence.

"Tahun ini ke 27." jawab Alberic.

Seorang pria muda masuk dengan nampan dibawanya. Menunduk hormat pada atasannya, lalu menaruh dua cangkir kopi dan cemilan yang di minta oleh sang tuan tadi. Lalu pergi keluar ruangan.

"Kau sudah tak muda lagi Alberic." Alberic tersenyum meminum kopi miliknya, kini ia tahu mengapa sang ayah mengunjungi nya hingga datang ke kantor Eckhart.

The Back First LifeWhere stories live. Discover now