33. Kalung sang istri

6.6K 1K 74
                                    

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vilcen menatap wanita yang duduk membelakangi ia dengan senyum manis. "Diana." panggil pria itu.

Diana berbalik dengan senyum senang saat mendengar suara yang ia sangat kenal, segera berdiri dan menghampiri Vilcen. Namun langkahnya terhenti saat menyadari sang suami tak datang sendiri, terlihat tatapan sendu Diana layangkan.

"Putriku." lirih Diana menahan tangis, dan dengan segera wanita itu memeluk tubuh Griselle dengan erat.

Griselle terdiam kaku sesaat namun dengan segera gadis itu membalas pelukan sang ibu dengan tak kalah erat.

Ternyata benar ikatan batin seorang ibu tak pernah salah, karena Diana bahkan dengan mudah mengenali putrinya.

"Vilcen dia putri ku, dia putri kita Vilcen." ucap Diana dengan tangis membuat Griselle dan Vilcen tak tahan untuk ikut menangis.

"Iya sayang, dia putri kita." balas Vilcen dengan suara bergetar dan air mata yang sedikit mengalir namun dengan segera pria itu hapus.

"Dia tak akan hilang lagi kan Vilcen? kau pasti akan menjaganya untukku kan?" tanya beruntun dilayangkan Diana pada Vilcen sembari melepaskan pelukannya pada Griselle dan menatap Vilcen dengan harap.

Air mata Vilcen kembali mengalir saat mendengar ucapan Diana, ia merasa jika ini adalah salahnya. Andai ia lebih waspada dan menjaga putrinya mungkin putrinya tak akan berpisah dengan sang istri.

"Vilcen kau akan menjaganya untukku kan?" suara Diana kembali terdengar membuat Vilcen tersadar dari lamunannya.

"Ibu ayah akan selalu menjaga ku mulai sekarang dan aku tak akan menghilang dari ibu, kita akan selalu bersama." balas Griselle memegang erat kedua tangan wanita itu.

"Ya kita akan bersama-sama. Putriku bersama ibu dan ayah, kita akan selalu bersama menjadi keluarga lengkap." ujar Diana dengan tawa bahagia.

Griselle dan Vilcen ikut tertawa bahagia.

"Putriku, putriku, di mana putriku." tawa Griselle dan Vilcen terhenti saat Diana tiba-tiba saja terlihat ketakutan.

"Ibu." panggil Griselle saat pegangan tangan Diana terlepas.

Diana mencengkram bahu Vilcen. "VILCEN DI MANA PUTRIKU. PUTRIKU HILANG VILCEN, DIA HILANG." teriak Diana.

"Diana." panggil Vilcen. Diana melepaskan cengkramannya dan berjalan mundur menjauh dengan wajah panik serta ketakutan.

"Putriku dia hilang, putri kecilku, putriku yang cantik menghilang." lirih Diana meremat rambutnya frustasi.

"Ibu." "Diana." panggil Griselle dan Vilcen bersamaan sembari melangkah mendekati Diana.

"Ibu ini aku, aku putrimu." ucap Griselle dengan tangan mencoba menyentuh Diana yang terus meremat rambutnya.

"Putriku." lirih Diana terus menerus.

The Back First LifeWhere stories live. Discover now