15. Tamparan

13.3K 1.5K 54
                                    

Typo bertebaran harap memberi tanda jika terdapat!

Typo bertebaran harap memberi tanda jika terdapat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Griselle memandang Erold dengan dingin.

Plak

Wajah Griselle tertoleh kesamping saat pipi kanannya ditampar kuat oleh Erold, Griselle bahkan yakin jika pipi kanannya ini akan membiru. Hal seperti ini sudah biasa bagi Griselle, tamparan adalah hal kecil yang biasa Griselle terima. Griselle bahkan pernah mendapatkan hal yang lebih menyakitkan dari sebuah tamparan.

Tekat Griselle untuk keluar dari tempat ini semakin kuat. Ingin rasanya Griselle berteriak pada mereka semua, apakah mereka bisa berhenti untuk membuatnya menjadi lelah untuk hidup didunia ini.

Apa yang dikatakan Griselle bahwa mereka itu iblis adalah kebenaran. Lihatlah mereka bahkan hanya memandang datar kejadian ini, tanpa ingin membantunya atau merasa kasihan padanya.

"Kau tau kau adalah anak paling tidak tau diri, seharusnya kau bersyukur karena aku dan ayah tidak membunuhmu karena sudah membuat ibu meninggal," Ujar Aloysius. Melangkah mendekat pada Griselle, memandang dingin wajah yang sangat ia benci. Sedangkan sang empu masih memegang pipinya yang terasa panas, mengangkat kepalanya Griselle memandang penuh kebencian pada Aloysius.

Aloysius tertegun saat mata coklat indah milik Griselle menatapnya penuh kebencian, namun Aloysius berusaha untuk tidak peduli. Bukan hanya Aloysius, Erold pun sama tertegunnya. Mata coklat indah itu biasanya memancarkan binar saat melihatnya, namun kini mata nya memancarkan kebencian dan kedinginan.

"Ya jika aku dan ayah adalah iblis mungkin kau sudah kami bunuh" lanjut Aloysius.

"Heh, kalian itu iblis. Karena apa? Karena iblis itu licik, kalian sengaja tidak membunuhku karena ingin membuat ku tersiksa sehingga membuat aku ingin mati," ujar sinis Griselle.

"Kalian melimpahkan semua kesalahan padaku, kenapa tidak pada tuhan saja? Tuhan yang mengambil nyawa para manusia, semua kematian manusia ada ditangannya. Kalian tidak bisa menerima takdir, kematian ibu bukan salahku. Aku tidak pernah meminta untuk dilahirkan." lanjut Griselle dengan nada yang sedikit lebih tinggi.

"Atau kenapa tidak kalian salahkan saja ibu? Kenapa ibu tetap kekeh untuk melahirkan ku padahal nyawanya terancam? Kenapa harus aku? Aku yang saat itu masih segumpal bayi yang tidak mengetahui apapun, yang masih terlahir suci tanpa dosa, bayi yang saat itu masih memerah tapi kalian salahkan atas kematian seseorang. Satu kata untuk kalian adalah, gila." ucap Griselle dengan hinaan diakhir kalimatnya.

Plak

Kali ini pipi kiri Griselle yang tertampar, bahkan tamparan kali ini lebih menyakitkan dari yang sebelumnya. Pipi kanan Griselle sudah membiru akibat dari kerasnya tamparan Erold, dan kali ini pipi kiri Griselle juga akan membiru akibat tamparan amat keras dari Aloysius.

The Back First LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang