41. Masa lalu Geino

5.9K 862 67
                                    

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai namaku Geino Adalvino. Ayahku bernama Gernando dan ibuku bernama Lydia, saat ini umurku 7 tahun.

"BISAKAH KAU MENDAPATKAN NILAI 100 GEINO? MENGAPA HANYA 80 YANG KAU DAPATKAN." Itu ibuku, dia saat ini sedang marah besar di hadapanku karena aku tak mendapatkan nilai sempurna di ulangan matematika. 

Aku hanya bisa menunduk takut. Sebenarnya ini sudah biasa aku dapatkan, ibu selalu menyiksaku jika suasana hatinya tidak senang atau saat aku tidak bisa mendapatkan nilai sempurna. Dia bukan hanya memarahiku, aku yakin beberapa saat lagi ibu pasti akan menyeretku ke ruangan gelap lalu dia akan memukuliku.

Aku hanya tinggal bersama ibu dan para pelayan di rumah besar ini. Jika kalian bertanya di mana ayahku maka jawabannya ayahku hanya berkunjung sekali dalam seminggu. Itu wajar, karena aku dengar dari pelayan jika ibu hanyalah istri kedua ayah. Ayah tidak mencintai ibu, itu sebabnya ayah tidak pernah memperhatikan ibu dan aku. 

"Sini kau." Ibu mencengkram tangan ku sembari menariknya. ini menyakitkan. Tetapi aku tak bisa melepaskannya. Jika aku memberontak dari cengkraman ini, ibu pasti akan bertambah marah hingga aku tak akan diberikan makan.

"Ibu ini sakit." Aku mengeluh kesakitan.

Oh tidak seharusnya aku tak mengeluh. Ibu semakin mencengkram kuat pergelangan tangan ku dan dia terus menarik ku menuju ruangan gelap itu. Aku tak ingin ke sana, di sana menyeramkan.

"Hiks hiks." Aku menangis dan itu membuat ibu semakin marah. Ibu benci anak lemah.

Pintu ruangan itu terbuka, ibu menarik ku masuk ke dalam. Bruk, punggungku sakit. Ibu mendorongku dengan sangat kencang hingga punggungku menabrak dinding.

"JANGAN MENANGIS SIALAN. KAU INI PEWARIS ADALVINO, KAU TAK BOLEH LEMAH." Ibu berteriak tepat di depan wajahku. Ibu selalu berkata seperti itu. Dia berkata jika aku adalah pewaris Adalvino, tetapi jika menjadi pewaris Adalvino alasan aku selalu mendapatkan siksaan maka lebih baik aku tak menjadi pewaris.

"Ibu maafkan Geino, Geino berjanji akan giat belajar agar mendapatkan nilai 100." Aku berucap dengan gemetar.

"TIDAK ADA KATA MAAF, KAU HARUS DI BERI PELAJARAN AGAR TAK MENGULANGINYA LAGI."

"KAU HARUS KU HUKUM." Ibu memukuliku dengan sangat keras. Ini menyakitkan.

"Ibu ampun hiks hiks, sakit bu. Ibu Geino mohon berhenti ini sangat menyakitkan hiks" 

Aku berlutut di depan ibu, menangkup kedua tanganku dan memohon. "Ibu aku mohon berhentikan hukumannya."

Tetapi ibu tak mendengarkan ku dia terus memukuli, dia bahkan tidak peduli dengan rintihan kesakitan ku.

Aku terduduk di lantai, hiks ini menyakitkan tubuhku penuh luka.

"Hiks hiks. Ibu sakit." Tangis ku dengan keluhan, aku berharap ibu akan memeluk ku dan mengobati rasa sakit ini. Tetapi ibu hanya berdiri menjulang tinggi di hadapan ku dengan mata yang menatapku tajam.

The Back First LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang