32. Tak menyangka

6.6K 1K 120
                                    

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan harap memberi tanda jika terdapat!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nak bagaimana jika hari ini kamu tak perlu masuk kelas." Saran Vilcen pada Griselle. Kini mereka tengah berdiri di depan pintu kelas Griselle.

"Tidak bisa ayah, aku tak mungkin bolos hari ini. Ini baru awal kuliah jika aku membolos bisa-bisa beasiswa ku terancam." balas Griselle.

"Kamu tak memerlukan beasiswa itu lagi sekarang, lagipula kamu adalah putri ayah, putri pemilik kampus ini." ucal Vilcen dengan senyum menyombongkan kekayaannya pada sang putri.

"Ayah, ini adalah beasiswa yang diberikan oleh guruku jika beasiswa ini dicabut aku akan mengecewakannya." ujar Griselle dengan senyum.

"Beasiswa mu tak akan dicabut karena ayah pemilik kampus ini, kamu tetap bisa berkuliah dengan beasiswa meski kamu jarang masuk kelas." terang Vilcen membuat Griselle tersenyum.

"Tetap tidak ayah, aku harus mematuhi aturan yang berlaku meski saat ini aku adalah putrimu. Aku ingin bisa membanggakan ayah dan ibu, aku buktikan jika putri kalian ini bisa sukses tanpa bantuan kalian." Ucapan Griselle sukses membuat Vilcen sedikit menatap tajam pada putrinya.

"Apa maksudmu? Sudah seharusnya ayah dan ibu sebagai orang tua membantu mu, membantu kamu untuk meraih kesuksesan. Lagipula kamu akan menjadi penerus ayah nanti." balas Vilcen.

"Karena akulah yang akan menjadi pewaris maka aku harus belajar dengan sungguh-sungguh agar tak menghancurkan semua yang ayah dan keluarga terdahulu perjuangkan." Vilcen tersenyum mendengar jawaban putrinya.

"Baiklah-baiklah lakukan sesukamu sayang. Maafkan ayah dan ibu yang terlambat melihat dirimu berkembang." Senyum sendu terbentuk di bibir Vilcen membuat Griselle tersenyum lembut.

"Tak apa ayah, mungkin memang ini takdirnya. Takdir jugalah yang mempertemukan kita hari ini." balas Griselle mengelus lengan Vilcne dengan senyum lembut.

"Ya, mungkin memang ini jalannya. Tetapi ayah akan tetap bersyukur karna telah menemukanmu setelah belasan tahun mencari." ucap Vilce.

"Sekarang kamu masuk ke kelas, dan nanti saat kuliah sudah selesai ayah akan menjemputmu." ujar Vilcen dengan senyum sendu.

"Baik ayah." balas gadis itu

Melangkah memasuki kelas dengan sesekali menengok kearah belakang yang memperlihatkan Vilcen yang masih berdiri dengan senyum dan sesekali melambai.

Dalam hati Griselle tertawa, ia seperti anak lima tahun yang pertama kali sekolah dan diantar oleh ayah nya.

Namun ini terasa menyenangkan, batin Griselle.

Vilcen menatap Griselle yang memasuki kelas dengan senyum bahagia, namun tersirat rasa sedih di dalam hatinya mengingat ia tak melihat perkembangan putrinya.

The Back First LifeWhere stories live. Discover now