Gerbang SMA Padja Utama kini riuh di penuhi suara deruman motor besar yang mulai memasuki sekolah satu-persatu.
Kedatangan anggota inti Dargez tentu mengundang semua mata siswa-siswi yang berjalan di gerbang. Spontan mereka menatap Raksa yang mengendarai Yamaha R1M-nya, berada di depan memimpin. Di susul Galuh, Arza dan Raffa yang memakai motor mereka masing-masing, kemudian di belakangnya ada Kenzo yang datang membonceng Banu, serta Divel dengan motor merahnya. Terakhir, sebuah mobil putih Honda Civic Type R menggiring kedatangan mereka dari belakang membuat semua mata yang tadinya terfokus pada Raksa beralih menatap mobil mahal itu.
Parkiran kini mulai padat. Raksa membuka helm full face nya membiarkan rambutnya acak-acakan. Lalu cowok itu turun sambil menatap ke arah pengemudi mobil putih yang baru saja berhenti.
Dengan balutan jaket hitam yang baru saja ia dapat setelah berhasil memangkan pertarungan semalam, Alda turun dari mobilnya. Gadis itu melangkah mendekati tempat anggota inti, berdiri dengan tangan terlipat mengabaikan tatapan orang-orang yang menatapnya dengan penasaran.
"Sejak kapan lo bisa bawa mobil?" Tanya Raksa. Cowok itu membenarkan letak tali tas pada sebelah bahunya.
"Dari dulu." Singkat Alda.
"Bu Negara emang beuuuh mantap! Besok-besok ajak gua aja ya, Al, biar hemat bensin kalo berangkat sekolah." Celetuk Kenzo. Dasar, memuji jika ada maunya.
"Terus gua berangkat sama siapa bego?" Protes Banu.
"Ngesot." Balas Kenzo. "Biar sekalian aspal lo bersihin ampe kinclong noh."
"Bangsat lo pikir gua pellan."
Alda menarik senyum tipis. "Lo yang nyetir ya, Jo." Ucapnya.
Mungkin ini alasan kenapa Alda bisa di terima dengan mudah oleh anggota Dargez. Kepribadiannya supel dan bisa di ajak bercanda, jelas mereka tidak merasa segan untuk berbicara mengenai apapun dengan gadis itu. Alda bisa menerimanya dengan tawa atau bahkan bercanda kembali.
"Boleh lah, di jadiin supir pribadi juga boleh, kalo kurang jadi suami juga gak papa." Balas Kenzo yang mendapat toyoran dari Galuh.
"Gak usah di denger Al, sama gua aja sini."
Gadis itu hanya terkekeh mendengar candaan mereka. Sudah biasa jadi ia tidak harus membawa perasaanya. Sedangkan Raksa mendengus memilih melangkah lebih dulu mengabaikan candaan mereka.
Gerombolan ke enam anggota inti Dargez akhirnya berjalan menyusuri koridor, yang berbeda hari ini karena Alda yang berada di antara mereka. Atensi beberapa siswa menatap Alda dengan pandangan terkejut. Mendapatkan sorotan publik bagi anggota Dargez sangatlah mudah, nama Dargez selalu menjadi topik utama dengan Raksa yang menjadi judul ceritanya, dan hari ini sebuah berita besar akan melambung ke permukaan, mungkin sebentar lagi grup fanbase Dargez akan ramai dengan gosip terbarunya.
Mantan ratu Dargez jadi anggota Dargez?
"Hari ini gak ada ulangan kan?" Tanya Arza.
"Gak ada, di kelas gua free." Balas Divel.
"Lah di gua ulangan anjer! Semalem pulang dari markas langsung tepar gua kagak ngapalin." Kata Banu yang setengah panik.
Galuh terkekeh. "Santai aja Nu. Ngapalin atau engga nilai tetep aja doremi."
"Sesat emang, aliran kaya gini nih yang harus di basmi. Mencemarkan akhlak negatif, untung ketuanya masih waras gak kaya wakilnya." Ujar Kenzo.
Lantas Galuh menoleh menatapnya penuh peringatan. "Gua kick lo dari Darz, Jo."
"Sensi amat kaya cewek pms."
"Bay the way, Rachel gak sekolah?" Saut gadis itu membuat Raffa melirik sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA [END]
Teen FictionSeason 2 dari KANAGARA [Telah terbit di Penerbit Galaxy Media] Tragedi tawuran antar pelajar SMA yang dilakukan oleh 3 geng motor di masa lalu menyeret Alda untuk masuk ke dalam dunia gelap yang seharusnya tidak ia pijaki sedikitpun. Aldaraya Arunik...