BAB 25| Masalah Tersembunyi

13.7K 1.1K 43
                                    

Part ini di publish ulang karena terjadi eror. Mohon maaf🙏🏻

***

"Bi! Ayah pulangnya kapan Bi?" Tanya Alda seraya menuruni tangga.

Gadis itu menyimpan tas sekolahnya seraya duduk di meja makan menunggu ART di rumahnya menyiapkan sarapan.

"Kayanya minggu depan, Non. Sabar ya, tuan kan kerjaannya banyak." Ujar Bi Ani.

Alda menggangguk lesu. Ponselnya berdering saat itu juga dengan nama kontak ayahnya, tanpa membuang waktu Alda segera mengangkat teleponnya.

"Ayaaah!" Ucapnya senang.

Tawa khas dari Kapten Gara terdengar dari seberang telepon.

"Ayah pulangnya kapan? Raya kangen tau, Raya banyak banget hal yang mau di ceritain ke Ayah." Ujarnya seraya memilin ujung tisu di kotaknya.

"Iya sebentar lagi sayang. Mau di beliin apa kalo ayah pulang?"

Senyumnya mengembang. "Raya mau Pie susu Bali. Pokoknya Ayah nanti harus bawa yang banyak, beli rasa yang beda-beda ya?"

"Iya, sekalian ayah beli buat Raksa sama temen-temen kamu." Ujar Kapten Gara.

Mendengar nama Raksa di sebut membuat kebisuan langsung menyerang gadis itu. Alda diam membuat Kapten Gara bicara lagi.

"Ada masalah, Ray?"

"Oh, enggak Ayah. Ayah jangan lama-lama di Denpasar. Awas aja kalo kepicut bule di sana, Raya coret dari KK." Ancamnya dengan mata memincing membuat Bi Ani terkekeh.

Tawa Kapten Gara kembali menguar. Alda pun ikut tertawa karena candaannya.

"Oh Ray, kamu bisa tolong ayah buat kirim berkas-berkas di meja ayah gak?"

Alda segera bangkit dan berjalan ke ruang kerja ayahnya. "Yang mana?"

"Map coklat, coba foto terus kirim ke ayah. Isinya laporan keuangan hotel ayah di sini."

Mengikuti arahan, gadis itu menatap tumpukan map coklat yang ada di sana. Ia meletakan ponselnya dan membuka map itu satu persatu seraya membaca judul kertas di dalamnya.

'Laporan Keuangan 2023.'

"Ada, Yah. Raya matiin dulu teleponnya ya, nanti Raya kirim."

"Makasih, anak Ayah."

Alda tersenyum. "Sama-sama Kapten!"

Setelah foto berkas itu terkirim, ia kembali merapikan tumpukan mapnya. Alda mengambil map terakhir yang tergeletak di tengah meja.

'Zeral Group'

Kening gadis itu mengernyit, ia menghentikan pergerakannya saat nama perusahaan keluarga Alba tertera. Karena rasa penasarannya yang semakin membesar Alda pun nekat mengeluarkan kertas itu dari map dan membuka lipatannya dengan segera.

Grafik saham Zeral Group menurun?

Matanya beredar mencari data yang mungkin lebih konkret dari data grafik saham di tangannya. Alda segera menyalakan komputer ayahnya untuk mencari informasi lebih, tapi sial, komputernya terkunci.

"Ada yang mereka sembunyiin lagi dari gua."

***

Bugh!

Perseteruan dua orang yang merupakan murid kelas 12 IPA 3 itu masih belum berhenti sejak satu menit yang lalu. Ruangan kelas kosong yang berada di ujung lorong gedung lantai 1 membuat perkelahian mereka tidak terlihat publik. Keduanya masih tidak berhenti meskipun darah bercucuran dari hidung serta sudut bibir mereka.

ARUNIKA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora