BAB 7| Jaket Cargion

18.6K 1.8K 124
                                    

Raksa menggenggam tangan Alda seraya berjalan menuju belakang markas. Tempatnya hanya di batasi oleh jaring besi sehingga aktivitas anggota Dargez masih bisa terlihat dari sana. Di tempat ini sudah tersedia kulkas berisi minuman, atau juga alat pembuat kopi yang sering di pakai anggota lainnya juga.

"Keliatan nyaman banget kalo nongkrong di sini." Saut Alda.

Raksa menoleh sekilas dan tersenyum. "Lebih nyaman sama lo."

"Saaa.." omel Alda menatap cowok itu, Raksa memang hobi menggodanya.

"Apa sayang?"

Alda hanya mendengus, ia melipat tangannya membiarkan Raksa sibuk berkutat dengan alat pembuat kopi.

Matanya menatap ke segala arah. Lingkup Dargez selalu memunculkan sebuah hal baru bagi gadis itu, berada di antara mereka membuat Alda merasakan sebuah hal terbaik yang ia rasakan dan sepertinya Alda tidak akan menemukan rasa solidaritas mereka dimanapun.

Tawa para anggota memenuhi ruangan markas. Alda menatap ke arah sekumpulan cowok berjaket hitam yang tengah bermain catur di sudut ruangan. Suara tawa yang terdengar mengingatkannya pada sosok kakaknya yang sudah pergi, Gibran Algefari.

Siluet bahu familiar menarik perhatiannya. Alda terus menatap punggung itu dengan seksama, hingga orang yang ia tatap berbalik.

Al Gevariel?

Gevariel yang tak sengaja menatap Alda pun diam, lalu memalingkan wajahnya dan melanjutkan aktivitasnya dengan anggota di sana.

Lalu Raksa memberikan segelas mug kepada Alda. "Ini coklat panasnya Bu Negara." Candanya.

"Makasih banyak Pak Ketuaaaa.."

Keduanya terkekeh. Raksa merangkul bahu gadis itu dan mengajaknya naik ke lantai atas. Dari sini Alda dapat melihat pemandangan langit gelap yang di hiasi cahaya bintang. Gadis itu menumpukan kedua tangannya pada pembatas seraya menatap segelas coklat panas di tangannya.

"Sa.." panggilnya.

"Hm?"

"Kamu kenal semua anggota Cargion?"

Cowok itu meneguk kopinya sebentar dan meletakannya di meja. "Kenal."

Tangan Raksa cekatan mengeluarkan sebatang rokok dan membakar ujung rokok itu hingga kepulan asap menguar.

Pergerakannya tak lepas dari pandangan Alda. Pesona Raksa saat merokok memang bahaya. Alda tahu kenapa semua siswi Padja Utama mengagumi pacarnya ini meskipun Raksa sudah di klaim menjadi miliknya.

Karena jatuh cinta kepada Raksa Kanagara, tidak cukup satu kali.

"Anggota sebanyak itu kamu tau?"

"Wajahnya aja, kalo nama gak hapal semua."

Satu tarikan napas panjang membuat rongga dada Alda terasa sejuk. "Sa,"

"Kamu tau Gevariel?"

Pergerakan Raksa menjadi terhenti detik itu juga. Sejak kemarin Alda selalu membahas nama itu, di kantin bahkan di sini.

"Bahas dia terus, kenapa?" Tanya Raksa. Ada nada tidak suka dalam pertanyaanya.

"Enggak, aku cuma penasaran. Gak mungkin ada orang yang pindah tiba-tiba apalagi udah kelas 12."

"Jangan ngurusin hal yang gak penting. Daripada mikirin dia mending mikirin gua." Kata Raksa membuat gadis itu mencebik.

Raksa terkekeh gemas. "Kenapa? Ada yang ngeganggu? Perlu gua bikin babak belur juga?"

"Bukaaan.. Aku cuma mau jawaban aja. Kamu kan pinter, jarang ngeluarin tebakan yang meleset, selalu bener. Mungkin kamu punya dugaan juga buat dia."

Sudut bibir cowok itu terangkat naik, ia kembali mengeluarkan asap rokoknya seraya menatap Alda intens.

ARUNIKA [END]Where stories live. Discover now