BAB 55| Menjauh Untuk Menjaga

16.6K 1.4K 99
                                    

Farel
[Gua tunggu lo di gerbang belakang]

Setelah mendapat pesan dari Farel, Raksa segera berjalan dengan hati-hati menuju gerbang belakang rumahnya. Sejak perdebatannya dengan sang Kakek kemarin seluruh fasilitas mulai dari kartu, kunci serta uang saku nya disita. Dengan terpaksa Raksa menerima bantuan Farel lagi.

Berkat keahliannya memanjat tebing sekolah kini Raksa berhasil keluar dari halaman rumahnya. Laki-laki itu menoleh ke arah kiri dan segera masuk ke dalam mobil merah.

"Gue denger Gevariel akan disidang." Saut Farel yang mulai melajukan mobilnya.

Raksa menyugar rambutnya yang kusut. "Gak peduli, gue cuma mau tau kronologinya dari lo."

"Sans bro, gak ada yang gratis."

"Gue traktir."

Farel terkekeh. "Gimana bisa traktir kalo fasilitas lo aja di block." Ejek Farel yang mengundang kekesalan dari mantam musuhnya itu.

"Lo ngeremehin gue?"

"Yaelah enggak. Kalo lo mampu beliin gue ZX. Nanti gue ceritain kronologi Gibran nusuk Sagra."

"Bangsat."

Farel tertawa. "Masih murah itu, Rak. Lo sekali depo kalo balapan aja bisa 10 juta."

Raksa menyandarkan tubuhnya. "Gak usah banyak bacot, jelasin."

"Gak tau diri." Desis Farel.

Hening selama dua detik yang kemudian Farel isi dengan dehemannya.

"Jadi dulu saat gue mundur dipertarungan. Fazer posisinya udah di kepung. Secara logika Fazer gak akan menang meskipun berusaha ngelawan, gimanapun strategi Dargez udah berhasil nyekik kita." Tutur Farel.

"Saat itu gua kabur dan ngumpet di balik pohon deket ujung jalan, gue sama sekali gak pergi buat mastiin anggota gue yang lain selamat." Farel menarik napasnya. "Tapi gue bisa liat kalo belati yang lo bawa dan niat lo gunain ke gue saat itu jatuh. Perhatian lo teralih ke Arza yang kena gores sajam dari yang lain, sedangkan belati lo yang jatuh malah dipungut orang, dan itu adalah Gibran."

Raksa menelan saliva kasar karena merasa tenggorokannya kering.

"Gue jelas bisa ngeliat dia nusuk Sagra berkali-kali di belakang kerumunan anggota Dargez. Mungkin gak ada yang sadar, tapi gue yakin dia pelakunya."

"Bahkan saat gue, lo, Galuh, Kelvin, Dirga di introgasi, Om Haidar datang ke sana buat mastiin kalo gak ada yang nyaksiin Gibran jadi pelakunya." Farel medengus merasa lucu. "Dengan alibi jadi wali lo dia sebenarnya ngintai. Bahkan dia juga nyewa hacker buat ngehapus semua artikel yang isinya tentang tawuran saat itu. Demi Gibran."

"Terus kenapa lo gak jadi saksi?" Tanya Raksa.

Farel menarik sudut bibirnya. "Sama kaya lo. Lo nganggap dia keluarga kan? Bahkan sesalah apapun dia, lo tetep gak rela kalo dia dipenjara."

Raksa diam dam mengiyakan perkataan Farel.

"Satu hal yang belum lo tau-" Farel diam sejenak. "Kalo Gevariel itu anak kandung Om Haidar."

Raksa menoleh dengan tatapan terkejut.

"Iya, dia dan Sagra anak kandung Om Haidar." ulang Farel meyakinkan.

"Jadi motif Gibran bunuh Sagra karena dia tau masa lalu bokapnya?"

Melihat raut Raksa, Farel hanya mengendik. "Dia nyari tau silsilah keluarganya, dan berhenti setelah tau kalo ayahnya punya anak lain."

"Sebelum nikah sama Bibi Amber, Om Haidar udah nikah lebih dulu sama orang lain. Mungkin Gibran salah paham dan ngira kalo mereka anak dari selingkuhan Om Haidar. Mantan istrinya sekarang katanya udah jadi dokter. Gue cuma tau sampai sana."

ARUNIKA [END]Where stories live. Discover now