BAB 53| Penangkapan

16K 1.5K 155
                                    

"Gal!" Panggil Alda kala Galuh baru saja kembali ke dalam ruang rawat.

"Raksa mana?" Tanya Galuh, ekspresinya panik karena hanya mendapati selang imfusan yang menjutai begitu saja.

"Dia pergi, Gal. Gue udah berusaha nyegah dia tapi dia malah marah-marah." Jawab gadis itu yang berusaha menghentikan isak tangisnya.

Galuh menatap Raffa yang baru saja masuk. Dia menggeleng. "Kita gak punya banyak waktu."

"Dia pergi berapa lama?" Tanya Raffa seraya sibuk berkutat dengan ponselnya.

"Lima menit yang lalu."

"Fuck." Umpat Raffa.

"Kita masih bisa bubarin acara itu kan? Gue rasa kita tinggal merintah anggota Darz yang hadir di sana buat pulang." Usul Galuh.

"Gak mungkin bisa." Raffa menggeleng. "Ajudan Kakek gue bakalan datang ke arena itu buat nangkap orang yang menyalahgunakan uang perusahaan, ketuanya udah make puluhan juta buat sponsor fight ilegal. Raksa pasti ketauan ada di sana dan dia juga ikut ketangkap."

"Ah bangsat!" Umpat Galuh frustasi.

"Terus gimana? Raksa udah terlanjur pergi!" Panik Alda.

Raffa menggigit bibir cemas. Berusaha menggunakan akal sehatnya untuk mencari cara.

Satu ide gila tiba-tiba muncul di dalam benak Raffa. "Panggil polisi."

"HAH?!"

***

Giana memarkirkan mobil yang ia kendarai dengan asal. Persetan dengan peraturan, yang terpenting sekarang adalah ketuanya. Divel, Arza, Banu dan Kenzo juga turun dengan terburu-buru. Dengan segera mereka berlari ke dalam bangunan yang dipenuhi bising dan sorakan yang menusuk gendang telinga.

"TONJOK!"

Teriakan para anggota Dargez yang sudah ada di arena pecah. Pertarungan masih berjalan di tengah-tengah ronde. Anggota inti yang mendengar itu berusaha menggasak masuk ke tengah-tengah kerumunan demi bisa melihat Raksa lebih dekat.

"KASIH GUE JALAN ANJING!" Maki Giana yang mendorong siapapun di hadapannya. "KASIH GUE JALAN BUDEK LO!"

"BANGKIT RAK! TONJOK LAGI! HARGA DIRI WOY!"

Rasanya Giana ingin menonjok para mulut kompor itu dengan tangannya langsung. Bisa-bisanya tidak ada satu pun orang waras yang mau menghentikan pertarungan ini. Mereka malah sibuk menggila disekeliling ring saat pukulan di dalam sana beradu begitu sengit.

"RAK! TURUN RAK!" Teriak Arza dari samping ring. Tapi tetap saja dua orang itu masih setia bertarung saling melayangkan tonjokkan.

"WOY BANGSAT UDAH!" Teriak Divel.

Raksa mengusap darah yang keluar dari mulutnya dengan kasar. Seluruh tenaganya nyaris habis karena kondisi tubuhnya yang belum pulih. Namun taktik Gevariel ternyata lebih jauh lemah di bawahnya. Laku laki-laki itu tersenyum, ia belum puas dengan aksi pembantaiannya meski kondisi Gevariel saat ini benar-benar hancur. Bagian matanya membiru, darah mengucur dari hidung dan mulutnya, sekujur badannya merah dipenuhi bercak darah.

"HAJAR LAGI! HARGA DIRI HARGA MATI!"

Belum siap Raksa melawan, Gevariel sudah menerjagnya hingga laki-laki itu jatuh di dekat pembatas. Penonton bersorak. Bising semakin menggila saat Raksa berusaha menahan pukulan Gevariel yang cepat dan bertubi-tubi.

Mata Alda membulat begitu melihat persetuan ini setelah berhasil merangsek kerumunan.

"SA! UDAH SA!" Teriak Alda. Ia berdiri di sela-sela pinggiran ring, tangannya memukul panggung  berkali-kali. "GEV UDAH! PLEASE!"

ARUNIKA [END]Where stories live. Discover now