BAB 32| Dapur Alba

16.9K 1.9K 621
                                    

Gak ada spam next ok?

***

Sekarang Alda dan Reana berada di dapur megah rumah ini. Dapur rumah keluarga Alba memang bisa di katakan luas. Semua bahan dan peralatan memasak tersedia cukup lengkap. Alda yakin, siapapun yang tinggal di rumah ini tidak akan merasakan lapar tengah malam karena kehabisan camilan. Maid mereka di bayar mahal, tentu saja mereka selalu siap sedia kapan pun jika disuruh.

Riu menatap Alda, tangannya terulur mengelus rambut gadis itu. "Kamu yakin kan sayang?" Tanya Riu.

"Yakin, Ma. Alda bisa kok." Jawabnya.

"Demi Raksa." Bisik Riu lagi membuat keduanya tertawa kecil.

Reana yang merasa disisihkan hanya mendengus. Padahal seharusnya dia yang tertawa dengan Riu, dia yang lebih awal kenal dengan Riu dan paling dekat dengan Riu. Tapi kenapa Alda dengan mudahnya bisa mengambil hati semua orang yang berada di dekatnya? Bahkan Audrey sejak tadi terus asik bercanda dengan Alda.

"Re..."

Sautan Lily membuyarkan lamunannya. Rea tersenyum. "Kenapa, Nek?"

"Gimana les masak kamu? Lancar?" Tanya Lily seraya membantu Reana menyiapkan alat masak.

Riu menoleh. "Oh iya Re, kamu juga les masak kan? Gimana progresnya?"

"Lancar, Tan, kemarin Rea juga di ajak masak di dapur resto buat latihan." Balasnya.

"Bagus dong, masak juga harus punya pengalaman." Tambah Lily membuat Reana tersenyum senang, setidaknya dalam hal masak ia lebih unggul dibanding Alda.

Wanita itu kemudian menatap Alda. "Kamu, Al, gimana? Pernah les masak juga?"

Alda tersenyum dan menggeleng. "Saya lebih sering bantuin almarhum mama masak dulu, Nek. Jadi udah terbiasa, sekarang sering masak sendiri."

"Wah serius? Jago dong bikin masakan ala rumahan?"

Gadis itu lantas tertawa kecil. "Nanti Nenek cobain aja." Ujarnya membuat Lily mengangguk.

"Masakannya Alda enak, Nek."

Mereka menoleh ke asal suara.

Dengan balutan kaos putih polos serta rambut yang tidak sepenuhnya kering, Raksa bersandar pada pintu lemari pendingin, cowok itu mengambil satu buah apel dan memakannya dengan santai seraya menatap Alda. "Jago bikin rendang juga." Ujar Raksa lagi.

Lily menatap gadis itu. "Wah, lebaran kayaknya Nenek harus ke sini kalo mau nyoba rendang kamu, Al."

Mereka sontak terkekeh.

"Boleh, Nek." Jawab Alda senang.

Raksa menarik senyumnya menatap Alda yang terlihat santai dan nyaman di lingkungan orang-orang ini. Padahal dirinya saja terkadang muak jika harus berada di rumah ini. Beruntung Darel memberikan mansion padanya sebagai hadiah ulang tahunnya dulu. Raksa tidak perlu repot pulang ke rumah dan menghadapi amukan Stevan seperti tahun lalu.

"Kamu bantu Alda, Sa. Mama kayanya harus ngobrol dulu sama papa kamu, sebentar ya." Raksa mengangguk membiarkan Riu pergi dari area dapur.

"Nenek gak ngobrol sama Kakek? Biar mereka yang masak." Kata Raksa.

Reana melirik cowok itu. "Nenek kan niatnya mau bantu, kok kamu ngusir?" Gerutunya.

"Ya biar adil. One bye one." Jawab Raksa membuat Alda menatapnya.

Lily yang melihat perdebatan kecil mereka hanya menggeleng. "Kalian tuh ya, dari dulu kerjaanya berantem mulu, adu mulut terus. Kapan mau akurnya?" Tanya Lily heran.

ARUNIKA [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora