BAB 21| Butuh Rangkulan

15.5K 1.5K 156
                                    

Raksa berdiri di hadapan ke 340 anggotanya. Kanagara bermata elang itu tengah membicarakan persoalan Cargion yang akan mereka bantu agar aliansi terbesar mereka bisa kembali.

"Dargez gak pernah mati, kita meletakan solidaritas di atas prioritas."

Raksa menatap seluruh anggotanya. Meskipun ia sudah menjabat selama tiga tahun lebih, wibawa ketua tidak pernah luntur dari wajah Kanagara bermata elang itu. Raksa tahu harga mati, Raksa tahu bahwa Dargez selalu menjadi perkumpulan orang-orang yang butuh rangkulan. Dargez akan menjadi tempat paling nyaman bagi siapapun yang butuh tempat beristirahat. Terlepas dari segalanya, Raksa tidak akan pernah melepaskan nama Dargez begitu saja.

"Gua mau penambahan anggota 10 orang buat angkatan 13. Jadi total anggota Dargez nantinya adalah 350. Nanti kasih data-data orang yang mau gabung ke gua." Ucap Raksa yang di angguki oleh Arza dan Divel.

Urusan menyeleksi anggota baru, Arza dan Divel memang terbilang paling ketat. Gabung bersama Dargez bukanlah hal mudah bagi siswa Padja Utama, bahkan banyak ratusan orang yang gagal dan berakhir menjadi anggota Cargion. Sejak dulu Dargez memang sengaja beraliansi dengan Cargion agar bisa menampung anggota-anggota yang mereka tolak untuk meminimalisir permusuhan.

Serapi itu.

"Abis penambahan anggota selesai. Nanti kita gerak, bantai habis orang yang udah berani ngerusak nama baik Cargion. Gua yakin dalangnya gak cuma satu." Ujar Raksa lagi yang di angguki oleh para anggota.

"Umumin ke semua sekolah kalo Dargez lagi nyari anggota baru!" Perintah Raksa.

"Siap!" Serempak semua orang menjawabnya.

"Rapat selesai." Tutup Raksa.

Satu persatu anggota mulai keluar dari area rooftop, banyak anggota baru yang masih perlu membiasakan di sana, berhasil menjadi anggota Dargez adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Dargez memang menerima anggota-anggota yang berpengaruh dan memiliki kemampuan intelektual. Mereka juga terkenal dengan kekentalan solidaritasnya, dari yang semua orang katakan Dargez selalu meletakan harga teman di atas harga mati, dan itu benar.

Darges besar dari masa ke masa: One commando, Revolution, Grow together, and Never die.

"Lo yakin dalangnya gak cuma satu?" Saut Galuh seraya menyesap rokok electrick di tangannya.

"Backingan dia kuat." Balas Raksa.

Arza menyetujui ucapan Raksa. "Dia ngebantai Cargion pake akal, ngelaporin Cargion pake tuduhan palsu ke pihak aparat. Dan cuma dia yang selamat padahal dia juga anggota." Jelas Arza, mereka semua tahu siapa yang di maksud Arza sekarang.

Divel mendengus. "Alasan Gevariel pindah ke sini juga udah masuk rencana."

"Dia ambil alih Cargion." Ujar Raksa.

"Bangsat, gua tiap denger nama dia bawaannya emosi." Kata Banu kesal. Dirinya cukup frustasi karena harus mengurusi masalah yang sangat kacau ini padahal tugas sekolahnya masih menumpuk.

Sedangkan di sebelah kanan rooftop, ada Kenzo yang berdiri di sana seraya menatap ukiran mural yang di ukir oleh semprotan pilox. Nama Dargez terpampang paling besar, setelah meminta ayahnya agar membujuk pihak sekolah untuk tidak mengambil area rooftop Kenzo dan teman-temannya bisa terbebas di area ini. Jadi secara tidak langsung rooftop menjadi hak milik mereka selama bersekolah di sini.

"Tulisan lo masih ada ya, Gib." Gumam Kenzo.

Sahabatnya itu memang paling ahli dalam urusan menggambar mural. Jadi tidak heran jika semua tulisan di sini dominan berasal dari tangan Gibran Algefari, unik dan menarik, mereka bahkan sering berfoto di sini.

ARUNIKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang